Presiden Jokowi Berpidato dalam Acara Kompas 100 CEO Forum 2021 di Istana Negara
Saat ini, dunia berada pada posisi ketidakpastian tinggi dengan kompleksitas masalah dan timbulnya masalah-masalah baru yang harus dihadapi. Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya pengendalian Covid-19 sebagai kunci utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022. Kepala Negara mengatakan bahwa percepatan vaksinasi merupakan kunci dari pengendalian Covid-19. Selain itu, Presiden menilai, penetapan level asesmen pun meningkatkan antusiasme pemerintah daerah dalam penanganan Covid-19.
Presiden Joko Widodo juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendorong program hilirisasi industri dengan mengurangi ekspor bahan mentah atau raw material. Menurut Presiden, kebijakan tersebut diambil guna meningkatkan nilai tambah di sektor industri. Selain hilirisasi dan industrialisasi, Presiden juga menegaskan pentingnya pengintegrasian bahan mentah. Apabila nanti terintegrasi, Presiden meyakini Indonesia akan mampu membuat barang jadi dengan bahan mentah milik sendiri.
Presiden juga menyampaikan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam ekonomi hijau (green economy). Untuk itu, pemerintah perlu mulai menata ekonomi hijau tersebut karena di masa depan negara-negara di dunia mulai meninggalkan barang-barang yang berasal dari energi fosil. Selain ekonomi hijau, Presiden Jokowi juga meminta agar ekosistem ekonomi digital disiapkan karena Indonesia juga memiliki potensi besar dalam ekonomi digital. Selain memiliki pasar yang besar, Indonesia hingga saat ini juga memiliki perusahaan rintisan atau start up sebanyak 2.229 perusahaan. Potensi ekonomi digital Indonesia hingga tahun 2025 diperkirakan mencapai lebih kurang USD124 miliar.
Demikian disampaikan Presiden saat berpidato dalam acara Kompas 100 CEO Forum 2021 di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis, 18 November 2021.
Hadir dalam kegiatan tersebut yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Investasi/Kepala BPKM Bahlil Lahadalia, dan CEO Kompas Gramedia Group Lilik Oetama.