Ibu Iriana dan OASE-KIM Saksikan Konser Suara 1.000 Sasando yang Pecahkan Rekor MURI

Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, mengatakan bahwa konser tersebut hadir atas prakarsa istri Gubernur NTT, Julie Laiskodat, yang mengumpulkan 1.000 pemain sasando untuk bermain bersama.

Dipublikasikan pada Rabu, 28 September 2022 21:49 WIB

Ibu Iriana Joko Widodo bersama para anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) menyaksikan Konser Suara 1.000 Sasando yang bertajuk “Magical Sound of Sasando for The World”. Konser tersebut digelar di Waterfront Marina Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu malam, 28 September 2022.

Setibanya di lokasi acara sekitar pukul 18.25 WITA, Ibu Iriana dan para anggota OASE-KIM langsung menuju tempat duduk. Acara kemudian dibuka dengan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” yang dilanjutkan dengan persembahan tari daerah serta persembahan lagu-lagu.

Hal yang istimewa, konser tersebut juga mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pagelaran sasando oleh pemain terbanyak. Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, mengatakan bahwa konser tersebut hadir atas prakarsa istri Gubernur NTT, Julie Laiskodat, yang mengumpulkan 1.000 pemain sasando untuk bermain bersama.

“Hari ini ada sesuatu yang luar biasa, ketika atas prakarsa Ibu Gubernur, Ibu Laiskodat, mengumpulkan pemain sasando untuk bermain bersamaan, berbarengan, ada 1.000 orang sekaligus. Oleh karenanya, kami catat sebagai pagelaran sasando oleh pemain terbanyak sebagai rekor dunia karena di belahan dunia manapun tidak ada, belum ada bermain sasando dengan 1.000 orang,” ujar Yusuf.

“Ini mudah-mudahan menginspirasi bagi para seniman NTT, seniman nusantara, juga para perajin sasando, dan kita untuk menghormati ini adalah budaya lokal Pulau Rote Ndao yang harus kita lestarikan,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Musik Konser, Izhu Nisnoni, mengatakan bahwa konser tersebut mengangkat cerita tentang legenda Sangguana, yang diyakini sebagai pencipta sasando. Dalam kisahnya, pemuda Sangguana yang terdampar di Pulau Rote jatuh cinta kepada seorang putri Rote. Putri tersebut kemudian memberikan syarat kepada Sangguana untuk membuat alat musik yang tidak pernah ada di dunia, dan jadilah sasando.

“Jadi pas ending terakhir itu nanti ada sosok Sangguana yang diarak sebagai pemenang, tanda kemenangan, diarak dengan tandu membawakan sasando untuk tuan putri. Tuan putri itu yang sebagai penyanyi juga, penyanyi Rote yang melagukan ‘Sari Sandoria’ yaitu tentang sasando,” ujar Izhu.

Izhu berharap, konser ini dapat menginspirasi generasi muda dan melahirkan banyak pemain sasando. Ia juga berharap konser ini dapat membuat sasando makin dikenal di dunia internasional sehingga tidak akan diklaim oleh negara lain.

“Pemerintah harus lebih peka terhadap budaya yang kita punya biar tidak terjadi pengklaiman di seluruh budaya di provinsi di Indonesia ini,” tandasnya.

Di penghujung acara, Ibu Iriana beserta para anggota OASE turut menari bersama tarian “Kiri Kanan dan Ja’i”. Acara pun diakhiri dengan festival kembang api.

(BPMI Setpres)