Indonesia-Australia: Tetangga yang Bersahabat
Meskipun memiliki budaya yang berbeda, keduanya tetap memiliki kesamaan akan nilai-nilai kemajemukan, keberagaman, etnis, toleransi, demokrasi, penghormatan hak asasi manusia, serta perlindungan terhadap lingkungan hidup.
Indonesia dan Australia ditakdirkan sebagai tetangga dekat dan kita tidak bisa memilih tetangga. Meski demikian, keduanya memilih untuk bersahabat.
“Namun, kita memilih untuk bersahabat. Australia adalah sahabat paling dekat Indonesia,” kata Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato di Parlemen Australia pada Senin, 10 Februari 2020.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengingat kurun 61 tahun yang lalu, tepatnya pada 1959, saat Perdana Menteri Australia Robert Menzies berkunjung ke Universitas Gadjah Mada dan berkata, “We have ten times as much in common than we have in difference.”
Meskipun Indonesia dan Australia memiliki budaya yang berbeda, namun tetap memiliki kesamaan akan nilai-nilai kemajemukan, keberagaman, etnis, toleransi, demokrasi, penghormatan hak asasi manusia, serta perlindungan terhadap lingkungan hidup.
“Tidak hanya itu, kaum muda Australia dan Indonesia juga memiliki kesamaan di mana Indonesia saat ini memasuki bonus demografi. Jumlah anak muda usia 16-30 tahun sebanyak 63 juta atau 24 persen dari total populasi,” ucap Presiden.
Bahkan, banyak generasi muda dari kedua negara yang berwawasan global dan ingin berkolaborasi untuk berinovasi.
“Indonesia sekarang memiliki 1 decacorn dan 4 unicorn yang dimotori oleh anak-anak muda,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden juga menyampaikan bahwa terdapat kesamaan di antara generasi muda kedua negara di mana sama-sama terbentuk oleh nilai yang sama.
“Sama-sama hidup di alam yang demokratis, familiar dengan Netflix, Instagram, Facebook, dan saling aktif bertukar pikiran lintas negara. Hal ini yang menjadi fondasi nilai yang kuat dalam menjalin persahabatan masa kini dan masa depan,” tandasnya.