Indonesia dan Kepulauan Cook Gelar Pertemuan Bilateral Perdana Sejak 2019
Sebagai satu keluarga Pasifik, Indonesia dan Kepulauan Cook harus bersatu dan bersama-sama menghadapi tantangan isu kelautan dan perubahan iklim yang akan dihadapi di masa mendatang.
Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kepulauan Cook Mark Brown pada Sabtu, 30 Mei 2023, di Hotel Rihga Royal, Hiroshima, Jepang. Pertemuan tersebut merupakan yang pertama kali digelar sejak hubungan bilateral Indonesia dan Kepulauan Cook dibuka pada tahun 2019.
“Ini pertemuan pertama kita sejak hubungan bilateral dibuka tahun 2019. Selamat juga atas keketuaan Yang Mulia di Pacific Islands Forum (PIF),” ujar Presiden dalam pengantarnya.
Presiden mengatakan bahwa Indonesia juga merupakan negara Pasifik. Oleh karena itu, sebagai satu keluarga Pasifik, Indonesia dan Kepulauan Cook harus bersatu dan bersama-sama menghadapi tantangan isu kelautan dan perubahan iklim yang akan dihadapi di masa mendatang.
“Indonesia ingin terlibat lebih dalam mendukung pembangunan di negara-negara Pasifik. Kami juga tengah mengembangkan peta jalan kerja sama pembangunan di Pasifik sebagai tindak lanjut Indonesia-Pacific Forum for Development,” ucap Presiden.
Selain itu, Indonesia dan Kepulauan Cook juga memiliki peluang meningkatkan kerja sama di bidang lainnya. Mulai dari pertanian, perikanan, pariwisata, pendidikan, hingga penanggulangan bencana alam.
“Saya harap kita dapat wujudkan kerja sama yang menjadikan Pasifik kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera dengan spirit kolaborasi dan saling menghormati kedaulatan dan integritas wilayah masing-masing,” tutur Presiden.
“Saya yakin Yang Mulia memiliki pandangan sama dan menyuarakan hal tersebut di Pacific Islands Forum,” tandasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan kali ini adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Direktur Asia Timur Kementerian Luar Negeri RI Santo Darmosumarto.