Ramah Tamah Presiden RI

Pesan Presiden kepada Paskibraka dan Gita Bahana Nusantara

Presiden Joko Widodo berpesan agar para putra-putri terbaik bangsa tersebut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dipublikasikan pada Sabtu, 17 Agustus 2019 21:23 WIB

Rangkaian Peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia telah berakhir yang ditandai dengan Upacara Penurunan Bendera Negara Sang Merah Putih, di halaman Istana Merdeka, Sabtu sore, 17 Agustus 2019. Seusai upacara, para Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) serta paduan suara dan orkestra Gita Bahana Nusantara bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo dalam sebuah acara ramah tamah yang digelar di Istana Negara.

Dalam sambutannya di hadapan 211 anggota Gita Bahana Nusantara (GBN) dan 68 Paskibraka tahun 2019, Presiden Joko Widodo berpesan agar para putra-putri terbaik bangsa tersebut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terutama mengingat Indonesia secara kodrat dianugerahi Tuhan dengan beragam perbedaan, mulai dari agama, adat, budaya, suku, hingga bahasa daerah.

“Kita ini dianugerahi oleh Tuhan dan sudah menjadi hukum Allah, kita hidup dalam perbedaan. Berbeda suku, berbeda agama, berbeda etnis, berbeda bahasa daerah, berbeda budaya, berbeda adat, berbeda tradisi. Inilah yang namanya Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jangan sampai karena perbedaan agama, suku, bahasa daerah, tradisi, menyebabkan kita menjadi kelihatan tidak satu, tidak bersatu. Saya titip, saudara-saudara adalah masa depannya Indonesia,” kata Presiden.

Para Paskibraka dan GBN sendiri merupakan putra-putri bangsa yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia. Untuk itu, Kepala Negara ingin agar mereka lebih mengenal satu dengan yang lainnya sebagai saudara sebangsa dan setanah air.

“Saya minta yang Aceh mengenal bagaimana yang ada di Papua, yang di Papua mengenal bagaimana yang ada di Kalimantan, yang di Sulawesi mengenal bagaimana yang ada di Jawa, yang di Jawa mengenal yang ada di Bali, NTT, NTB, di Maluku. Kita harus saling mengenal. Sekali lagi, ini sudah menjadi hukumnya Tuhan, hukumnya Allah, bahwa kita memang berbeda-beda. Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ke depan tergantung pada saudara-saudara semuanya. Kalau saling mengenal, saling tahu, bisa saling menghormati dan menghargai, ya inilah Indonesia,” paparnya.

Presiden menegaskan bahwa hal tersebut harus disadari oleh seluruh elemen masyarakat. Apalagi, lanjut Presiden, negara Indonesia dijadikan contoh oleh negara-negara lain karena sikap toleransinya, ramah dan santunnya, hingga sikap agamisnya.

“Kita ini dijadikan contoh. Kalau di dalam sendiri kita masih seperti itu, saling membenci, ada? Enggak ada? Lihat di medsos. Ujaran kebencian ada? Kita harus ngomong apa adanya, ada. Hal seperti itulah yang harus diluruskan,” imbuhnya.

Untuk itu, Presiden menitipkan pesan kepada para Paskibraka dan anggota GBN agar mereka bisa menyampaikan pesan persatuan kepada teman-teman dan saudaranya di daerah masing-masing. Karena menurut Presiden, keutuhan NKRI adalah segalanya.

“Sekali lagi, masa depan, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah segalanya. Jangan sampai negara kita yang beragam ini seperti negara lain yang konflik, kemudian perang yang puluhan tahun tidak selesai gara-gara merasa mereka tidak saling saudara. Kita semuanya adalah saudara sebangsa dan setanah air. Sadarlah itu, sampaikan kepada teman-temanmu, sampaikan kepada tetangga-tetanggamu bahwa kita saudara sebangsa dan setanah air,” tandasnya.

(BPMI Setpres)