Presiden Jokowi: ASEAN Plus Three (APT) Jangkar Stabilitas Keamanan dan Kesejahteraan di Kawasan

Setelah lebih dari dua dekade, ASEAN Plus Three (APT) telah tumbuh menjadi sebuah mekanisme solid di kawasan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Dipublikasikan pada Senin, 4 November 2019 11:27 WIB

Setelah lebih dari dua dekade, ASEAN Plus Three (APT) telah tumbuh menjadi sebuah mekanisme solid di kawasan dalam menghadapi berbagai tantangan. Dari mekanisme penguatan cadangan devisa hingga ketahanan pangan dan dari mekanisme respons tanggap darurat bencana hingga deteksi awal krisis ekonomi.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam KTT ke-22 APT yang berlangsung di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand, pada Senin, 4 November 2019.

“Singkat kata, APT adalah jangkar stabilitas, keamanan, dan kesejahteraan di kawasan,” ucap Presiden.
 
Bahkan ke depan, kata Presiden Jokowi, tantangan yang dihadapi kawasan akan semakin besar, rivalitas geopolitik dan geoekonomi semakin meruncing.
 
Lebih lanjut Presiden Jokowi mengingatkan bahwa tantangan keamanan tradisional dan non-tradisional semakin meningkat.

“Ancaman resesi ekonomi menghantui negara di kawasan. Situasi tersebut diperparah dengan meningkatnya proteksionisme dan ketidakpastian penyelesaian perang dagang,” ucap Presiden Jokowi.
 
Untuk menyikapi dinamika tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan dua hal yaitu pentingnya memperkuat saling percaya (strategic trust) dan pentingnya solidaritas dalam menghadapi bencana.
 
Untuk memperkuat saling percaya (strategic trust), Presiden Jokowi berharap agar soliditas negara APT diperkuat.
 
Strategic Trust harus dikokohkan, rasa saling percaya harus terus dipupuk, habit of dialogue harus terus dikedepankan,” tutur Presiden.
 
Presiden Jokowi juga mengingatkan jika strategic trust melemah maka kekuatan kawasan akan goyah.
 
“Jika soliditas APT rapuh maka stabilitas keamanan, perdamaian dan kemakmuran kawasan menjadi taruhan,” kata Presiden Jokowi.
 
Sementara itu, solidaritas dalam menghadapi bencana juga sangat penting karena kawasan Asia Timur menghadapi tantangan yang sama, yaitu rentan terhadap bencana alam.
 
Bahkan kerugian akibat bencana di kawasan kita pada tahun 2016 (misalnya) tercatat sebesar USD 91 miliar.
 
“Dalam hal ini, saya tegaskan kembali pentingnya bersinergi memperkuat ketahanan finansial menghadapi bencana, termasuk dengan mengembangkan pembiayaan dan asuransi untuk risiko bencana,” tutur Presiden Jokowi.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi menyambut baik inisiatif pembiayaan risiko bencana dan upaya pemulihan cepat pascabencana melalui Fasilitas Asuransi Risiko Bencana Asia Tenggara (SEADRIF)
 
“Saya mengajak semua negara APT untuk berkontribusi dalam mengembangkan dan memperkuat mekanisme ini,” kata Presiden Jokowi.

Selain dihadiri pemimpin negara-negara ASEAN, KTT APT ini dihadiri oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, dan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang.

(BPMI Setpres)