Sejumlah Figur Baru Penuhi Panggilan Presiden Jokowi Datang ke Istana
Figur-figur baru yang datang ke Istana hari ini antara lain, Syahrul Yasin Limpo, Juliari Batubara, dan Suharso Monoarfa.
Presiden Joko Widodo kembali memanggil sejumlah figur yang akan membantu kerja di pemerintahannya kelak. Selain wajah-wajah lama yang sebelumnya menjabat sebagai menteri, Presiden Jokowi juga memanggil wajah-wajah baru pada Selasa, 22 Oktober 2019.
Figur-figur baru yang datang ke Istana hari ini yaitu Syahrul Yasin Limpo, Juliari Batubara, Suharso Monoarfa, Fachrul Razi, Ida Fauziah, Bahlil Lahadalia, Zainuddin Amali, Abdul Halim Iskandar, Johnny G. Plate, Agus Suparmanto, Teten Masduki, dan Terawan Agus Putranto.
Syahrul Yasin Limpo, mantan Gubernur Sulawesi Selatan selama dua periode, mengatakan bahwa dirinya merasa bersyukur atas kepercayaan yang diberikan Presiden kepadanya. Berbekal pengalamannya sebagai kepala daerah selama 25 tahun, ia pun bertekad untuk berkontribusi demi kepentingan negara, bangsa, dan rakyat.
“Kami mau melihat negeri ini besok di tangan Bapak Presiden harus bisa lebih baik, lebih maju, lebih modern, dan bahkan lebih mandiri dari apa yang telah dirintis sebelumnya. Penegasan-penegasan itulah kemudian bersambut dengan tadi Bapak Presiden memberi amanah untuk kami menjadi bagian-bagian untuk berkontribusi semua upaya agar harapan dan kebutuhan rakyat Indonesia yang banyak itu bisa dilakukan lebih maksimal,” kata Syahrul.
Sementara itu, Jualiari Batubara mengatakan Presiden Jokowi menyampaikan beberapa poin penting dalam pertemuan bersama dirinya. Secara khusus, kata Juliari, diskusi menyangkut beberapa program pengentasan kemiskinan melalui program-program unggulan yang saat ini sudah berjalan.
“Secara garis besar itu, dan juga respon-respon yang lebih cepat, lebih komprehensif, dan lebih antisipatif terhadap kemungkinan-kemungkinan bencana alam. Kurang lebih seperti itu garis besarnya,” jelas politikus PDI Perjuangan itu.
Figur baru lainnya yang datang adalah Suharso Monoarfa. Pria yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu mengaku berdiskusi banyak dengan Presiden Jokowi berkenaan dengan cara agar Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.
“Presiden meminta saya untuk menyiapkan sebuah road map bahkan dalam waktu dekat untuk mempresentasikannya dalam sidang kabinet perdana, dan untuk menjelaskan kepada kabinet mengenai hal itu. Selebihnya, membicarakan tentang ekonomi secara umum, keadaan ekonomi global, dan tentang ketenagakerjaan, tentang industri, dan tentang riset dan teknologi, inovasi, dan banyak hal. Dalam hal bagaimana menyusun perencanaan itu,” jelasnya.
Bahlil Lahadalia adalah sosok berikutnya yang juga datang menghadap Kepala Negara. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) tersebut menyebut dirinya diajak berdiskusi seputar persoalan ekonomi secara makro.
“Kami juga berdiskusi tentang persoalan ekonomi, bagaimana terjadinya pertumbuhan kawasan ekonomi baru, kemudian bagaimana terjadinya pemerataan pembangunan ekonomi dari Aceh sampai Papua, dan bagaimana kemudian kita meningkatkan dari UMKM ke kelas menengah dan menjadi konglomerat. Semua itu bisa terjadi kalau ada satu proses peningkatan investasi dan konsumsi,” ungkap pria kelahiran Banda, Maluku Utara, tersebut.
Adapun Johnny Gerald Plate mengaku berdiskusi dengan Presiden Jokowi tentang pengembangan bisnis usaha rintisan, termasuk unicorn dan decacorn. Ia juga berdiskusi mengenai regulasi terkait perlindungan data-data pribadi dan data-data nasional.
“Kira-kira hal-hal yang terkait dengan digitalisasi data. Bapak Presiden tidak menyebut secara spesifik penugasan di portofolio yang mana, karena itu akan disampaikan besok. Tetapi didiskusikan adalah yang terkait dengan kebutuhan Indonesia saat ini,” papar pria yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Nasdem tersebut.