Semangat Para Ibu Nasabah Mekaar Angkat Ekonomi Keluarga

Mita, salah satu nasabah PNM Mekaar, berkesempatan untuk naik panggung dan berdialog dengan Kepala Negara. Ibu yang berasal dari Borobudur, Kabupaten Magelang tersebut memiliki usaha jamu yang telah dipasarkan hingga ke mancanegara.

Dipublikasikan pada Senin, 29 Januari 2024 13:05 WIB

Semangat para ibu nasabah Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam mengangkat ekonomi keluarga terlihat saat mereka bertemu Presiden Joko Widodo. Dalam kegiatan silaturahmi yang berlangsung di Stadion Gemilang, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, pada Senin, 29 Januari 2024, para ibu bercerita mengenai perjuangan mereka dalam mengembangkan usahanya.

Mita, salah satu nasabah PNM Mekaar, berkesempatan untuk naik panggung dan berdialog dengan Kepala Negara. Ibu yang berasal dari Borobudur, Kabupaten Magelang tersebut memiliki usaha jamu yang telah dipasarkan hingga ke mancanegara.

Bermodalkan pinjaman dari PNM Mekaar, Mita awalnya bermaksud meneruskan usaha percetakan keluarganya. Pinjaman sebesar Rp2 juta pada tahun 2017 tersebut dibelikan alat cetak atau printer. Sayangnya, beberapa waktu berselang wabah Covid-19 melanda Indonesia sehingga usaha percetakannya pun menjadi kolaps hingga ia tidak mendapatkan pemasukan sama sekali.

“Saya sama Mbak saya itu (berpikir) gimana caranya mengembalikan ekonomi keluarga. Tadinya malah itu (pinjaman) buat roti goreng. Terus itu berjalan, sepi. Habis itu kita buat racikan jamu, ya laku. Sampai sekarang malah yang itu. Tapi saya juga masih jualan lotek dan percetakan juga jalan lagi. Jadi saya siang itu jualan lotek, malam desain,” ungkapnya di hadapan Presiden Jokowi.

“Memang saat Covid, enggak yang gede, yang menengah, yang kecil semuanya collapse, tetapi di situlah kita diuji, kita bisa bertahan atau tidak. Pasti ada ujiannya. Kalau bisa bertahan artinya ke depan insyaallah akan lebih mudah,” timpal Presiden Jokowi.

Kini, Mita mengaku produknya sudah dinikmati konsumen mancanegara, antara lain di Malaysia dan Jepang. Produknya berupa jamu rempah racikan untuk meningkatkan kesehatan tersebut awalnya dipesan oleh wisatawan.

“Produknya kalau yang sudah sampai luar negeri itu jamu. Jamu racikan kita sudah jual di luar negeri sering ada UMKM seperti itu dan sudah jual di Shopee juga, di marketplace,” ungkap Mita.

Sri Kartini, nasabah PNM Mekaar lainnya juga sempat berdialog dengan Presiden Jokowi saat Presiden meninjau stan produknya. Seperti halnya Mita, ia pun kini bisa mengekspor produk batik miliknya hingga ke luar negeri, salah satunya Jepang.

“Kita penjualannya lewat online, bahkan bukan hanya di dalam kota, lokal, tapi juga sampai ke luar, ke Jepang. Dalam negeri sudah Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, sampai Irian (Papua),” ucapnya saat ditemui secara terpisah.

Sri pun bercerita bahwa awalnya ia meminjam modal sebesar Rp1 juta dari PNM Mekaar. Seiring usahanya yang terus berkembang, pinjaman dari Mekaar pun turut membesar hingga kini mencapai Rp6 juta.

Bahkan, Sri juga kini mampu membuka lapangan pekerjaan untuk ibu-ibu di lingkungan sekitar rumahnya. Ia mampu mempekerjakan 6 pegawai tetap dan hingga 30 pegawai tambahan ketika menerima banyak pesanan.

“Kebetulan kita batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi dan limbahnya pun kita bisa manfaatkan, kita buat seperti ini (dompet batik) dengan pemberdayaan masyarakat sekitar. Alhamdulillah dengan adanya permodalan ini kita juga dapat menambah lapangan pekerjaan untuk ibu-ibu sekitar,” ungkapnya.

Sebagai nasabah yang telah merasakan langsung manfaat program Mekaar, Sri pun berharap agar program tersebut bisa terus berlanjut ke depannya.

“Sangat luar biasa, semoga Mekaar ini selalu di hati masyarakat karena bermanfaat sekali bagi masyarakat terutama UKM yang benar-benar membutuhkan modal,” tandasnya.

(BPMI Setpres)