Tanda Kehormatan Samkarya Nugraha, Penghargaan Negara untuk Pengabdian KRI Nanggala-402

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, dalam keterangannya kepada awak media di Markas Komando Lintas Laut Militer, Jakarta, menjelaskan bahwa tanda kehormatan diberikan kepada satuan kapal selam khususnya KRI Nanggala-402 yang telah gugur.

Dipublikasikan pada Sabtu, 28 September 2024 14:05 WIB

Presiden Joko Widodo menganugerahkan Tanda Kehormatan Samkarya Nugraha untuk KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali pada 2021 lalu. Penyematan tanda kehormatan ke tunggul KRI Nanggala-402 tersebut dilakukan di atas KRI RJW – 992, pada Sabtu, 28 September 2024.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, dalam keterangannya kepada awak media di Markas Komando Lintas Laut Militer, Jakarta, menjelaskan bahwa tanda kehormatan diberikan kepada satuan kapal selam khususnya KRI Nanggala-402 yang telah gugur. Hal ini merupakan bentuk penghargaan dari negara atas pengabdian KRI Nanggala-402 dalam menjaga keamanan laut Indonesia.

“Penghargaan dari negara untuk perjuangan dan pengabdian dari KRI Nanggala yang dari mulai dibangun tahun 1981 sampai dengan 2021. Telah beroperasi menjaga kedaulatan dan keamanan perairan negara Indonesia,” jelasnya.

Kepada Presiden Jokowi, seluruh keluarga KRI Nanggala pun mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh pemerintah. KSAL juga menyampaikan bahwa seluruh keluarga berterima kasih atas kemudahan dan bantuan yang diberikan oleh Presiden Jokowi kepada keluarga.

“Jadi baik perumahan kemudian material, kemudian spiritual juga didukung juga pendidikan anak-anak dari prajurit KRI Nanggala yang gugur pada 2021,” tambah KSAL.

Usai acara penyematan tanda kehormatan, Kepala Negara melakukan silaturahmi dengan keluarga pasukan KRI Nanggala-402 yang berada di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur dengan melalui konferensi video. Presiden secara langsung menanyakan kondisi perumahan yang ditempati saat ini.

Ibu Irma Dewi, salah satu perwakilan keluarga dari pasukan yang gugur, menuturkan bahwa kondisi perumahan dalam keadaan terawat dengan sejumlah fasilitas yang terpenuhi. Fasilitas pendidikan misalnya, Ibu Irma mengatakan bahwa jarak dari perumahan ke sekolah tidak terlalu jauh.

“Alhamdulillah perumahan KRI Nanggala dekat dengan fasilitas pendidikan. Untuk SD 1,5 kilometer, SMP bersebelahan dengan SD, untuk SMA sekitar 2 kilometer dari perumahan,” katanya.

Hal serupa juga berlaku bagi fasilitas kesehatan seperti puskesmas yang dapat dijangkau dengan mudah oleh keluarga. “Untuk fasilitas kesehatan, dekat dengan BC dari Angkatan Laut, serta dari Puskesmas juga dekat,” tambahnya.

(BPMI Setpres)