Terima Delegasi SoftBank dan DFC, Presiden Bicarakan Peluang Investasi di Indonesia

Pemerintah terus membuat kebijakan untuk mendukung dan menciptakan iklim investasi yang ramah melalui undang-undang omnibus investasi sehingga Indonesia dapat mempersempit kesenjangan infrastruktur dan menjadi sangat kompetitif di era global.

Dipublikasikan pada Jumat, 10 Januari 2020 14:36 WIB

Presiden Joko Widodo menerima delegasi SoftBank pada Jumat, 10 Januari 2020. Delegasi SoftBank yang dipimpin oleh CEO Masayoshi Son diterima Presiden di Istana Merdeka, Jakarta.

Keduanya, dalam pertemuan tersebut, membicarakan soal potensi investasi dan sejumlah proyek pembangunan di ibu kota baru di Kalimantan Timur.

“Luas wilayah Jakarta sekitar 66.000 hektare sedangkan jika kita bandingkan dengan ibu kota baru luasnya (disiapkan) mencapai 256.000 hektare,” ujar Presiden kepada Masayoshi.

CEO SoftBank sendiri mengaku tertarik untuk berinvestasi dan bekerja sama dalam pembangunan di ibu kota baru. Secara khusus, Masayoshi mengatakan tertarik dengan konsep kota pintar dan kota hijau yang diusung dalam pembangunan ibu kota baru tersebut.

“Ibu kota baru memiliki peluang-peluang investasi yang saya kira bisa kita diskusikan ide potensialnya,” ucapnya.

Sebelumnya, dalam pertemuan serupa pada Juli 2019 lalu, SoftBank juga telah berkomitmen untuk mengucurkan investasi bagi pengembangan perusahaan rintisan di Indonesia serta untuk membangun ekosistem industri seperti kendaraan listrik.

Selepas menerima delegasi SoftBank, Presiden Joko Widodo juga menerima kunjungan delegasi US International Development Finance Corporation (DFC). Kepala Negara bersama dengan delegasi yang dipimpin oleh CEO Adam S. Boehler tersebut juga membicarakan peluang investasi di Indonesia.

Presiden menjelaskan bahwa dalam masa pemerintahannya yang kedua, Indonesia masih akan melanjutkan pembangunan infrastruktur di sejumlah wilayah. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah membuka peluang investasi dan kerja sama seluas-luasnya.

“Pemerintah terus membuat kebijakan untuk mendukung dan menciptakan iklim investasi yang ramah melalui undang-undang omnibus investasi sehingga Indonesia dapat mempersempit kesenjangan infrastruktur dan menjadi sangat kompetitif di era global,” kata Presiden dalam pertemuan itu.

Dalam keterangannya, CEO DFC menjelaskan bahwa lembaga pendanaan independen tersebut berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mendukung Indonesia dalam berbagai sektor seperti teknologi, infrastruktur, energi, dan kesehatan.

“Kami berkeinginan untuk mendukung Indonesia dalam berbagai sektor, memberikan teknologi berkualitas tinggi dan berkelanjutan di bidang energi, infrastruktur, dan kesehatan,” tuturnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, yang turut mendampingi Presiden dalam pertemuan itu mengungkapkan bahwa DFC akan bersegera membuka kantor perwakilannya di Indonesia untuk mempercepat proses kerja sama tersebut. Selain itu, terdapat sejumlah proyek yang akan segera didiskusikan.

“Sudah ada beberapa proyek yang akan segera dilihat dan didiskusikan detail seperti jalan tol di Jawa dan Sumatera, mungkin turis (pariwisata), investasi perikanan di Natuna, dan hydropower di Kalimantan Utara,” ucapnya.

(BPMI Setpres)