Apel Hari Santri Tahun 2023
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahi robbil alamin, washolatu wassalamu ‘ala asrofil ambiya’i wal mursalin, sayyidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammadin, wa ‘ala alihi wasohbihi ajma’in. Amma ba’du.
Yang saya hormati, para Pimpinan, Ketua Lembaga-lembaga Negara yang hadir. Hadir bersama kita Ketua DPR-RI, Ibu Dr. Puan Maharani;
Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Maju. Hadir bersama saya banyak sekali, Pak Menhan – Pak Prabowo Subianto, Bapak Menteri Sekretaris Negara – Pak Pratikno, Bapak Menteri BUMN – Bapak Erick Thohir, Bapak Menteri Perdagangan – Pak Zulkifli Hasan. Hadir juga Bapak Menteri Investasi dari Papua, Pak Bahlil Lahadalia;
Ada Panglima TNI, ada Kapolri;
Oh, ada Menteri PANRB – Pak Anas. Pak Menteri Agama, tadi di depan saya kaget, saya pikir Komandan KOPASSUS;
Yang saya hormati, para Kiai sepuh, Ibu Nyai, para Masyayikh, para Alim Ulama;
Yang saya hormati, Rais ‘Aam Nahdlatul Ulama, Katib ‘Aam PBNU, dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama – Bapak Kiai Yahya Cholil Staquf;
Yang saya hormati, yang saya cintai, para Santri, para Santri dan Santriwati;
Hadirin dan undangan yang berbahagia.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas karunianya kita bisa berkumpul, bersilaturahmi dalam peringatan Hari Santri Tahun 2023.
Baru saja saya kembali dari Arab Saudi kemarin subuh dini hari dan pagi hari ini saya hadir di Hari Santri Tahun 2023 untuk bertemu dengan para Ulama dan seluruh Santri dari seluruh tanah air utamanya dari Jawa Timur. Karena Santri adalah pilar kekuatan bangsa, Santri adalah pondasi kekokohan bangsa dan ini sudah terbukti sejak zaman perjuangan kemerdekaan.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia kita memiliki lebih dari 36 ribu Pondok Pesantren. Sebuah kekuatan besar, penentu masa depan bangsa, penentu lompatan kemajuan bangsa dan penentu keberhasilan cita-cita bangsa.
Saya ingat tahun 2015 saat itu saya berkunjung ke Jawa Timur kemudian masuk di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Malang dan ada usulan saat itu dari para Kiai dan para Santri untuk memutuskan adanya “Hari Santri”, tetapi saat itu saya belum Presiden. Kemudian, setelah terpilih menjadi Presiden, permohonan yang saya ingat betul dari sebuah pondok pesantren di Kabupaten Malang kita kaji dan kita tindaklanjuti, kemudian kita putuskan adanya Hari Santri lewat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Dan sejak itulah kita memiliki yang namanya Hari Santri, senang ndak? Siapa yang enggak senang tunjuk jari, saya beri sepeda. Yang tidak senang adanya Hari Santri silakan tunjuk jari, saya beri sepeda. Benar itu ada yang tunjuk jari, benar?
Sekali lagi, penentuan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri ini merujuk pada seruan jihad yang tadi sudah disampaikan oleh resolusi jihadnya oleh Bapak Ketua PBNU. Merujuk usulan jihad dari Romo K.H. Hasyim Asy’ari selaku Rais Akbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama saat itu. Beliau menyampaikan bahwa melawan penjajah itu wajib, melawan penjajah itu adalah fardhu ‘ain, dan tewas meninggal berperang melawan musuh itu hukumnya mati syahid. Ini sebuah fakta yang luar biasa sehingga kita semua saat itu termasuk para Santri berjuang untuk kepentingan bangsa, berjuang untuk kepentingan negara, dan berjuang untuk kepentingan umat.
Dan, semangat Hari Santri ini harus terus kita pegang teguh sesuai dengan konteks saat ini, konteks kondisi saat ini dimana juga ada krisis ekonomi akibat perang, adanya krisis pangan akibat perang, adanya krisis energi akibat juga adanya perang baik yang sebelumnya ini hanya satu yaitu di Ukraina, sekarang tambah lagi perang di Palestina dan Israel.
Saya tadi lupa, jadi saat ke Arab Saudi pada hari Jumat saya di ajak makan siang oleh Your Royal Highness – Paduka Yang Mulia – Mohammed bin Salman Al-Saud, di ajak makan siang. Saya senang bukan karena makan siangnya, beliau saat itu menyampaikan banyak hal yang berkaitan hubungan Indonesia dan Arab Saudi. Saya lihat kok kelihatannya senang banget ini Pangeran MBS, kemudian saya sampaikan “Paduka Yang Mulia, Indonesia sekarang ini kalau mau Haji itu harus nunggu 47 tahun, ada yang 47 tahun”, beliau kaget “Benar Presiden Jokowi?”, “Iya Yang Mulia, ada yang harus menunggu sampai 47 tahun” (ungkap Presiden RI). Karena beliau saya lihat senang, saya masuk. “Kalau bisa Yang Mulia mohon ada tambahan kuota Haji” (ungkap Presiden RI). Nambah kuota Haji itu sulit sekali, karena beliau pas senang saya berani ngomong “Mohon di tambah kuota Haji-nya untuk Indonesia, karena penduduk Indonesia sekarang 278 juta” saya sampaikan dan beliau saat itu spontan “Besok pagi-pagi saya beri informasi Presiden Jokowi berapa tambahan kuota Haji-nya”. Alhamdulillah, paginya saya di beri tahu sudah diputuskan oleh Perdana Menteri Pangeran MBS bahwa tambahan kuotanya adalah 20 ribu, ini jumlah yang sangat besar sehingga yang nunggu 47 tahun bisa maju menjadi mungkin 45 tahun atau 40 (tahun). Ya masih lama tetap masih lama tetapi paling tidak ini maju, patut kita syukuri, 20 ribu juga bukan angka yang kecil.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Dan, kalau ada yang bisa jawab silakan maju.
Jauh di mata, dekat di hati. Jauh di mata, dekat di hati.
Yang teriak-teriak tadi ya maju.
Presiden RI:
Dikenalkan namanya.
Peserta-1:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Presiden RI:
Waalaikumssalam.
Peserta-1:
Nama saya Zainal Arifin dari Tlanakan, Pamekasan, Pak.
Presiden RI:
Zainal Arifin dari Pamekasan, Madura.
Peserta-1:
Iya.
Presiden RI:
Dari berangkat dari Pamekasan jam berapa?
Peserta-1:
Jam 10 malam, Pak. Sampai sini jam 12 (malam).
Presiden RI:
Jam 10 malam?
Peserta-1:
Sampai sini jam setengah 1 dini hari (pukul 00.30 wib).
Presiden RI:
Jam 10 (malam) sampai sini jam setengah 1 dini hari. Tadi malam saya (sampai) di sini juga setengah 11 (malam) hampir.
Jauh di mata, dekat di hati. Jawab.
Peserta-1:
Empedu.
Presiden RI:
Benar, betul, benar, betul. Mau sepeda?
Peserta-1:
Mau, Pak.
Presiden RI:
Ya, karena jawabnya sudah betul saya beri sepeda.
Peserta-1:
Terima kasih, Pak.
Presiden RI:
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini.
Ya satu lagi. Tunjuk jari yang Santriwati.
Ibu Kota baru Indonesia adalah?
Namanya dikenalkan.
Peserta-2:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Presiden RI:
Waalaikumssalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
Peserta-2:
Perkenalkan nama saya Devina dari MAN Sidoarjo. Devina.
Presiden RI:
Devina?
Peserta-2:
Iya.
Presiden RI:
Devina dari Sidoarjo. Devina, Ibu Kota baru Indonesia?
Peserta-2:
Nusantara.
Presiden RI:
Benar. Di beri sepeda juga.
Peserta-2:
Masyaallah, terima kasih banyak.
Presiden RI:
Sudah, sana.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini dalam rangka memperingati Hari Santri Tahun 2023. Terima kasih. Saya tutup.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.