Dialog Presiden Republik Indonesia Dengan Peserta Vaksinasi Covid-19 Untuk Pelajar SMP, SMA dan Masyarakat
Presiden RI:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang saya hormati, Pak Ka-BIN beserta seluruh Ka-BIN Daerah di 14 provinsi, yang hari ini melaksanakan vaksinasi untuk (pelajar) SMA dan SMP.
Pertama-tama, saya juga ingin menyapa anak-anak.
Selamat pagi, Anak-anak semuanya.
Pelajar SMP dan SMA:
Selamat pagi.
Presiden RI:
Ya, pertama saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi yang setinggi-tingginya atas pelaksanaan vaksinasi pada pagi hari ini untuk anak-anakku semuanya, baik yang di SMP maupun yang di SMA. Hari ini akan divaksinasi 49.000 anak, jadi 15.000 pelajar SMP, 15.000 pelajar SMA, dan juga nanti door-to-door 19.000.
Saya hanya ingin menyampaikan agar, setelah anak-anak semuanya divaksinasi, juga tolong dicek agar guru-guru, petugas-tugas sekolah jangan sampai ada yang terlewat vaksinasinya. Kita ingin mendorong agar vaksinasi ini semuanya bisa dipercepat sehingga bisa tercapai kekebalan komunal, dan kita bisa terhindar dari Covid-19.
Tadi saya sudah berbicara tadi, vidcall dengan Arya dan Richel yang sudah disuntik. Saya tanyakan, “Sakit enggak?” “Enggak sakit, enggak sakit, Pak.” Jadi, anak-anak yang belum divaksin, yang belum disuntik enggak usah takut (karena) enggak sakit kok.
Silakan kalau ada yang ingin disampaikan. Anak-anakku, silakan.
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Presiden RI:
Wa’alaikumsalam.
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Nama saya Vania Alvitaskia. Saya dari SMPN 103 Jakarta.
Presiden RI:
Ya tadi sudah divaksin belum? Sudah disuntik vaksin belum, Vania?
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Sudah, Pak.
Presiden RI:
Sakit?
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Enggak, Pak.
Presiden RI:
Benar?
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Benar, iya.
Presiden RI:
Ini kan selama pandemi, Vania kan sekolahnya online. Senang sekolah online atau sekolah tatap muka?
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Saya senang sekolah online sebenarnya, Pak.
Presiden RI:
Kenapa?
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Soalnya, kalau sekolah online, saya jadi bisa lebih mengeksplor macam-macam cara belajar. Kalau sekolah tatap muka, biasanya gurunya seringnya ngasih tugas, terus kerjain di buku tulis (dengan) tulis tangan, udah gitu aja. Tapi kalau sekolah online, itu bisa ngerjainnya di macam-macam deh bentuknya.
Presiden RI:
Tapi kan enggak ketemu sama temen-temennya?
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Iya. Ini baru hari ini jadi ketemu sama temen-temen.
Presiden RI:
Sudah setahun (tidak bertemu), baru hari ini (bertemu)?
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Iya.
Presiden RI:
Ya, senang ketemu teman-teman tapi hati-hati maskernya, hati-hati jaga jarak ya, hati-hati jangan berkerumun, hati-hati.
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Ya, siap, Pak.
Presiden RI:
Ya.Selamat belajar terus, belajar terus ya.
Salam untuk orang tua, salam juga untuk bapak-ibu guru ya.
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Ya, baik, Pak, akan saya sampaikan.
Presiden RI:
Terima kasih, Vania.
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Iya, sama-sama, Pak.
Presiden RI:
Wassalamu’alaikum.
Vania, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Wa’alaikumsalam.
Presiden RI:
Silakan kalau ada yang ingin menyampaikan lagi.
Aksa, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Presiden RI:
Wa’alaikumsalam.
Perkenalkan, nama saya Aksarila Rizki Ananda, dari SMPN 103 Jakarta.
Presiden RI:
Siapa itu panggilannya?
Aksa, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Nama panggilan saya Aksa.
Presiden RI:
Aksa sekolah di SMP mana?
Aksa, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
SMPN 103 Jakarta, Pak.
Presiden RI:
SMPN 103 Jakarta, di Cijantung ya?
Aksa, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Iya, Pak.
Presiden RI:
Bagaimana? Tadi sudah disuntik vaksin belum?
Aksa, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Sudah, Pak.
Presiden RI:
Sakit?
Aksa, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Enggak, Pak, tidak sakit, Pak.
Presiden RI:
Nanti disuntik yang kedua kapan ya?
Aksa, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Tanggal 11 Agustus 2021.
Presiden RI:
(Tanggal) 11 Agustus 2021 suntik yang kedua ya.
Aksa, mata pelajaran kesenanganmu apa sih?
Aksa, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Matematika dan IPA, Pak.
Presiden RI:
Matematika dan IPA. Kenapa?
Aksa, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Senang aja, Pak.
Presiden RI:
Senang aja.
Kalau belajar, senang online atau senang tatap muka?
Aksa, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Lebih ke arah tatap muka, karena lebih mudah menerima pelajaran.
Presiden RI:
Kalau tatap muka, lebih mudah menerima pelajarannya. Lebih jelas, begitu ya?
Aksa, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Iya, Pak, lebih jelas, langsung dari gurunya.
Presiden RI:
Tapi hati-hati, nanti kalau sudah diperbolehkan sekolah tatap muka, belajar tatap muka, tetap pakai masker ya, enggak boleh dilepas, kemudian jaga jarak. Kalau ingin bicara dengan teman-temannya, tetap jaga jarak. Juga jangan berkerumun.
Ini kita harus mulai disiplin semuanya, Anak-anakku, karena pandemi Covid-19 ini belum berakhir.
Terima kasih, Aksa. Nanti salam untuk orang tua, (juga) untuk para guru ya.
Aksa, Pelajar SMPN 103 Jakarta:
Ya, akan saya sampaikan, Pak.
Terima kasih, Pak.
Presiden RI:
Terima kasih, terima kasih.
Provinsi yang lain, silakan.
Sudarto, Kepala Sekolah SMPN 103 Jakarta:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Presiden RI:
Wa’alaikumsalam.
Sudarto, Kepala Sekolah SMPN 103 Jakarta:
Salam Indonesia Sehat, salam Indonesia Hebat.
Perkenalkan, saya Sudarto, Kepala Sekolah SMP Negeri 103 Jakarta. Menginformasikan saja, di SMP Negeri 103 itu jumlah siswanya ada 1.028 siswa, Pak.
Presiden RI:
(Ada) 1.028 (siswa).
Sudarto, Kepala Sekolah SMPN 103 Jakarta:
Pada kesempatan ini, kesempatan yang pertama, divaksin sejumlah 200 siswa. Alhamdulillah, ini dari tadi pagi sudah mulai divaksin, dan ini sedang dalam proses. Mudah-mudahan langkah ini juga sebagai pendukung dari acara atau usaha pemerintah dalam menanggulangi Covid-19 ini. Kami sangat mendukung.
Dan kepada BIN khususnya yang menyelenggarakan kegiatan ini di SMP Negeri 103 Jakarta, kami mengucapkan terima kasih. Dan kepada pemerintah yang juga memfasilitasi semua kegiatan ini, kami ucapkan terima kasih.
Itu yang saya sampaikan, Pak Presiden.
Presiden RI:
Pak Kepala Sekolah, gurunya semua sudah divaksin? Guru semua sudah divaksin?
Sudarto, Kepala Sekolah SMPN 103 Jakarta:
Sebagian besar, Pak, sebagian besar.
Presiden RI:
Berapa persen sebagian besar?
Sudarto, Kepala Sekolah SMPN 103 Jakarta:
Karena kemarin dari Kopassus, mohon maaf, anak-anak yang tinggal di asrama Kopassus ini juga sudah divaksin sehingga ini ada tambahan 200 lagi. Tinggal sudah semakin banyak yang divaksin untuk anak-anak SMP Negeri 103 Jakarta, Pak.
Presiden RI:
Gurunya harus semuanya juga lho, Pak, 100 persen sudah harus divaksin.
Sudarto, Kepala Sekolah SMPN 103 Jakarta:
Alhamdulillah, bapak-ibu guru sudah, terkecuali kalau memang ada yang satu-dua orang guru yang punya komorbid penyakit gula.
Presiden RI:
Oke.
Sudarto, Kepala Sekolah SMPN 103 Jakarta:
Itu memang ada beberapa orang yang belum karena menunggu sampai gula darahnya turun, itu baru bisa dilaksanakan.
Presiden RI:
Bapak Kepala Sekolah, terima kasih, terima kasih. Salam untuk semua guru yang ada di SMP Negeri 103 Cijantung (Jakarta).
Terima kasih.
Sudarto, Kepala Sekolah SMPN 103 Jakarta:
Ya, Pak, sama-sama, Pak.
Kris, Pelajar SMA Negeri 39 Jakarta:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Presiden RI:
Wa’alaikumsalam.
Kris, Pelajar SMA Negeri 39 Jakarta:
Selamat pagi,
Salam sejahtera.
Yang terhormat, Presiden Republik Indonesia, Bapak H. Joko Widodo.
Perkenalkan, nama saya Christianti Yanita Zega, dari SMA Negeri 39 Jakarta. Pada kesempatan pagi hari ini, saya mengucapkan terima kasih atas waktu dan tempat yang telah diberikan (sehingga) saya dapat berkomunikasi dengan Bapak Presiden secara virtual.
Adapun pertanyaan yang ingin saya ajukan, Bapak, apabila Bapak berkenan, yaitu: apa pengaruh dari penerapan PPKM dengan kenaikan kasus Covid-19 saat ini, Bapak?
Terima kasih, Bapak.
Presiden RI:
Ini tadi siapa? Nama panggilannya siapa ya?
Kris, Pelajar SMA Negeri 39 Jakarta:
Perkenalkan, nama saya Christianti Yanita Zega, bisa dipanggil dengan Kris, Bapak.
Presiden RI:
Kris?
Kris, Pelajar SMA Negeri 39 Jakarta:
Ya benar, Bapak.
Presiden RI:
Kris ini dari SMA 39?
Kris, Pelajar SMA Negeri 39 Jakarta:
Benar, Bapak.
Presiden RI:
Tadi sudah divaksin?
Kris, Pelajar SMA Negeri 39 Jakarta:
Siap, sudah, Bapak.
Presiden RI:
Sakit?
Kris, Pelajar SMA Negeri 39 Jakarta:
Tidak sama sekali, Bapak.
Presiden RI:
Tidak sama sekali. Masa enggak ada sakitnya? Sedikit begitu? Enggak ada?
Kris, Pelajar SMA Negeri 39 Jakarta:
Enggak ada.
Presiden RI:
Ya begini, jadi kita melakukan PPKM ini kan, (pemberlakuan) pembatasan kegiatan masyarakat, agar tidak banyak terjadi interaksi, pertemuan antara orang dan orang, antara kelompok dan kelompok, karena kalau ketemu ada satu saja yang membawa virus, yang sudah positif terkena Covid-19, ini bisa menyebar ke mana-mana.
Jadi, PPKM ini mengurangi mobilitas, mengurangi pertemuan, mengurangi interaksi antarorang dengan orang atau kelompok dengan kelompok sehingga akan mengurangi penyebaran Covid-19. Dalam teorinya, kalau mobilitasnya turun, interaksi antarorangnya turun, penyebarannya dipastikan juga akan turun.
Jadi, teorinya seperti itu sehingga semua negara ada yang melakukan lockdown, ada yang melakukan pembatasan yang ketat, ada yang melakukan PPKM Skala Mikro. Memang caranya macem-macem, tapi intinya semua itu adalah, baik lockdown atau PPKM, itu adalah mengurangi mobilitas, mengurangi interaksi antara orang dan orang, pertemuan orang dengan orang. Intinya ke sana pembatasan itu.
Itu (jawabannya), Kris.
Belajar terus ya.
Kris, Pelajar SMA Negeri 39 Jakarta:
Baik, Bapak. Terima kasih atas jawabannya.
Presiden RI:
Ya.
Belajar yang rajin. Salam untuk semua guru, untuk orang tua ya.
Kris, Pelajar SMA Negeri 39 Jakarta:
Baik, Bapak.
Presiden RI:
Masih ada? Terakhir, silakan kalau masih.
Silakan yang di Papua.
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
Perkenalkan, nama saya Jasmine Iriani Kopel.
Presiden RI:
Panggilannya?
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
Jasmine, Bapak.
Presiden RI:
Jasmine?
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
Ya, Bapak.
Presiden RI:
Ya, Jasmine ini dari SMA 1 Sentani ya?
Silakan.
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
Ya, Bapak, benar.
Presiden RI:
Tadi sudah disuntik vaksin?
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
Siap, Bapak, sudah.
Presiden RI:
Sudah?
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
Sudah.
Presiden RI:
Berapa orang yang akan divaksin di SMA 1 Sentani?
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
(Ada) 600 siswa, Bapak.
Presiden RI:
(Ada) 600 siswa, oke.
Sakit enggak tadi disuntik?
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
Siap Bapak, tidak. Tidak sakit.
Presiden RI:
Benar? Tadi ada yang bilang sakit kok. Enggak?
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
Siap, Bapak. Tidak.
Presiden RI:
Ya, ini selama pandemi belajarnya online atau tatap muka?
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
Siap, Bapak, online.
Presiden RI:
Online? Senang belajar online atau senang belajar tatap muka?
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
Siap, Bapak, senang tatap muka.
Presiden RI:
Kenapa?
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
Karena bisa ketemu dengan teman-teman dan guru-guru.
Presiden RI:
Ya. Jadi nanti kalau belajar tatap muka sudah diperbolehkan, saya titip kepada anak-anakku semuanya agar tetap memakai masker meskipun sudah divaksin. Menjaga jarak kalau bertemu dengan teman-temannya. Kemudian juga, jangan dalam kerumunan yang banyak sekali, karena itu akan mempermudah penyebaran virus Covid-19.
Ya semuanya, anak-anakku, tetap semangat belajar. Jangan kendur, baik belajar online, maupun nanti belajar tatap muka kalau nanti sudah diperbolehkan.
Terima kasih. Terima kasih.
Jasmine, Pelajar SMAN 1 Sentani:
Siap Bapak. Terima kasih.
Presiden RI:
Jasmine, terima kasih.
Baiklah anak-anakku semuanya, Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati, kalau masih ada.
Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, Kepala BIN:
Yang door-to-door, Bapak. Berkenan?
Presiden RI:
Ya, yang door-to-door.
Mayjen TNI Agoes Joesni, Deputi I BIN:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Presiden RI:
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
Mayjen TNI Agoes Joesni, Deputi I BIN:
Yang terhormat Bapak Presiden, kami Mayor Jenderal TNI Agoes Joesni, Deputi 1 BIN, ditemani Ketua RT.06/RW.07, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo saat ini sedang melaksanakan, mengikuti tenaga kesehatan medical intelligence BIN mendatangi perumahan masyarakat satu persatu untuk mencari dan mendeteksi masyarakat yang punya keinginan untuk melaksanakan vaksinasi.
Ternyata jumlahnya lumayan banyak, Bapak. Di RT.06 ada 400 warga, 200 orang sudah vaksin, yang 200 kita sedang cari satu persatu yang berniat untuk vaksin. Kebetulan kami di depan rumah Ibu Lia, beliau punya keinginan untuk melaksanakan vaksin dan tetangganya ternyata tergerak untuk mengikuti juga.
Presiden RI:
Ya, bagus.
Door-to-door ini bagus, jadi artinya kita mendatangi dari rumah ke rumah, yang ingin vaksin segera disuntik. Saya kira program dari rumah ke rumah ini bagus sekali. Nggih.
Dan terima kasih juga untuk Pak Ketua RT yang juga telah ikut berpartisipasi mendorong warganya agar ikut vaksinasi, terima kasih Pak Ketua RT.
Tadi yang sudah divaksin, Ibu siapa ya? Silakan Pak.
Ibu Suprapti, Warga RT.06/RW.07 Cijantung:
Perkenalkan nama saya Suprapti. Ibu rumah tangga. Umur saya 49 tahun.
Presiden RI:
Sudah divaksin tadi Bu ya, sudah disuntik?
Ibu Suprapti, Warga RT.06/RW.07 Cijantung:
Sudah Pak. Sudah divaksin.
Presiden RI:
Sakit ya?
Ibu Suprapti, Warga RT.06/RW.07 Cijantung:
Enggak.
Presiden RI:
Enggak kan?
Ibu Suprapti, Warga RT.06/RW.07 Cijantung:
Enggak.
Presiden RI:
Silakan kalau ada yang mau disampaikan.
Ibu Suprapti, Warga RT.06/RW.07 Cijantung:
Terima kasih banyak Pak, atas suntikannya (vaksin) ini.
Presiden RI:
Ya. semoga Ibu dan seluruh keluarga sehat semuanya.
Ibu Suprapti, Warga RT.06/RW.07 Cijantung:
Iya, amiin, amiin.
Mayjen TNI Agoes Joesni, Deputi I BIN:
Kami izin melaporkan Bapak Presiden. Kami izin melaporkan, bahwa tujuan vaksinasi door-to-door ini adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat yang punya keinginan untuk sehat, vaksinasi, tetapi terhambat dengan jarak, atau mungkin terhambat dengan birokrasi, ini maksudnya demikian.
Yang kedua, pada kesempatan inijuga kita bisa memberikan sembako secara langsung kepada masyarakat, termasuk di dalamnya vitamin secara lengkap.
Selain itu, kita juga punya tujuan mendata masyarakat yang siapa tahu punya penyakit bawaan atau komorbid. Di RT.06 ini ternyata sebagian besar masyarakat penyakitnya adalah hipertensi dan diabetes. Ini yang menghalangi beberapa orang tidak bisa melaksanakan vaksinasi.
Presiden RI:
Ya, terima kasih. Terima kasih.
Pak Ketua RT tadi mana ya? Pak Ketua RT tadi ada?
Bapak Zakariah, Ketua RT.06, RW.07 Cijantung:
Terima kasih kepada bapak Presiden, kami mengucapkan banyak ribuan terima kasih atas vaksinasi yang telah dilakukan RT.06/RW.07 CIjantung…
Presiden RI:
Berapa banyak Pak?
Bapak Zakariah, Ketua RT.06, RW.07 Cijantung:
Semoga ini bisa menekan…sudah kami urus agar tidak menular terlalu banyak Pak.semoga pandemi ini cepat berakhir. Terima kasih, saya ucapkan atas adanya vaksinasi ini.
Presiden RI:
Berapa banyak yang divaksin di RT Bapak?
Bapak Zakariah, Ketua RT.06, RW.07 Cijantung:
Untuk hari ini baru ada 40-an, yang hari ini saja Pak. Tapi kita masih jalan terus Pak. Yang sudah divaksin sekitar 200-an (warga), tapi berhubung adanya penyakit yang diabetes sama darah tinggi, sehingga masih menunggu, begitu Pak. Biar agak sembuh dulu, baru divaksin kembali.
Presiden RI:
Pak RT terima kasih.
Bapak Zakariah, Ketua RT.06, RW.07 Cijantung:
Targetnya seribu (warga yang divaksin), Pak.
Presiden RI:
Jadi, tolong didorong terus warganya agar ikut program vaksinasi, sebanyak-banyaknya.
Terima kasih, Pak RT.
Bapak Zakariah, Ketua RT.06, RW.07 Cijantung:
Siap Pak, siap. Targetnya 1.000 per hari, Pak. Karena di RW.07 ini ada 15 RT, rencananya memang begitu, Pak.
Presiden RI:
Oh iya.
Bapak Zakariah, Ketua RT.06, RW.07 Cijantung:
Di RW.07 ini 15 RT, Pak.
Presiden RI:
Terima kasih. Terima kasih.
Bapak Zakariah, Ketua RT.06, RW.07 Cijantung:
Iya Pak, terima kasih. Sama-sama.
Mayjen TNI Agoes Joesni, Deputi I BIN:
Terima kasih Bapak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Presiden RI:
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, Kepala BIN:
Mohon izin Bapak, mohon berkenan terakhir satu lagi untuk Kepulauan Riau, Bapak.
Presiden RI:
(Provinsi) Kepulauan Riau, Kepri, silakan.
Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, Kepala BIN:
Siap, kami persilakan Bapak.
Presiden RI:
Silakan Kepri.
Ayu Lestari, Pelajar SMAN 1 Tanjung Pinang:
Iya Pak. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Presiden RI:
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ayu Lestari, Pelajar SMAN 1 Tanjung Pinang:
Perkenalkan, nama saya Ayu Lestari dari SMA Negeri 1 Tanjung Pinang.
Presiden RI:
Panggilannya?
Ayu Lestari, Pelajar SMAN 1 Tanjung Pinang:
Panggilannya Ayu, Pak.
Presiden RI:
SMP?
Ayu Lestari, Pelajar SMAN 1 Tanjung Pinang:
SMA Pak.
Presiden RI:
Oh, SMA 1 Tanjung Pinang. Ya.
Silakan.
Ayu Lestari, Pelajar SMAN 1 Tanjung Pinang:
Izin bertanya Pak. Untuk program vaksinasi pada pelajar ini, apakah ada kemungkinan untuk pembelajaran tatap muka Pak? Karena kami sangat rindu belajar di sekolah Pak. Karena pemahaman dis ekolah lebih nangkep. Dan kaya kerja kelompok, kaya presentasi kalau secara online itu terkadang gangguan jaringan Pak. Dan ketika guru menjelaskan, tiba-tiba putus-putus Pak. Jadi tidak lengkap.
Terima kasih Pak.
Presiden RI:
Ayu, tadi sudah disuntik vaksin belum?
Ayu Lestari, Pelajar SMAN 1 Tanjung Pinang:
Belum Pak, karena penjadwalan mulai dari kelas 12, 11. Untuk hari esok kelas 10, Pak.
Presiden RI:
Jadi Ayu kejatah (vaksinasi) kapan?
Ayu Lestari, Pelajar SMAN 1 Tanjung Pinang:
Nanti sore Pak.
Presiden RI:
Nanti sore, ya.
Ya. Jadi begini, ini kan kita masih pandemi. Pendeminya kan belum mereda. Memang kemarin rencananya bulan Juli ini kita akan memulai belajar tatap muka, tetapi karena penyebaran virus ini meningkat, sehingga rencana itu kita tunda dulu.
Memang saya mendengar anak-anak sudah kepengin kembali sekolah tatap muka lagi, pengin ketemu teman-temannya, pengin ketemu belajar kelompok, pengin ketemu guru-gurunya, semuanya punya keinginan seperti itu.
Tapi kita semuanya harus hati-hati, karena penyebaran Covid-19 ini masih terjadi. Tidak hanya di negara kita, tetapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia, sehingga ya kita ngerem dulu untuk belajar tatap muka.
Nanti kalau Covid-19-nya sudah mereda, kita akan membuka, memperbolehkan belajar tatap muka lagi di seluruh sekolah yang ada di Tanah Air.
Yang paling penting, Ayu dan teman-teman semuanya terus semangat belajar, jangan kendur. Kalau ada hal-hal yang ingin ditanyakan pada saat belajar online, tanyakan kepada Bapak/Ibu gurumu. Ya.
Salam untuk seluruh guru yang ada di SMA 1 Tanjung Pinang dan juga kepada orang tua.
Ayu Lestari, Pelajar SMAN 1 Tanjung Pinang:
Baik, terima kasih banyak Pak.
Presiden RI:
Terima kasih, Ayu.
Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, Kepala BIN:
Yang terhormat Bapak Presiden, sekali lagi kami semuanya menghaturkan terima kasih kepada Bapak yang telah berkenan hadir secara virtual untuk menyapa anak-anak kita para pelajar SMP, SMA, dan juga masyarakat peserta vaksinasi door-to-door pada daerah episentrum 14 provinsi.
Tentunya ini menjadi penyemangat bagi kita semua, untuk terus berjuang mencapai target kekebalan komunitas pada akhir tahun 2021.
Bangsa Indonesia memiliki energi yang positif, energi yang kuat, energi untuk sehat, dan energi untuk mewujudkan Indonesia yang hebat. Kita semua mampu, berkeyakinan akan mampu mewujudkan itu semua.
Dan kita semua berdoa, kiranya agar semua upaya dan ikhtiar kita mendapatkan rida dari Allah Swt. agar bangsa Indonesia dapat melalui wabah pandemi Covid-19 ini. Dan semoga program-program pemulihan ekonomi nasional dan pembangunan nasional dapat segera berjalan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat guna menjadikan Indonesia sebagai negara baldatun thayyibatun warabbun ghafur.
Sekian dan terima kasih. Sekali lagi, terima kasih Bapak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam Indonesia Sehat, Salam Indonesia Hebat.
Presiden RI:
Terima kasih semuanya. Terima kasih.
Semangat belajar, sehat semuanya.
Terima kasih. Terima kasih.