Groundbreaking Kompleks Perkantoran Bank Indonesia
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Syalom,
Om Swastyastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati, Gubernur Bank Indonesia, Bapak Perry Warjiyo, beserta seluruh Deputi Gubernur Bank Indonesia yang hadir;
Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Maju;
Yang saya hormati, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, Gubernur Kalimantan Timur, dan Bupati PPU (Penajam Paser Utara), serta CEO Kompas Gramedia, Bapak Lilik Oetomo, para CEO yang juga hadir pada siang hari ini;
Bapak-Ibu sekalian, Hadirin dan Undangan yang berbahagia.
Masih ada yang bertanya kepada saya, “Pak, kenapa kita pindah ke Kalimantan Timur, pindah ke Nusantara?” masih ada yang menanyakan itu kepada saya. Supaya kita tahu semuanya bahwa penduduk kita saat ini sudah 278 juta dan 56 persen itu hidup di (pulau) Jawa, (di ulang) 56 persen. Dari 17 ribu pulau yang kita miliki, penduduknya ada di (pulau) Jawa – 56 persen.
Dan yang kedua, PDB (Produk Domestik Bruto) ekonomi. Perputaran ekonomi kita 58 persen, 57 – 58 persen juga ada di Pulau Jawa dan lebih terutama lagi (di) Jakarta. Sehingga beban Pulau Jawa, beban Jakarta itu memang sudah di luar kapasitas yang di miliki.
Yang kedua, kita perlu yang namanya pemerataan, baik pemerataan pembangunan, pemerataan ekonomi, pemerataan infrastruktur. Oleh sebab itu, sejak Presiden pertama (yaitu) Bung Karno sudah memiliki gagasan dan rencana untuk pindah – memindahkan Ibu Kota.
Pak Harto juga sama ingin memindahkan Ibu Kota dari Jakarta. Kemudian, 9 tahun yang lalu secara diam-diam saya bentuk tim untuk melihat kembali gagasan-gagasan yang telah di lakukan oleh Presiden pertama, Presiden kedua, dan selanjutnya. Dan, akhirnya setelah 6 tahun studi berkakulasi dan berhitung, kemudian kita memiliki beberapa opsi, beberapa pilihan dan akhirnya terakhir kita putuskan Ibu Kota kita yang baru, Ibu Kota Negara adalah Nusantara.
Pembangunannya (IKN) untuk bangunan-bangunan pemerintah memang kita biayai. 20 persen untuk infrastruktur dasar dan gedung-gedung pemerintah dibiayai oleh APBN dan 80 persen lainnya akan kita berikan kepada privat sektor, kepada dunia usaha, kepada swasta, lewat PBB (Pajak Bumi dan Bangunan).
Dan, saya senang setelah pemerintah memulainya dengan membangun Istana Presiden, kantor-kantor Menteri dan yang lain-lainnya, sampai hari ini dan hitungan kita sampai Desember nanti Rp13 (triliun), Rp10 triliun – total Rp45 triliun akan memulai pekerjaannya di Ibu Kota Nusantara.
Ada lima hotel yang akan segera di bangun, (yaitu) empat (hotel) bintang lima (dan) satu (hotel) bintang empat. Ada empat rumah sakit yang juga sudah segera di mulai dan juga sekolah karena selalu ASN yang ingin kita pindahkan selalu yang ditanyakan “Pak, kalau anak kita nanti sakit ada rumah sakitnya ndak?”, saya sekarang bisa jawab ada empat (rumah sakit) dalam proses pembangunan, terjawab. Kemudian, tanya lagi “Pak, anak kita kan butuh sekolah, ada ndak sekolah yang berkualitas di sini?”, (jawab) ada.
Kemarin juga sudah melakukan peletakan batu pertama yaitu JIS tetapi di sini ganti namanya NIS. Jadi, Jakarta Intercultural School disini menjadi Nusantara Intercultural School. Jadi kalau Bapak-Ibu mau pindah sudah ada sekolahnya.
Sebentar lagi akan di bangun yang dari pemerintah (sekolah) TK-SD-SMA, akan kita bangun. Ini jawabannya sudah ada.
“Terus pak ini kalau belanja-belanja di mana, Pak? Enggak ada mal-nya, adanya hanya pohon-pohon”. Mal-nya juga sudah ada groundbreaking – dua, dua mal besar yang segera juga akan di bangun.
“Terus kalau anak saya pengen sepak bola ada juga?”, (jawab) Training Center-nya PSSI yang sudah mulai bulan yang lalu. Pak Erick sudah dapat transfer dari FIFA. Dan, kita harapkan nanti bulan April atau maksimal Mei, delapan lapangan bola untuk Training Center PSSI juga sudah akan selesai.
Dan, hari ini kita kembali melakukan groundbreaking untuk pembangunan Kantor Bank Indonesia di Ibu Kota Nusantara. Kalau Bank Indonesia sudah mulai membangun, mau apa kita?! Karena yang pegang uang semuanya ada di Bank Sentral kita.
Sekali lagi, keberadaan gedung perkantoran Bank Indonesia ini di IKN, ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat, dunia usaha dan investor karena otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran telah ada dan siap mendukung pengembangan IKN. Siap mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Ibu Kota Nusantara.
Dan, groundbreaking ini membuktikan kesungguhan komitmen kita, kesiapan kita untuk membangun Ibu Kota Nusantara menjadi Ibu Kota yang berkelas dunia.
Itu saja yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini.
Dan, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini Peletakan Batu Pertama Groundbreaking Perkantoran Bank Indonesia secara resmi saya nyatakan di mulai.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.