Keterangan Pers Dan Imbauan Presiden Republik Indonesia Mengenai Penanganan Wabah Virus Korona

Selasa, 3 Maret 2020
Istana Merdeka, Jakarta

Presiden RI:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kemarin saya telah menyampaikan ada dua pasien yang sudah positif terkena virus covid-19 yang sekarang kita sebut sebagai kasus 1 dan kasus 2. Pemerintah juga telah melacak semua orang yang sempat kontak dengan kedua pasien kasus 1 dan kasus 2 ini. Pemerintah melakukan upaya maksimal untuk mencegah agar jangan sampai titik awal penularan ini meluas menjadi sebuah wabah di dalam negeri. Jadi, kita sudah tahu kontaknya dengan siapa, siapa, siapa dan sudah dilakukan pengawasan terhadap (pihak) yang telah berhubungan dengan kasus 1 dan kasus 2.

Saya juga berharap masyarakat tetap waspada, tetap tenang, beraktivitas seperti biasa, dan perlu juga saya sampaikan bahwa gejala virus covid-19 ini mirip seperti flu dan faktanya sebagian terbesar dari pasien yang ada baik di RRT (Republik Rakyat Tiongkok), di Wuhan, kemudian di Jepang, di Iran, di Italia, itu juga hampir semuanya pasien dapat sembuh dan pulih kembali. Jadi kita tidak perlu terlalu ketakutan masalah ini tetapi tetap harus hati-hati dan waspada dalam setiap beraktivitas. Dan kita harus meyakini bahwa ini bisa ditangani dan saya mengajak, marilah kita berdoa agar dua saudara kita ini segera pulih kembali.

Saya juga minta seluruh masyarakat untuk bersama-sama berdoa, memberikan dukungan dan empati kepada kedua pasien yang kemarin saya sampaikan yaitu kasus 1 dan kasus 2. Saya juga telah memerintahkan kepada Menteri (Kesehatan) untuk mengingatkan agar rumah sakit, agar pejabat-pejabat pemerintah itu tidak membuka privasi pasien. Kita harus menghormati kode etik. Hak-hak pribadi penderita korona harus dijaga, tidak boleh dikeluarkan ke publik. Ini etika kita dalam berkomunikasi. Media juga harus menghormati privasi mereka, sehingga secara psikologis mereka tidak tertekan sehingga dapat segera pulih dan segera sembuh kembali.

Dan yang terakhir, kita ini juga dapat mencegah penularan virus korona ini dengan sering mencuci tangan. Jangan kemudian menyentuh wajah sebelum mencuci tangan. Jika tangan belum dicuci, jangan sering menyentuh-nyentuh wajah. Itu untuk gini. Dan hal yang terbaik, hal yang terbaik adalah menjaga kebersihan dan menjaga kebugaran kita sehingga imunitas kita menjadi lebih baik.

Dan masyarakat tidak perlu memborong kebutuhan sehari-hari, enggak perlu. Yang justru bikin langka itu karena pembelian besar-besaran, tindakan menimbun, dan memborong itu sendiri karena pemerintah menjamin ketersediaan bahan pokok dan obat-obatan yang ada. Saya tadi sudah cek ke Bulog, cek ke APINDO, semuanya memberikan jaminan ketersediaan bahan pokok dan obat-obatan.

Saya juga sudah memerintahkan Kapolri untuk menindak tegas pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan momentum seperti ini dengan menimbun masker, terutama ini masker, dan menjualnya kembali dengan harga yang sangat tinggi. Ini hati-hati ini, ini perlu saya peringatkan.

Dan dua kasus, yaitu kasus 1 dan kasus 2 ini, akan ditangani sebaik-baiknya oleh pemerintah dan pemerintah siap menjaga, melindungi masyarakat dari kasus korona ini. Kita akan bekerja sekeras-kerasnya. Dan di sinilah solidaritas sosial kita diuji dan mari kita bersama-sama mengatasi dengan bekerja keras tapi juga tetap tenang.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.

Wartawan:
Pak, soal masker, kan ketersediaan di pasar sangat langka saat ini. Apa yang bisa pemerintah lakukan untuk mendorong supaya suplai masker lebih banyak? Atau apakah mungkin misalnya pemerintah menyediakan untuk masyarakat?  

Presiden RI:
Ya nanti Pak Menteri biar cek. Tetapi dari informasi yang saya terima, stok yang ada di dalam negeri, ada kurang lebih 50 juta masker, ada. Memang ada masker-masker tertentu itu yang barangnya langka.

Wartawan:
Pak, mengenai rencana pemerintah untuk membangun rumah sakit khusus Pak? Tadi kan Pak Menteri PUPR sempat mengatakan bahwa akan dibangun rumah sakit khusus di (Pulau) Galang Pak, Kepulauan Riau.

Presiden RI:
Iya…, tidak membangun ya, karena fasilitas itu sudah ada tetapi sudah lama tidak digunakan, ini akan direnovasi dalam waktu yang sangat cepat sehingga kesiapan kita…, kita memiliki Pulau Sebaru, kita memiliki Pulau Galang, kita juga pernah di Natuna, sehingga ada pilihan-pilihan. Tidak harus semuanya dibawa satu tempat di Pulau Sebaru.

Wartawan:
Berarti memang rumah sakit tersebut diperuntukkan untuk wabah seperti (virus) korona ini nanti ke depannya Pak, atau seperti apa, Pak?

Presiden RI:
Ya, itu karena memang kita ingin ada kecepatan. Saya ingin ada fasilitas yang memang betul-betul siap setiap saat dan tidak hanya tergantung…, ini negara kita ini sangat luas sekali sehingga kita harapkan pada titik-titik tertentu itu kita memiliki…, meskipun juga perlu saya sampaikan bahwa kita juga…, setiap daerah sekarang ini ada rumah sakit. Ada 132 rumah sakit yang siap dengan fasilitas isolasi, tetapi juga kita perlukan seperti yang ada di Pulau Sebaru, Pulau Galang, dalam rangka semuanya, persiapan.

Wartawan:
Pak, sudah ada pembahasan lebih lanjut soal larangan WNA (warga negara asing) masuk ke Indonesia dari negara yang menjadi endemik virus korona, Pak?

Presiden RI:
Belum, belum.

Wartawan:
Pak, satu lagi mungkin Pak. Tadi kan ada imbauan untuk pejabat dari menteri dan rumah sakit untuk tidak membocorkan data privasi pasien. Nah, ini tindakan dari Bapak sendiri itu apa jika terjadi seperti ini dan untuk mencegah ke depannya apa itu Pak?

Presiden RI:
Ya itu saya sampaikan tadi, sudah saya sampaikan kepada Menteri (Kesehatan), untuk mengingatkan agar yang namanya hak-hak pribadi yang berkaitan dengan privasi itu betul-betul dilindungi, ya.

Wartawan:
Terima kasih, Pak.