Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia pada saat Peninjauan Pelabuhan Tenau

Rabu, 21 Agustus 2019
Kupang, Nusa Tenggara Timur

Presiden RI:
Ini yang pertama, kita mau cek dulu pelabuhan dan kita melihat kapasitasnya masih sedikit longgar lah, dari 110 ribu TEUs per tahun, kapasitasnya masih 240 ribu TEUs per tahun. Artinya, kurang lebih masih ada waktu longgar 7 tahun untuk pelabuhan yang ada di Kupang ini.

Juga saya cek ini, kalau dulu kan kalau sapi turun saya sudah enggak sekali dua kali, tapi sapi naik ya baru ini. Saya juga, alhamdulillah, dari 6 kapal ternak yang berjalan, 5 itu kapal dari NTT dan per tahun bisa kirim dari NTT ke Jawa, terutama ke Jakarta dan sekitarnya kurang lebih 70 ribu sapi. Tapi ini memang dikuota dari Pak Gubernur. Sekian, sudah cukup, enggak boleh lebih. Ini bagus saya kira.

Kapal ini dulu disubsidi, dulunya Rp700 ribu, sekarang tinggal Rp200 ribu. Seperti itu yang kita kehendaki. Awal-awal pasti kosong, subsidi, lama-lama kurang-kurang-kurang, sekarang penuh terus. Sudah.

Wartawan:
Kekosongan kapal muatan dari Timur ke Barat itu sudah…?

Presiden RI:
Kapal ternak ini penuh, tapi kalau kapal itu memang masih belum penuh. Beda. Sehingga ke depan, nanti bisa diisi. Kalau garam itu tahun depan sudah mulai produksi, isi ke Jawanya garam. Isi nanti mungkin sapinya dipotong di sini, sehingga kirimnya daging beku. Ini ke depan kira-kira seperti itu. Ya.

Wartawan:
Bagaimana dukungan pemerintah pusat untuk pengembangan Pelabuhan Tenau ini Pak, karena kan akan banyak lagi termasuk produksi garamnya akan meningkat?

Presiden RI:
Tadi kan sudah saya sampaikan, ini kapasitasnya masih sisa, 110 ribu dari kapasitas 240 ribu, masih sisa. Tapi ke depan, kalau ini memang nanti bisa dikembangkan ke internasional, mungkin untuk hub di sebelah Timur kalau kajiannya selesai ya nanti akan berbeda.

Wartawan:
Terima kasih, Pak.