Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Seusai Meninjau Kawasan Ibu Kota Negara (IKN)

Selasa, 17 Desember 2019
Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur

Wartawan:
Pak bagaimana hasil peninjauan tadi?

Presiden RI:
Ya, ini kita menyiapkan totalnya sekarang 256 ribu hektare, seluruh kawasan semuanya dan dicadangkan untuk jangka (waktu) mungkin 100-200 tahun yang akan datang, 256 ribu hektare.

Kemudian yang akan dijadikan kawasan ibu kota itu 56 ribu (hektare), ya. Tapi yang akan dikerjakan terlebih dahulu, yaitu kawasan pemerintahan 5600 (hektare). klaster pemerintahan, yang nanti kita berharap juga nanti pararel dengan pembangunan klaster kesehatan, klaster pendidikan, klaster riset dan inovasi, financial center, kira-kira itu.

Jadi yang jelas menurut saya, lokasinya sangat mendukung sekali untuk sebuah kota yang smart city, compact city, kemudian green city, semuanya.

Wartawan:
Pak, berarti nanti akan ada provinsi baru untuk ibu kota baru atau bagaimana?

Presiden RI:
Ini yang sedang diproses, apakah ini kita sebut sebagai sebuah kota yang nanti akan ada di situ city manager-nya, atau kah nanti sebuah provinsi. Ini yang nanti akan segera diputuskan. Tetapi yang paling penting, badan otorita ibu kota (BOI) segera akan terbentuk nanti akhir bulan Desember itu atau insyaallah paling awal Januari.

Wartawan:
Kandidat ketua badan otoritanya sudah?

Presiden RI:
Belum, kandidatnya banyak tapi belum.

Wartawan:
Untuk klaster pemerintahan sudah dapat bayangannya?

Presiden RI:
Ya klaster pemerintahan tadi, tempatnya kira-kira tadi yang kita lihat di sana tadi, di situ, itu tempat paling tinggi kemudian istananya juga di sekitar itu. Kementerian-kementerian juga di sekitar tadi kita berhenti tadi.

Wartawan:
Dengan kontur seperti ini tidak menyulitkan pak?

Presiden RI:
Justru ini kontur yang sangat bagus, bukan menyulitkan. Kalau arsitek atau urban planner diberi sebuah kawasan naik-turun bukit seperti ini pasti akan senang. Lihat saja nanti,  desainernya akan pasti senang sekali.

Wartawan:
Meskipun area bekas hutan tanaman industri ya pak?

Presiden RI:
Ya. Ini semuanya, sekali lagi, perlu kita ulang. Ini bukan hutan alam, apalagi kawasan hutan lindung. Ndak, yang di sini, ndak. Ini adalah kawasan hutan tanaman industri yang kita ambil dari perusahaan yang tadi sebanyak 56 ribu hektare tadi. Kalau yang 256 ribu itu memang ada, dicadangkan itu untuk kawasan-kawasan konservasi, ada. Artinya, ya kita ingin justru memperbaiki dari lingkungan yang ada ini. Sehingga saya sudah perintahkan ke Menteri Kehutanan untuk membangun, yang pertama itu nanti membangun terlebih dahulu kebun bibit, nursery seluas kurang lebih 100-an hektare, yang nanti akan ada jutaan bibit di situ.

Ya. Sudah? Oke.

Wartawan:
Terima kasih Pak Jokowi.

Presiden RI:
Sama-sama.