Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Seusai Meninjau Pembangunan LRT Dan Kereta Cepat Di Km.16+700
Wartawan:
Pak, soal perkembangan pembangunan (LRT dan kereta cepat)?
Presiden RI:
Ya ini kalau kita lihat ya, kalau kita lihat, betapa rumitnya kalau kita terlambat membangun infrastruktur, ya kan? Contoh jalan tol ini, itu kesempatan memasang girder-nya itu hanya berapa jam? 3 sampai 4 jam per hari karena lalu-lintas yang begitu sangat padat dan hanya malam hari, coba.
Yang kedua, di sampingnya lagi ada LRT dibangun, sampingnya ada kereta cepat, bayangkan rumitnya sekali lagi, kalau kita terlambat membangun infrastruktur sehingga semuanya memang jangan sampai keputusan politik itu terlambat dalam memutuskan hal-hal yang penting terutama yang berkaitan dengan daya saing, kecepatan, efisiensi.
Wartawan:
Pak, apa kesulitan itu yang membuat jalan tol ini seperti masih kurang mulus, begitu, Pak?
Presiden RI:
Apanya?
Wartawan:
Jalan tolnya, Pak.
Presiden RI:
Nanti kalau mulus malah mengantuk. Ya ini kan masih…, ini nanti kan dicek lagi, akan diperbaiki lagi. Ya.
Wartawan:
Nah, untuk proyek kereta cepat itu sendiri Pak? Tadi kan Bapak sudah dapat informasinya.
Presiden RI:
Kereta cepat ini investasi USD6 miliar dan akan diselesaikan insyaallah nanti di akhir 2021. LRT, investasi Rp29 triliun akan selesai juga sama, akhir 2021. Semuanya akan selesai, nanti akan terintegrasi, tadi diperlihatkan. Misalnya, kereta cepat stasiun di Halim Perdanakusuma, di dekatnya juga LRT di Halim Perdanakusuma, sehingga terkoneksi semuanya. Nanti bus Transjakarta saya akan minta juga ke Gubernur DKI Jakarta untuk di-link-kan ke situ sehingga semuanya terintegrasi.
Wartawan:
Berarti sudah bisa digunakan pada saat Natal dan Tahun Baru 2021 ya, Pak?
Presiden RI:
Hmm? Gimana?
Wartawan:
Semuanya.
Presiden RI
Ya, ya, ya, (tahun) 2021 akhir.
Wartawan:
Pak, kendalanya apa sih tadi? Kayaknya masih ada lahan yang baru di…?
Presiden RI:
Enggak, lahannya sudah. Apa? Misalnya kereta cepat itu lahan sudah 99,9 persen sudah selesai, sudah enggak ada masalah. Ini tinggal kerja lapangannya karena kita tahu ruwetnya seperti ini.
Wartawan:
Pak, indeks kerukunan antarumat beragama di sejumlah kota besar di bawah rata-rata nasional Pak. Seperti di Jawa Barat dan DKI Jakarta itu, indeks kerukunan umat beragamanya (di bawah rata-rata nasional).
Presiden RI:
Ya itu pekerjaan kita semuanya agar yang namanya toleransi, yang namanya kerukunan, yang namanya persaudaraan itu harus kita jaga, kita rawat bersama-sama, sudah.
Wartawan:
Pak soal Garuda Indonesia nih, Pak kan ada isu lagi soal dugaan eksploitasi pramugari di internal Garuda Indonesia, Pak. Ada perintah khusus enggak Pak kepada Menteri BUMN?
Presiden RI:
Ya itu urusannya…, itu bukan urusannya BUMN lagi itu kalau sudah seperti itu. Itu urusannya polisi, sudah.
Wartawan:
Baik, terima kasih Pak Jokowi.