Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Seusai Meninjau Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek
Wartawan:
Jadi dadakan nih Pak, soalnya?
Presiden RI:
Ini kunjungan mendadak. Saya enggak memberitahu ke siapapun. Saya hanya ingin memastikan apakah yang namanya kartu BPJS itu betul-betul sudah dipegang oleh rakyat, oleh pasien yang ada di rumah sakit. Saya cek tadi hampir 90% lebih memakai BPJS. Tapi yang saya masih, mau saya cek lagi, yang PBI artinya yang gratis dari pemerintah sama yang bayar, kok banyak yang bayar. Ini yang mau saya lihat.
Tahunya posisi yang…karena yang PBI itu kan banyak, dari pemerintah itu 96 juta ya, plus dari Pemda itu 37 juta, sudah, berarti berapa itu? Harusnya ini sudah mencakup, berapa? 133 juta, harusnya itu yang gratis 133 juta. Ada di mana, siapa yang pegang. Saya ingin memastikan itu. Tapi kalau melihat persentase yang di sini tadi kok, lebih banyak yang bayar tapi pakai BPJS, ya.
Yang bagus itu.
Wartawan:
Terkait kenaikan BPJS, Pak?
Presiden RI:
Ini dalam rangka ke sana, saya mengontrol itu.
Wartawan:
Pak Presiden, kan BPJS itu di akar rumput kan benar-benar dibutuhkan sementara persoalannya itu di bagaimana lembaga pemerintah menjaga ini terus ada tapi juga cashflow-nya juga bisa…
Presiden RI:
Ini sekali lagi, kita ini kan sudah mbayari yang 96 juta, total dibayar oleh APBN tetapi di BPJS terjadi defisit itu karena salah kelola saja. Artinya apa? Yang seharusnya membayar pada enggak membayar. Artinya, di sisi penagihan itu yang harus semestinya diintensifkan. Ya kalau ini enggak (intensif penagihannya), terjadi defisit. Defisit kan mau tidak mau, iurannya harus dinaikkan sehingga sekali lagi, tata kelola-manajemen yang ada di BPJS memang harus diperbaiki.
Wartawan:
Dari formasi struktur di BPJS mungkin Pak, untuk memperbaiki ini dari sisi organisasinya mungkin?
Presiden RI:
Ini, ini, ini, coba ini saya ke lapangan dulu, saya mau melihat ini-nya dulu, ya, oke.
Wartawan:
Terima kasih, Pak.