Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Seusai Meresmikan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
Wartawan:
Pak, soal Mas Gibran kan hari ini resmi mendaftar (calon wali kota Solo), ada pesan-pesan enggak untuk Mas Gibran?
Presiden RI:
Urusan Isuzu saja, sama jalan tol.
Wartawan:
Pak, jalan tol apakah akan digratiskan Pak, sampai kapan (kalau gratis)? Tarifnya berapa, Pak?
Presiden RI:
Ya, ini alhamdulillah Jalan Tol Jakarta-CIkampek II Elevated telah selesai dan ini tadi saya sudah bertanya ke pemilik (pengelola), akan digratiskan sampai nanti tahun baru. Dan kita harapkan dengan dibukanya silang ini betul-betul kemacetan yang setiap hari sudah 4 tahun ini kita rasakan sejak 2016, nanti betul-betul bisa terkurangi dengan baik. Kalau dari hitung-hitungan, bisa mengurangi kemacetan 30 persen.
Wartawan:
Pak, kan di sini kan ada integrasi kereta cepat termasuk juga LRT. Setelah semuanya berjalan, kemacetan yang bisa teratasi berapa persen?
Presiden RI:
Yang jelas akan mengurangi kemacetan. Jalan tol elevated ini mengurangi kemacetan. Nanti ada LRT, karena orang berpindah dari mobil ke transportasi masal akan mengurangi kemacetan. Nanti kereta cepat jadi di 2021, itu juga akan mengurangi kemacetan karena perpindahan dari mobil pribadi ke transportasi umum, transportasi masal. Hitung-hitungannya tanya ke Menteri PUPR. Sudah?
Wartawan:
Pak soal penghapusan Ujian Nasional (UN) pada tahun 2021?
Presiden RI:
UN? Sudah diputuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bahwa Ujian Nasional mulai tahun 2021 sudah dihapus, artinya sudah tidak ada UN lagi nanti di tahun 2021. Akan diganti dengan yang namanya Asesmen Kompetensi, artinya yang diasesmen nanti adalah sekolah, yang diasesmen adalah nanti guru-guru dan juga ada yang namanya nanti Survei Karakter. Dari itu juga bisa dijadikan sebuah evaluasi, pendidikan kita ini sampai ke level yang mana, ke tingkat yang mana tapi sudah dihitung, dikalkulasi, saya kira kita mendukung apa yang sudah diputuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Wartawan:
Pak, bagaimana jika sekolah-sekolah itu tidak siap dengan asesmen tersebut, Pak?
Presiden RI:
Ya artinya mau tidak mau, nanti setiap sekolah akan ada angka-angkanya. Yang angkanya di bawah grade, tentu saja harus diperbaiki, diinjeksi, sehingga mereka bisa naik levelnya. Akan kelihatan nanti, sekolah-sekolah mana yang perlu disuntik, diinjeksi.
Wartawan:
Pak, masalahnya kan pendidikan ini kebijakan di pusat tapi juga ada otonomi, seperti SD, SMP ditangani oleh pemerintah kabupaten dan kota?
Presiden RI:
Ya, itu kan penanganan teknis. Kebijakan (policy) itu ada di pemerintah pusat. Bisa saja suatu saat nanti, misalnya…misalnya ini, nanti perhitungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti apa, guru ditarik lagi ke pusat, bisa saja itu dilakukan. Ini kan hanya menggeser anggaran dari daerah ke pusat lagi, hanya itu saja kok. Tapi kalau policy ini betul-betul bisa menaikkan, misalnya menaikkan kualitas pendidikan, menaikkan PISA (Programme for International Student Assessment) kita, ya akan kita jalani terus.
Wartawan:
Pak Jokowi, Gibran siang tadi sudah resmi mendaftar ke PDI-P untuk maju sebagai calon wali kota Solo, tanggapan dari Bapak seperti apa? Apakah sudah minta doa restu juga Pak semalam? Ada pesan-pesan enggak Pak, untuk Mas Gibran?
Presiden RI:
Kan sudah saya sampaikan bolak-balik bahwa itu sudah menjadi keputusan (Gibran), tanyakan langsung ke anaknya langsung. Ya.
Wartawan:
Pak, Mas Bobby kan juga maju Pilwalkot Medan nih, Pak, dan ada yang menganggap ini sebagai politik dinasti. Tanggapannya seperti apa, Pak?
Presiden RI:
Itu kan sebuah kompetisi. Kompetisi itu bisa menang, bisa kalah. Terserah rakyat yang memiliki hak pilih. Siapa pun punya hak pilih dan hak dipilih. Ya kalau rakyat enggak mau memilih, bagaimana? Ini kompetisi bukan penunjukan, beda. Tolong dibedakan, ya.
Wartawan:
Pak terkait ekspor otomotif sendiri Pak, harapan Bapak….
Presiden RI:
Hmm, ekspor?
Wartawan:
Otomotif Pak, otomotif.
Presiden RI:
Ya.
Wartawan:
Kan Bapak ingin dalam 5 tahun, Indonesia menjadi hub untuk produksi otomotif, strateginya apa Pak untuk mendorong itu?
Presiden RI:
Ya saya sudah meminta, meminta kepada industri otomotif, target-target yang tadi sudah saya sampaikan yang sekarang ini 300 ribu (unit), dalam 3-4 tahun mendatang harus bisa meloncat menjadi kurang lebih 1 juta (unit) ekspornya. Nilainya dari yang USD8 miliar meloncat kepada kurang lebih USD24 miliar. Artinya apa? Industri otomotif di Tanah Air nanti harus konsentrasi kepada ekspor. Artinya apa? Kita akan menjadikan Indonesia sebagai production hub bagi industri otomotif. Semuanya sekarang infrastrukturnya siap, kawasan industrinya siap, pelabuhan yang khusus untuk mobil juga insyaallah segera siap tahun depan. Apalagi yang masih dibutuhkan? Saya kira semuanya siap dan kapasitas terpasang yang tadi saya dengar juga masih longgar sehingga kita harapkan, ekspornya tidak hanya kayak tadi hanya ke Filipina, ndak. Asia iya, Asia Timur, Timur Tengah, membesarkan lagi ke Afrika, ini pasar-pasar yang belum kita garap secara baik sebagai pasar untuk produk ekspor kita.
Saya rasa kita memiliki sebuah peluang yang besar untuk masuk ke pasar-pasar yang tadi saya sebutkan, bukan pasar-pasar tradisional yang itu-itu saja.
Ya, terima kasih.
Wartawan:
Pak, SEA Games, Pak? Perolehan (medali) emasnya melebihi target, Pak. Tapi tidak (masuk) 2 besar.
Presiden RI:
SEA Games target saya adalah masuk ke 2 besar, tapi sekarang masuk ke 4 besar. Tapi (medali) emasnya memang melampaui target yang sudah kita berikan. Lebih kan dari 60? Target pertama 45, saya enggak mau. Enam puluh sudah terlampaui, sekarang dapat berapa?
Wartawan:
Tujuh puluh dua medali emas.
Presiden RI:
Tujuh puluh dua (medali) emas, terlampaui ya artinya dapat bonus. Dan bonusnya berapa? Seingat saya, emasnya (dapat bonus) Rp500 (juta). Rp500 (juta), Rp300 (juta), Rp200 (juta) kalau enggak keliru, ya.
Wartawan:
Terima kasih, Pak.