Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Seusai Meresmikan Jalan Tol JORR II Ruas Kunciran-Serpong

Jumat, 6 Desember 2019
Tangerang Selatan, Banten

Presiden RI:
Ya sudah ya, saya kira tadi jelas yang saya sampaikan. Cukup.

Wartawan:
Pak, tapi kan ini belum semua 6 ruas tolnya Pak. Nanti akan rampung kapan, Pak, untuk seluruh Tol JORR?

Presiden RI:
Ya, ini kan ada yang Lingkar I, Lingkar II, nanti ada Lingkar III lagi. Yang Lingkar ini 110 kilometer dan yang lainnya masih dalam tahap konstruksi. 

Kita harapkan kapan Pak, selesai? 110 kilometer, tembus?

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat:
Akhir tahun 2020.

Presiden RI:
Akhir tahun 2020, akhir tahun depan. Sudah, jelas?

Wartawan:
Pak, mengenai Dirut Garuda Indonesia yang kemarin Pak, boleh minta komentarnya dari Pak Jokowi, Pak?

Presiden RI:
Apanya?

Wartawan:
Dirut Garuda Indonesia yang dicopot.

Presiden RI:
Sudah diputuskan oleh Menteri BUMN, sudah, itu tegas sekali. Saya kira pesannya tegas sekali, sudah, saya enggak akan mengulang. 

Jangan ada yang mengulang-ulang seperti itu lagi, sudah.

Wartawan:
Arahan tegasnya seperti apa, Pak? Supaya tidak terjadi lagi ada mafia di BUMN seperti kemarin ini.

Presiden RI:
Gimana? Sudah tegas banget gimana sih? Menteri BUMN kemarin sudah tegas sekali, sudah. Itu pesan untuk semuanya. Jangan main-main, sudah.

Wartawan:
Untuk penunjukan Plt.-nya sendiri nanti akan ditentukan kira-kira kapan, Pak?

Presiden RI:
Tanyakan ke Menteri BUMN, kan ada.

Wartawan:
Pak, penghargaan kemarin sebagai ‘Asian of the Year‘, Pak?

Presiden RI:
Ya, tanyakan ke The Straits Times.

Wartawan:
Kan Bapak sudah menyampaikan lewat media sosial, mungkin Bapak ingin menyampaikan secara langsung begitu Pak. Ucapan terima kasih? Apa artinya bagi Pak Jokowi? Ini hasil bekerja sama dengan rakyat kah, Pak?

Presiden RI:
Saya kira, negara kita, Indonesia, dilihat sebagai negara yang stabil, ekonominya stabil, politiknya bersatu, masyarakatnya, ya. Di luar, kita dilihat seperti itu. Oleh sebab itu, harus dijaga, tidak ada tawar-menawar lagi urusan persatuan, urusan persaudaraan, urusan kerukunan, enggak ada. Ini adalah milik besar kita, modal besar kita, cukup.

Wartawan:
Pak, terkait kasus Novel Baswedan Pak, perkembangannya seperti apa, Pak? Bapak kan janjinya Desember? Deadline-nya kan awal Desember?

Presiden RI:
Nanti saya jawab setelah saya dapat laporan dari Kapolri. Saya, Senin akan saya undang Kapolri. Saya yakin, insyaallah ketemu.

Wartawan:
Terkait agenda ke (PT) Chandra Asri tadi Pak, adakah strategi kebijakan pemerintah untuk mendukung investasi di bidang petrokimia?

Presiden RI:
Untuk petrokimia, karena ini adalah dalam rangka substitusi barang-barang impor, produk-produk impor, siapa pun yang ingin masuk dalam penanaman modal yang berkaitan dengan petrochemical, akan kita beri yang namanya tax holiday sehingga kita tidak usah impar-impor lagi produk-produk kimia. Bisa kita produksi di dalam negeri. Target kita, 3-4 tahun itu rampung, insyaallah rampung. Karena bukan hanya (PT) Chandra Asri tapi ada juga dari investasi lain, penanaman modal perusahaan lain yang juga mulai masuk ke ruang petrokimia. Karena gede banget impor kita untuk petrokimia, gede banget, hampir Rp317 triliun, gede banget. Itu yang menyebabkan defisit transaksi berjalan kita, yang menyebabkan defisit neraca perdagangan kita, di situ. Kalau substitusi produk-produk impor, ini bisa kita kurangi, bisa kita hilangkan, ya sudah. Artinya neraca kita akan semakin baik.  

Wartawan:
Targetnya CAD (current account deficit) berapa sih Pak, mungkin Pak dengan investasi ini, Pak? Targetnya CAD?

Presiden RI:
Itu kan banyak. Bukan hanya petrokimia, nanti ada B20, B30 sebentar lagi, nanti tanggal-tanggal 20-an, kita akan launching lagi yang B30. Itu juga akan mengurangi impor minyak kita. Kemudian juga avtur, yang juga sudah mulai turun drastis karena bisa kita produksi juga di dalam negeri. Gas LPG (liquified petroleum gas) nanti kalau ada gasifikasi batu bara juga bisa akan kita potong, kurangi lagi, itu nanti akan menurunkan semuanya, ya.

Wartawan:
Terima kasih, Pak.