Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Seusai Pelepasliaran Elang Jawa

Jumat, 14 Februari 2020
Taman Nasional Gunung Merapi Jurang Jero, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Presiden RI:
Elangnya satu pasang dilepas tetapi di sini memang … kawasan ini memiliki kemampuan untuk menampung enam pasang sebetulnya, enam pasang tetapi yang dilepas hari ini hanya satu pasang. Jadi kalau kita ada lagi, elang lagi, nanti dilepas lagi, ya. Yang dilepas pun juga bukan elangnya saja tetapi juga burung-burung yang kecil, yang dipakai untuk makanan elang, ya. Saya kira memang kita ingin memulai hal-hal yang berkaitan dengan ekosistem, satwa, flora, fauna, kemudian juga penanaman kembali (reboisasi) di kawasan-kawasan yang sering banjir, tanah longsor, tadi kan sudah saya sampaikan juga di sana. Tanam vetiver, tanam tanaman-tanaman yang juga fungsi hijaunya ada tapi fungsi ekonominya juga ada, saya kira itu sekarang yang ingin terus akan saya dorong.

Wartawan:
Pak, isu lain Pak, soal WNI dari Natuna Pak kan akan dipulangkan, apakah ada kekhawatiran, Pak? Masyarakat yang masih khawatir?

Presiden RI:
Hmmm? Apa?

Wartawan:
Besok kan WNI dari Natuna sudah selesai Pak, akan dilepas untuk dipulangkan, imbauan-imbauannya mungkin Pak?

Presiden RI:
Ya, itu proses, protokol kesehatan dari WHO yang kita ikuti secara ketat, ya, secara ketat. Karantina di Natuna juga di sana ketat diawasi, ketat dicek, harian dicek. Sudah, sekarang 14 hari, memang protokolnya seperti itu. Jadi kalau sekarang mereka kembali ke masyarakat, ya itu dipastikan bahwa itu memang prosedur sudah dilalui dan kembali. Kita harapkan masyarakat juga menerima apa adanya, wong sudah 14 hari dikarantina dan enggak ada masalah.

Wartawan:
Jadi enggak usah takut ya masyarakatnya ya Pak, ya?

Presiden RI:
Apanya? Apa … sedikit-sedikit takut, ya enggak lah. Wong sudah proses protokol kesehatannya dilalui kok, ya. Terima apa adanya, enggak ada masalah.

Wartawan:
Terima kasih, Pak.