Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Seusai Peninjauan RSUD Subang Dan Pelabuhan Patimban
Presiden RI:
Ini Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang kita harapkan ini akan menjadi pelabuhan besar nantinya di tahun 2027. Jadi ini memang pekerjaan yang besar sehingga tahapan-tahapannya memang jangka panjang.
Yang tahapan pertama nanti investasi yang diperlukan kurang lebih Rp29 triliun. Tapi total mungkin nanti sampai Rp50 triliun lebih jadi ini secara keseluruhan ada 654 hektar yang 300 hektare itu untuk peti kemas dan terminal kendaraan. Memang ini nanti akan banyak yang untuk terminal kendaraan untuk ekspor mobil-mobil dari industri-industri otomotif kita. Jadi yang 300 hektare itu untuk terminal kendaraan dan peti kemas kemudian yang backup areanya ada 354 hektare dan ini kita harapkan nanti memiliki kapasitas 7,5 TEUs memang gede sekali pelabuhan ini.
Wartawan:
Pak tadi sudah meninjau dari atas juga kan Pak, puas enggak Pak kira-kira, Pak?
Presiden RI:
Ya progress-nya ini bagus dan kita harapkan yang tahapan pertama ini nanti akan kita selesaikan di bulan Juni tahun depan.
Wartawan:
Untuk akses truknya sendiri bagaimana Pak?
Presiden RI:
Akses juga tadi saya lihat dari atas sudah dikerjakan yang non-tol, sudah dikerjakan juga hampir selesai. Selesai April, muncul-muncul Juni lah tadi kita lihat di atas tadi, progress-nya sudah bagus sekali, sudah enggak ada masalah. Tinggal ada fasilitas lagi yang namanya jalan tol sepanjang kurang lebih 37 kilometer dari Tol Cipali menuju ke sini sehingga kecepatan itu ada, efisiensi itu ada menuju ke pelabuhan ini.
Wartawan:
Pak, ini kan terbesar kedua nantinya setelah (Pelabuhan) Tanjung Priok, diharapkannya apa sih Pak, nanti akan mengurangi dari logistik yang biasanya ke Pelabuhan Tanjung Priok begitu, Pak?
Presiden RI:
Ini semuanya dalam rangka memperbaiki daya saing kita sehingga competitiveness kita menjadi naik. Artinya nanti ada, di sini memang arah ke depan ini menjadi pelabuhan khusus untuk mobil meskipun yang lain juga ada tapi sebagian besar yang masuk ke sini adalah yang untuk ekspor mobil karena kita ingin menjadi sebuah hub besar bagi produksi otomotif di kawasan kita, sehingga ekspor-ekspor ke Australia, ke New Zealand, atau ke negara-negara ASEAN semuanya berangkat dari Pelabuhan Patimban ini, kira-kira itu.
Wartawan:
Pak, untuk sidak BPJS tadi, bagaimana hasilnya, Pak?
Presiden RI:
Hmm?
Wartawan:
Sidak BPJS tadi?
Presiden RI:
Sidak BPJS tadi hampir 90 persen yang kita tanyai, semuanya memakai Kartu Indonesia Sehat (KIS), pakai kartu itu. Ya, dan memang tadi mungkin 70-an persen itu memakai yang PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang gratis dari pemerintah, yang 20-an persen yang bayar. Sama seperti yang di Lampung, kurang lebih angkanya hampir-hampir sama, jadi artinya memang masyarakat memanfaatkan kartu BPJS dalam rangka itu dalam rangka pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit.
Wartawan:
Hasil tinjauannya Pak, Bapak merasa puas enggak dengan progress-nya?
Presiden RI:
Ya kalau BPJS, yang paling penting yang harus diselesaikan kan sebetulnya di BPJS-nya, bukan di rumah sakitnya atau bukan di pemegang kartunya, ndak. Di institusi BPJS-nya, bagaimana agar yang namanya defisit itu bisa dikendalikan karena pemerintah sudah keluar duit gede banget. 133 juta yang di-cover oleh pemerintah dari kartu BPJS yang gratis, 133 juta. 96 juta oleh pemerintah pusat dan sisanya itu pemerintah daerah. Gede banget ini, gede banget. Jadi kenaikan BPJS itu yang 133 juta itu artinya itu dicover oleh APBN dan APBD, itu yang harus menjadi catatan.
Wartawan:
Pak, kemarin yang ke acara BI katanya terjebak macet 30 menit?
Presiden RI:
Hmm? Apa?
Wartawan:
30 menit macet di daerah Sudirman ya, Pak?
Presiden RI:
Bukan macet, berhenti.
Wartawan:
Di daerah mana, Pak?
Presiden RI:
Di Kasablanka, Kuningan, iya. Ya itu kan tiap hari di situ memang seperti itu. Sejak saya dulu jadi gubernur juga seperti itu.
Wartawan:
Pak, kunker kali ini membawa 2 staf milenial ya Pak, ya?
Presiden RI:
Ya, ini yang (staf) khusus, Mbak Putri sama Mas Taufan nanti memang terutama mau saya tunjukkan Mekaar karena di Mekaar itu nanti ada 5,8 juta nasabah yg hampir 99 persen itu adalah perempuan, wanita. Nah, jadi kalau lapangannya sudah dilihat, proses-proses perbaikan apa yang bisa dikerjakan, misalnya dengan sentuhan fintech misalnya, misalnya sentuhan kemasan, misalnya sentuhan desain, itu yang mau kita… mengangkat brand-nya seperti apa. Itu yang mau kita kerjakan. Tapi paling ndak lapangannya ini, anak muda ini biar tahu.
Wartawan:
Pak, kan masih ada lima lainnya, nanti juga akan diajak?
Presiden RI:
Ya nanti kan bidangnya beda-beda, ini kan jago-jagonya di fintech, di UMKM sehingga juga Menteri Koperasi dan UMKM juga kita ikut karena 5,8 juta yang sudah kita berikan. Target kita nanti di atas 10 juta nasabah, ya.
Wartawan:
Terima kasih, Pak.