Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia seusai Peresmian Pabrik Serta Sarana dan Prasarana Produksi PT Solo Manufaktur Kreasi
Wartawan:
Terkait kunjungan di pabrik mobil Esemka, Pak. Bagaimana tanggapannya?
Presiden RI:
Ya tadi saya dengan Pak Menteri Perindustrian telah mencoba mobil pickup produksi PT Esemka yang diberi nama Bima. Ini 1.200 cc. Coba dan dari awal tadi saya juga telah melihat assembly line, tadi ada finishing line, ada juga pengujian mesin. Semuanya saya kira proses-proses di sini nanti perlu dilihat semuanya.
Tetapi yang paling penting, sekali lagi, ini adalah brand dan principal Indonesia. Kemudian saya tanya untuk urusan harga karena yang namanya produksi itu kadang-kadang juga mudah, tapi memasarkannya yang sulit kalau harganya tidak sesuai dengan keinginan konsumen. Saya melihat harganya juga harga yang kompetitif.
Tadi tanya ke manajemen, “Harganya berapa, Pak?”, “Rp95 juta off the road,” Oh, ya murah. Feeling saya laku keras.
Wartawan:
Kualitasnya Pak?
Presiden RI:
Ini sekali lagi ya, ini adalah produksi yang pertama. Produksi yang pertama. Kualitas menurut saya cukup baik. Kalau ada kurang-kurang sedikit, ya namanya produksi pertama. Tapi sudah sangat bagus untuk sebuah produksi pertama baik dari sisi desain. Tadi Pak Menteri tadi nyetir.
Menteri Perindustrian:
Nyetirnya enak.
Presiden RI:
Nyetirnya juga enak.
Menteri Perindustrian:
Tapi yang paling penting Pak Presidennya tenang.
Wartawan:
Pak, target pasarnya?
Presiden RI:
Ya target pasar tanya ke manajemen PT Esemka. Kok, tanya ke saya?
Wartawan:
Ada tidak bantuan dari pemerintah, maksudnya untuk mendorong pembelian yang lebih banyak?
Presiden RI:
Enggak, enggak ada. Sekali lagi, enggak ada. Ini adalah… akan lebih baik kalau PT Esemka sebagai sebuah perusahaan swasta itu ya mandiri, berani berkompetisi, berani bersaing dengan produk-produk lain. Akan bisa survive kalau punya produksi yang baik, harganya baik, ya pasti pasar akan terima. Masyarakat akan beli. Tapi memang mempunyai sebuah keunggulan yaitu ini sebuah brand dan principal Indonesia.
Wartawan:
Pak, enakan mana Pak dengan yang (tipe) Rajawali waktu di balai kota atau yang itu tadi?
Presiden RI:
Ya sama. Hanya itu kan SUV, kalau yang ini kan pickup. Karena memang pasarnya yang lebih besar mungkin, mungkin ya, dari manajemen sudah survei pasarnya, pasarnya yang lebih menjanjikan mungkin yang pickup sehingga pickup didahulukan.
Wartawan:
Apakah akan dikembangkan jadi mobil nasional juga mungkin Pak?
Presiden RI:
Tanya ke Pak Menteri Perindustrian.
Wartawan:
Pak masalah RUU KPK, setelah kemarin DPR dalam paripurna mengesahkan itu sebagai usulan, RUU ini inisiatif DPR atau Presiden juga akan mengeluarkan Surpres segera?
Presiden RI:
Saya harus melihat dulu yang direvisi ini apanya. Saya belum melihat. Nanti kalau sudah ke Jakarta, revisi ini yang direvisi apanya. Materi-materinya apa. Saya harus tahu dulu, baru saya bisa berbicara. Tetapi sekali lagi yang kemarin saya sampaikan, KPK sudah bekerja dengan sangat baik dalam rangka pemberantasan korupsi.
Wartawan:
Isinya kan melemahkan KPK Pak, seperti akan membatasi KPK dalam penyadapan dan sebagainya?
Presiden RI:
Ya apa dulu. Saya belum ngerti kok. Jangan mendahului seperti itu.
Wartawan:
Tapi kalau demikian, kalau memang membatasi, sikap Bapak bagaimana?
Presiden RI:
Yang jelas saya kira kita harapkan DPR juga punya semangat yang sama untuk memperkuat KPK, ya.