Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Seusai Peresmian Underpass Yogyakarta International Airport

Jumat, 31 Januari 2020
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

Presiden RI:
Nunggu berhenti ndak?

Wartawan:
Enggak usah, Pak. Panas, Pak.

Presiden RI:
Enggak usah? udah panas. Oke.

Ini kita melihat, ini udah berapa kali ke bandara Yogyakarta International Airport. Saya melihat fasilitas-fasilitas yang ada sudah banyak yang siap baik berupa pelayanan navigasi penerbangan, siap, kemudian juga pelayanan kesehatan di bandara juga sudah siap. Pelayanan untuk pengisian bahan bakar juga siap, dan kita harapkan nanti bisa kita operasionalkan secara total mungkin kalau enggak Februari, insyaallah di bulan Maret.

Dan pada sore hari ini kita meresmikan terowongan terpanjang, ini 1,3 kilometer, 1.300 meter, terowongan terpanjang di Indonesia yang ini juga salah satu dari keseluruhan proyek Yogyakarta International Airport.

Kita harapkan nanti bisa memberikan kontribusi terutama peningkatan turis menuju ke Yogyakarta, ke Borobudur, ke Prambanan, dan sekitarnya. Sehingga kita nanti menyelesaikan pelayanan transportasi antarmoda yang interkoneksi sehingga masyarakat memiliki pilihan-pilihan. Ada opsi-opsi yang bisa dipilih dalam rangka pelayanan kepada turis, kepada masyarakat.

Wartawan:
Pak, sebenarnya seberapa besar sih arus lalu lintas di sekitar bandara ini, sehingga sampai harus dibuatkan underpass begitu? Memang…

Presiden RI:
Ya ini ada…, ya ini berbeda ya. Ini kan ada jalan yang sudah existing. Kemudian nanti ada jalur Pansela. Lah ini, ini, ini yang Pansela.

Wartawan RI:
Pak Jokowi mungkin ke depan target-targetnya, Pak?

Presiden RI:
Ini kan kita tidak berbicara hanya sekarang kan? Ini berbicara plan ke depan di Pulau Jawa ini akan seperti apa.

Wartawan RI:
Pasca peresmian mungkin, Pak, targetnya dalam ekonomi maupun juga pariwisata khususnya untuk Kulon Progo sendiri mungkin, Pak?

Presiden RI:
Ya, saya melihat, yang jelas akan terjadi peningkatan arus turis kesini karena slot penerbangan semakin banyak. Bisa dobel, bisa tripel, karena juga bandaranya juga sangat besar sekali, sehingga ada pilihan-pilihan bagi penerbangan jarak jauh untuk turun langsung di Yogyakarta, karena dulu sudah penuh enggak bisa tambah slot itu penerbangan baru. Ya, sudah.

Wartawan:
Pak, satu lagi. Evakuasi WNI dari Wuhan?

Presiden RI:
Ya, kemarin sore sudah kita putuskan dalam rapat terbatas bahwa saya sudah perintahkan untuk segera dievakuasi warga negara Indonesia, WNI kita yang ada di Wuhan dan sekitarnya. Dan ini dikoordinir oleh Menteri Luar Negeri bersama seluruh menteri yang terkait, baik Menteri Kesehatan, Panglima TNI, kemudian Kepala BNPB, Kepala Pariwisata, Menteri  Perhubungan, semuanya terkait dengan ini. Karena ini sebuah merupakan sebuah pekerjaan besar.

Dan juga kemarin WHO juga sudah mengumumkan situasi darurat global yang terkait dengan virus corona. Jadi, saya kira keputusan kita kemarin untuk mengevakuasi sudah betul, sehingga ini yang perlu dimatangkan adalah bagaimana secepatnya membawa WNI kita sebanyak 200, kurang lebih, 43 orang untuk menuju ke Indonesia dengan tahapan-tahapan, tentu saja ada observasi dan lain-lainnya sebelum dikembalikan kepada orang tua maupun kepada masyarakat.

Wartawan:
Pak, nanti akan pakai pesawat komersial atau pakai pesawat…, untuk evakuasi?

Presiden RI:
Ini masih ada pilihan-pilihan. TNI siap, komersial juga siap. Nanti kita tinggal apa…, karena kita juga tergantung otoritas yang ada di Wuhan. Ya.

Wartawan:
Dan otoritas apakah sudah, apakah sudah open, Pak? Otoritas disana untuk kita mengambil…

Presiden RI:
Masih dalam proses, masih kita proses. Karena yang ingin evakuasi bukan hanya Indonesia saja tetapi antrean kita saya kira sudah cukup banyak.

Wartawan:
Bandara mana saja, Pak, yang akan menjadi tempat pulangnya mereka, Pak?

Presiden RI:
Enggak, nggak, nggak. Belum, belum. Nanti hanya satu bandara kok, sementara satu bandara. Disatukan dulu. Kemudian sambil diobservasi. Ya.