Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Usai Menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN – Gulf Cooperation Council (GCC)
Presiden RI:
Alhamdulillah, seluruh kegiatan sudah selesai. Pertemuan bilateral dengan His Royal Highness Prince Mohammed bin Salman dan KTT ASEAN – GCC berjalan dengan lancar, berjalan dengan produktif.
Dan saat bertemu dengan Perdana Menteri Mohammed bin Salman, saya menyampaikan apa adanya bahwa antrean haji di Indonesia sangat panjang, bahkan ada yang harus menunggu 47 tahun, sehingga Indonesia membutuhkan tambahan kuota haji. Dan alhamdulillah, ditanggapi sangat positif. Dan kurang dari 12 jam, komitmen tambahan kuota haji langsung diberikan, paling tidak 20 ribu untuk tahun depan tambahannya, diberikan kepada Indonesia.
Wartawan:
Pak, apa benar Ibu Negara diundang ke Istana oleh Princess Sara? Bicara apa aja, Pak?
Presiden RI:
Iya. Jadi, saat saya diterima oleh His Royal Highness Prince Mohammed bin Salman, Ibu Iriana juga diterima di Istana oleh Her Royal Highness Princess Sara, istri dari PM MBS. Dan alhamdulillah, Ibu Negara bercerita kemarin bahwa diterima dengan sangat hangat, diterima dengan sangat ramah. Ini sebuah hal yang memang tidak biasa terjadi.
Info yang saya terima, Princess Sara hampir, hampir tidak pernah menerima istri Kepala Negara dari negara lain. Artinya, saya melihat hubungan Indonesia dan Arab Saudi ini memang semakin lama semakin erat, semakin lama semakin baik.
Wartawan:
Kemudian, Pak, yang dibahas di KTT ASEAN – GCC ini apa saja, Pak?
Presiden RI:
Ini adalah pertemuan pertama antara ASEAN dan GCC. Dan alhamdulillah, dilakukan di bawah Keketuaan Indonesia di ASEAN, dan KTT ini memiliki makna yang sangat penting bahwa Indonesia, ASEAN, dan GCC tetap memilih untuk meningkatkan kerja sama di tengah dunia yang semakin terbelah.
Salah satu yang dibahas terkait Palestina, dan 16 negara anggota ASEAN – GCC sepakat untuk mengupayakan penghentian kekerasan, membuka akses penuh (untuk) dukungan kemanusiaan, dan menegaskan kembali komitmen solusi dua negara agar kedua negara bisa hidup berdampingan secara damai.