Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Usai Meninjau Infrastruktur Jalan di Provinsi Lampung
Presiden RI:
Ya begini, semangatnya adalah, semangatnya adalah kita ingin memperbaiki ya, jalan-jalan yang kita lihat baru saja tadi, baik jalan kabupaten, baik jalan provinsi, baik jalan kota, yang rusak parah. Dan masyarakat harus tahu ada tanggung jawab untuk jalan nasional itu di pemerintah pusat, jalan provinsi itu ada di gubernur, jalan kabupaten itu di bupati dan wali kota. Tetapi ini, karena memang sudah lama, ya akan diambil alih oleh pemerintah pusat, ya.
Tahun ini pemerintah pusat, khusus untuk Lampung, akan mengucurkan anggaran kurang lebih Rp800 miliar untuk 15 ruas jalan, termasuk ini. Akan dimulai pembangunannya, perbaikannya akan dimulai bulan Juni karena harus lelang dulu. Begitu saya lihat tadi, saya sudah perintahkan Pak Menteri PU untuk lelang, tapi juga nanti ada beberapa ruas yang menjadi tanggung jawabnya Pak Gubernur, ada yang tanggung jawabnya Bapak-Ibu Bupati yang ada di sini. Jangan semuanya pemerintah pusat semuanya.
Ya, saya rasa itu.
Wartawan:
Pak, sampai ke Rumbia berarti Pak? Sampai ke mana jalannya?
Presiden RI:
Ini pokoknya yang rusak sampai ke Rumbia atau sampai ke mana, yang rusak parah sudah, (akan) kita perbaiki.
Wartawan:
Mobilnya sempat nyangkut di Kota Baru, di perjalanan tadi, Pak? Kemudian Pak, untuk mengubah perspektif masyarakat bahwa misalkan pemerintah ini bekerja karena viral, itu bagaimana untuk melepaskan itu, Pak?
Presiden RI:
Ya, kita itu tidak hanya di sini saja, tetapi kita juga melihat di beberapa provinsi juga banyak hal yang sama, yang harus kita bantu oleh pemerintah pusat. Ini bukan urusan viral atau enggak viral, enggak ada. Memang tugasnya pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota itu memberikan pelayanan, termasuk menyiapkan jalan yang baik ya, karena itu menyangkut mobilitas barang dan mobilitas orang dan menyangkut juga biaya logistik, ongkos logistik. Kalau ongkos logistik karena jalannya rusak menjadi tinggi, produk itu enggak bisa bersaing.
Ya, sudah, cukup
Wartawan:
Terima kasih, Pak.