Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Usai Meninjau Persiapan Penyambutan Pemimpin ASEAN di Bandar Udara Internasional Komodo, Labuan Bajo
Wartawan:
Bapak, boleh tinjauan untuk hari ini dan juga bagaimana persiapan untuk nanti puncak acara KTT? Bagaimana nanti persiapan dan juga sejauh ini tinjauan yang Bapak lakukan tadi?
Presiden RI:
Ya, tinggal dua hari lagi ya, sudah siap, semuanya sudah siap, siap semuanya.
Wartawan:
Tapi akan meninjau venue-venue lagi, Pak?
Presiden RI:
Enggaklah, sudah kemarin kita, terakhir itu sudah, habis Lebaran sudah kita cek, semuanya sudah siap. Artinya ini tinggal pelaksanaan, sudah.
Wartawan:
Pak, kalau tantangan ASEAN ke depan itu kan salah satunya kan perang dingin Amerika dengan Cina. Lalu target kepemimpinan Indonesia untuk menavigasi ASEAN untuk menjaga kepentingan kawasan dan negara anggota seperti apa ya, Pak?
Presiden RI:
Ya, prinsip Indonesia di Keketuaan ASEAN adalah kolaborasi dan kerja sama dengan siapa pun, dan kita tidak tidak ingin ASEAN menjadi proksi siapa pun, proksi negara mana pun karena yang kita inginkan ASEAN adalah terbuka, kerja sama dengan siapa pun, dengan negara mana pun, sehingga penyelesaian setiap masalah yang ada di ASEAN adalah prinsip dialog ini sangat penting sekali, utamanya di dalam masalah Myanmar.
Wartawan:
Itu akan dibahas juga nanti, Pak dalam KTT tingkat leaders?
Presiden RI:
Iya, iya, secara khusus akan dibahas, tapi acuan kita tetap untuk Myanmar, acuan kita tetap “5-Point Consensus”. Itu tetap menjadi acuan, tetapi harus dengan dialog. Karena, menurut saya, sanksi itu bukan sebuah solusi.
Wartawan:
Untuk perwakilan Myanmar sendiri, tadi sempat disinggung Bu Retno, itu bukan dari political. Ada konfirmasi, Pak, untuk perwakilan dari Myanmar sendiri? Perwakilan dari Myanmar sendiri katanya bukan dari political?
Presiden RI:
Ya, memang seperti itu. Itu konsensus kita, konsensus di KTT ASEAN yang lalu memang seperti itu, tetapi kita ingin konflik di Myanmar segera diselesaikan.
Yang pertama, kekerasan harus dihentikan, segera dihentikan.
Yang kedua, bantuan kemanusiaan harus sampai ke rakyat di Myanmar.
Yang ketiga dialog, ini yang penting, yang ingin kita, yang aktif tidak hanya di sini, tetapi juga di Myanmar sendiri juga harus aktif untuk berperan dalam dialog-dialog yang ingin kita lakukan.
Wartawan:
Pak, kabarnya Bapak akan berkantor di Labuan Bajo. Apa saja yang akan dilakukan nanti, Pak?
Presiden RI:
Berkantor bagaimana, ya? Memang pelaksanaan KTT-nya di sini, kok. Konsentrasi, konsentrasi, konsentrasi di ASEAN Summit-nya ya, semua beserta kementerian dan lembaga, konsentrasi di ASEAN Summit-nya.
Wartawan:
Pak, keterlibatan masyarakat di Labuan Bajo untuk pelaksanaan KTT menurut Bapak seperti apa dan juga masyarakat Indonesia umumnya, Pak?
Presiden RI:
Saya kira semuanya terlibat karena memang, baik dalam penyambutan, baik dalam penyiapan kulinernya, baik dalam penyiapan homestay-nya, semuanya, hotelnya, semuanya terlibat semuanya. Hanya tidak cukup, kamarnya tidak cukup, kamarnya tidak cukup, homestay dipakai, kemudian kita menyiapkan juga kapal juga disiapkan.
Wartawan:
Artinya antusiasme yang besar?
Presiden RI:
Tapi ini adalah momentum yang sangat baik. Kita adakan KTT ASEAN di Labuan Bajo itu untuk me-marketing-i Labuan Bajo, supaya semua dunia tahu di Indonesia ada yang namanya Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.
Wartawan:
Pak, sejumlah kepala negara menginap di Bali, Pak, apa pertimbangannya? Sejumlah kepala negara yang menghadiri KTT ASEAN menginap di Bali, apa pertimbangannya?
Presiden RI:
Ya, tadi kan baru saja saya sampaikan, memang kamarnya tidak cukup.
Wartawan:
Terima kasih, Pak.