Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Usai Peninjauan Fasilitas Sekolah SMKN JATENG DI SEMARANG

Rabu, 30 Agustus 2023
SMKN JATENG DI SEMARANG, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah

Presiden RI:
Ya ini saya kira sebuah inisiatif yang sangat bagus dari Pak Gubernur Jawa Tengah. Dulunya ini BLK, kemudian digeser menjadi SMK dan khusus untuk keluarga-keluarga yang tidak mampu.

Pertama, itu bagus, dari keluarga-keluarga yang tidak mampu tidak dipungut biaya, dan justru dibiayai semuanya dari pemerintah provinsi, seragam, sepatu, dan lain-lainnya, makan, kan ada fooding, sangat bagus.

Yang kedua, saya melihat juga sarana-prasarana, kalau saya melihat SMK di provinsi yang lain, di sini juga jauh lebih bagus. Mesin-mesinnya sampai ke CNC. Semua mesin dasar sampai ke CNC, semuanya ada semuanya.

Kemudian me-link-kan dengan industri, di sini juga sudah di-link-kan dengan industri.

Dan tadi juga ada kursus bahasa Jepang untuk mendapatkan beasiswa di college yang ada di Jepang. Ini juga bagus, menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kemiskinan. Saya kira baik.

Dan ini nanti saya akan perintah Mendikbud untuk datang ke sini, dievaluasi lagi, dan bisa diperluas ke provinsi yang lain untuk keluarga yang tidak mampu.

Wartawan:
Berarti bisa dibawa ke tingkat nasional ya, Pak?

Presiden RI:
Ya nanti, Mendikbud biar ke sini. Kalau menurut saya, bisa. Mendikbud biar ke SMK (JATENG di) Semarang ini, baru nanti kita putuskan.

Tadi saya melihat bagus, bagus.

Sudah.

Wartawan:
Pak, untuk lulusannya mendapatkan kerja?

Presiden RI:
Tadi kan sudah di-link-kan. Kalau sarana-prasarana seperti itu, ada mesin dari yang basic sampai ke yang CNC, saya kira ditunggu industrilah, menurut saya. Dan banyak yang bekerja di Jepang dan lain-lain negara.

Bagus, bagus, bagus.

Sudah.

Wartawan:
Soal yang lain, Pak.

Pj. Gubernur Jawa Tengah? Penggantinya Pak Ganjar?

Presiden RI:
Oh belum, belum masuk ke meja saya. Nanti lewat mekanisme TPA. Belum.

Paling lambat minggu ini mungkin sudah di, kalau sudah masuk ke meja saya, kita putuskan.

Belum. Itu harus ditanya, “Siapa?” Belum tahu.

Wartawan:
Perkembangan penanganan polusi di DKI, Pak?

Presiden RI:
Ya ini dibutuhkan usaha bersama-sama, semuanya. Dan, yang dilakukan juga semuanya harus melakukan perpindahan dari transportasi pribadi ke transportasi publik, ke transportasi massal, penanaman pohon yang sebanyak-banyaknya. Kantor-kantor, di halaman kantor-kantor yang memang belum ada pohonnya, diwajibkan dan diharuskan.

Kemudian kita juga telah melakukan modifikasi cuaca, TMC, juga, sudah usaha.

Wartawan:
Pak, ada tindakan untuk WFH lagi?

Presiden RI:
Dan juga work from home juga dilakukan.

Kemudian pengawasan pada industri, PLTU, semuanya juga sekarang ini dilakukan. Pada sepeda motor, mobil semua cek, semua (cek) emisinya.

Saya kira ini memang perlu kerja total, kerja bersama-sama, tetapi memerlukan waktu. Enggak bisa langsung.

Termasuk pemakaian mobil listrik, banyak yang akan kita kerjakan untuk menyelesaikan ini, tapi memang bertahap, bertahap ya.

Wartawan:
Perlu ada sanksi enggak buat industri yang bandel, Pak?

Presiden RI:
Sanksi pasti, dan bisa ditutup. Saya kemarin di rapat sudah saya sampaikan. Kalau tidak mau memperbaiki, tidak pasang scrubber, tegas untuk ini karena harga kesehatan yang harus kita bayar sangat mahal sekali ya.

Wartawan:
Terima kasih, Pak.