Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Usai Peninjauan Gudang Bulog Dramaga dan Penyerahan Bantuan Beras
Wartawan:
Selamat pagi, Pak.
Presiden RI:
Selamat pagi, semuanya.
Wartawan:
Bagaimana Pak setelah memantau ketersediaan beras, kan inflasi juga terjadi Pak saat ini untuk beras?
Presiden RI:
Iya, ini semua negara sedang mengalami kekeringan El-Nino termasuk Indonesia meskipun hanya beberapa provinsi, ada tujuh provinsi kita. Oleh sebab itu, saya datang ke gudang-gudang Bulog di sini, nanti di Jakarta, mungkin nanti di daerah untuk memastikan bahwa stoknya itu ada, yang paling penting stoknya ada, barangnya ada, berasnya ada. Ada, sudah yang di dalam gudang 1,6 juta, dalam perjalanan 400 juta sehingga, (di ulang) 400 ribu ton sehingga akan ada stok 2 juta. Biasanya stok kita itu 1,2 juta normal, 1,2 juta, ini kita memiliki 2 juta sehingga kita tidak usah khawatir.
Oleh sebab itu, juga mulai 1 September kemarin saya sampaikan untuk memberikan bantuan pangan beras, bantuan beras ke masyarakat setiap bulan kira-kira 210 ribu ton keluarkan oleh Bulog untuk bantuan pangan itu dan ini sudah dimulai terus, September-Oktober-November. Kalau stoknya kita lihat masih, nanti diteruskan lagi sehingga masyarakat jangan sampai terdampak dari kenaikan harga beras. Memang di lapangan ada kenaikan meskipun inflasi kita masih terjaga di 3,2 persen, ya.
Wartawan:
Pak, soal impor beras yang dari Kamboja kemarin itu 250 ribu ton, apakah jadi disepakati?
Presiden RI:
Dalam perjalanan.
Wartawan:
Itu bagian dari 400 ribu (ton)?
Presiden RI:
Iya, meskipun tidak semuanya.
Wartawan:
Realisasi mulai kapan Pak kalau untuk dari Kamboja kan kemarin waktu bilateral Bapakā¦(audio tidak jelas).
Presiden RI:
Ini kan sudah semua, sebetulnya ini kan sudah realisasi, terus berjalan. Jadi, barangnya ini dalam perjalanan menuju ke gudang-gudang Bulog. Paling lama, Pak Bup (Bupati) menyampaikan paling lambat November, dalam perjalanan kan, masa datang-ngomong langsung sudah sampai gudang.
Wartawan:
Apakah setelah itu juga akan (audio tidak jelas).
Presiden RI:
Iya, ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok, harus itu harus untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan karena memang produksi pasti turun karena El-Nino meskipun juga tadi saya lihat angkanya juga tidak banyak.
Wartawan:
Kalau melihat kenaikan di pasar seperti apa sih, Pak? Apakah masih wajar?
Presiden RI:
Iya, karena semua negara naik, kekerek ini, sama seperti barang-barang yang lain. BBM juga gitu kan, kalau harga pasar dunia naik pasti dalam negeri kekerek, ini harga pangan juga seperti itu. Apalagi, beberapa negara menyetop untuk tidak ekspor beras seperti India yang produksinya gede, stop. Sama dulu kayak wheat, gandum, Ukraina sama Rusia yang membikin stok sampai 200 juta ton stop sehingga agak goncang dan naik harga gandum, ini wajar tetapi yang paling penting manajemen tata kelola kita dalam menghadapi itu punya, yang paling penting itu. Sehingga, nanti ini setelah retail semua di guyur oleh Bulog, Cipinang di guyur oleh Bulog, kemudian masyarakat juga di beri ini, ini juga, ini juga kayak operasi pasar memberikan ke rakyat itu. Sehingga, stok, stok di rakyat, stok di gudang-gudang swasta semuanya ada, paling penting itu karena yang kita berikan ini 210 ribu ton bukan barang yang sedikit lho kepada 21,3 juta penerima, ya, sudah, sudah.
Wartawan:
Pak, optimis enggak Pak bisa menurunkan inflasi, mengendalikan inflasi seperti Bapak bilang.
Presiden RI:
Kalau inflasi saya kira masih, masih akan terjaga di sekitar 3.
Wartawan:
Pak, selain Kamboja tadi darimana lagi, Pak?
Presiden RI:
Saya sudah berbicara dengan banyak tetapi kan belum putus sehingga saya ini berbicara dengan kepala negara, kepala pemerintahan kemudian ditindaklanjuti negosiasinya oleh Bulog, kalau barangnya ada kita antar Presiden, antar dengan Perdana Menteri sudah oke tetapi harganya enggak sambung? Ya kan harganya enggak ketemu gitu lho. Ini apapun tetap Bulog itu masalah harga tetap menjadi salah satu dalam negosiasi transaksi itu jadi atau enggak jadi. Saya sudah bicara dengan Perdana Menteri Hun Manet, dengan Presiden Bangladesh, yang punya stok, dengan Perdana Menteri Modi, dengan RRT juga, kemarin dengan PM Lee, masih, masih kalau stok kita ini sudah banyak tetapi kita tetap masih melihat di mana yang bisa kita beli untuk tidak sekarang, untuk lain tahun depan juga, mengantisipasi.
Wartawan:
Pendaftaran Capres-Cawapres yang mau dipercepat, Pak?
Presiden RI:
Tanyakan ke KPU.
Wartawan:
Sebetulnya tidak perlu mengundurkan diri kalau misalnya akan menjadi Capres-Cawapres?
Presiden RI:
Aturannya seperti apa, kalau aturannya tidak boleh, tidak usah mundur yang ndak apa-apa, yang paling penting tidak menggunakan fasilitas negara. Yang kedua, kalau kampanye, cuti. Aturannya jelas.
Wartawan:
Pak, aturannya harus cuti Pak? Kalau cuti apakah nanti Kementerian/Lembaga tetap akan berjalan? Bapak terganggu tidak Pak?
Presiden RI:
Sistem birokrasi kita ini sudah mapan.
Wartawan:
Tetapi pasti diizinkan ya Pak kalau Menteri-menteri mau Nyapres-Nyawapres?
Presiden RI:
Diizinkanlah. Yang dulu-dulu juga gitu. Tanyakan lagi.
Wartawan:
Terima kasih, Pak.