Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Usai Peninjauan Lumbung Pangan (Food Estate)
Wartawan:
Terkait hasil kunjungannya kali ini, Pak, di Kabupaten Keerom seperti apa, Pak?
Presiden RI:
Ya, kita di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, di sini akan disiapkan kurang-lebih 10 ribu hektare untuk penanaman jagung tapi sekarang yang sudah disiapkan, land clearing kemudian pengolahan tanah, baru 500 hektare. Tahun depan 2.500 hektare. Tetapi yang ditanam hari ini baru 100 hektare. Kita akan lihat nanti bulan Juli akan panen yang pertama. Berapa ton per hektarenya akan kelihatan.
Tapi saya lihat ini feasible karena tanahnya rata, datar, hanya memang tidak mungkin sekali tanam langsung menghasilkan kayak di (pulau) Jawa, 10 atau 11 ton, mungkin pertama enggak apa-apa 4 ton atau 5 ton, saya kira baik. Nanti yang penanaman kedua, naik lagi menjadi 6 ton, yang ketiga baru, biasanya yang ke, setelah (penanaman) ketiga itu baru berada pada posisi yang baik.
Tapi saya tadi mengingatkan ke Pak Bupati, ke Pak Mentan juga, agar yang beli ini siapa harus jelas. Offtaker-nya siapa harus jelas. Pengeringnya siapa yang nyiapin harus jelas. Pascapanennya seperti apa harus jelas. Harganya berapa, harus jelas semuanya. Sehingga petani jangan sampai nanti dirugikan setelah panen, itu harus dipastikan. Sehingga kita akan coba dulu 100 (hektare), oke 100 (hektare), 100 (hektare) itu pun juga gede juga, 100 (hektare) itu kalau per hektare dapat 5 ton berarti sudah 500 ton itu gede banget kalau jagung, dikalikan harga sekarang berapa? Rp5.000-an (per kilogram) berarti berapa? Gede banget juga, ya.
Wartawan:
Dukungan pemerintah, Pak, terkait dengan, yang masalah sekarang kan adalah penjualannya, Pak, di Papua paling sering seperti itu, Pak.
Presiden RI:
Ya tadi yang saya suruh nyiapin, offtaker-nya yang beli ini siapa harus. Karena di sini pun juga masih kurang suplai jagung untuk pakan ternak, kurang, masih kurang, baik untuk ayam petelur, ayam daging, maupun untuk babi dan sapi, ya.
Wartawan:
Pak, untuk pengairan irigasinya untuk tanaman jagung seperti apa ya, Pak?
Presiden RI:
Nanti semuanya akan dikerjakan agar air tidak sangat melimpah, harus dibuat parit-parit di tengah-tengah drainase, disilang seperti ini, ada beberapa yang tadi sudah kita bicarakan di lapangan dan sudah ketahuan semuanya. Sehingga nanti kalau kapasitasnya sampai 10 ribu (hektare) kali katakanlah 7 ton, artinya sekali panen itu 70 ribu ton, siapa yang beli, untuk apa, dan kalau dibawa ke (pulau) Jawa kan, juga ongkos transportasinya juga mahal sehingga memang harus dipakai untuk tanah Papua, Papua-Papua Barat.
Wartawan:
Di sini petaninya kan, petani sawit sebelumnya, Pak, adakah special treatment supaya mereka bisa adaptasi langsung?
Presiden RI:
Ya, sawitnya kan, juga masih ada juga. Artinya ini yang kita mencoba sebuah pertanian terpadu, integrated nantinya, sawit dan jagung. Ya, saya kira jelas.
Wartawan:
Terima kasih, Pak.