Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Usai Peresmian Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta
Presiden RI:
Ini Gedung Pelayanan Kesehatan bagi Ibu dan Anak yang menjadi bagian dari Rumah Sakit Sardjito di Yogyakarta. Saya tadi masuk melihat sangat, fasilitasnya sangat bagus sekali, perlengkapan untuk rumah sakitnya juga sangat bagus sekali, sangat modern, digital semuanya. Sehingga, ini kita harapkan bisa mengurangi sebanyak mungkin kematian ibu dan anak di negara kita Indonesia.
Wartawan:
Targetnya berapa Pak? Kan tadi Bapak mengatakan bahwa untuk Ibu nomor 9…
Presiden RI:
Ini kan baru, satu contoh, mestinya di provinsi, provinsi, provinsi, provinsi yang kita miliki itu juga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan khusus untuk ibu dan anak. Dan, kalau kita tahu selama dalam dua tahun belakang ini Kementerian Kesehatan juga telah mengirim baik ke rumah sakit umum daerah di provinsi, kabupaten dan kota, banyak sekali peralatan-peralatan yang sangat modern, baik CT Scan (Computed Tomography Scan)-nya, Mammogram, Cath Lab (Catheterization Laboratory), MRI (Magnetic Resonance Imaging), semuanya masuk.
Dan, kalau fasilitas-fasilitas rumah sakitnya bisa ditingkatkan seperti itu saya kira tidak hanya stunting, tidak hanya kematian ibu, kematian anak, semuanya akan berkurang, bisa kita kurangi semuanya.
Wartawan:
Pak, Pak Bahlil mengatakan bahwa pada 1 Oktober nanti ingin melakukan pembatasan BBM Subsidi Pak, Pertalite. Kalau misalnya terkait dengan…
Presiden RI:
Saya kira kita masih dalam proses sosialisasi, kita akan lihat di lapangan seperti apa, belum ada keputusan, belum ada rapat.
Wartawan:
Pertimbangan dan urgensinya apa sih, Pak?
Presiden RI:
Apa?
Wartawan:
Pertimbangan dan urgensinya apabila melakukan pembatasan BBM ini, Pak?
Presiden RI:
Yang pertama, ini berkaitan nanti ya utamanya di Jakarta itu dengan polusi.
Yang kedua, kita juga ingin agar ada efisiensi di APBN kita terutama untuk yang 2025.
Wartawan:
Kalau per-September jadi berkantor di IKN, Pak? September jadi berkantor di IKN enggak, Pak?
Presiden RI:
Lihat kondisi lapangan karena memang banyak hal yang belum selesai, misalnya kayak airport belum, sehingga nanti kalau sudah pindah kesana mestinya kalau kita ke Papua ya dari IKN, kalau kita mau ke NTT dari IKN, kita mau ke Aceh dari IKN, kalau airport-nya belum jadi?
Wartawan:
Sebelumnya akan nunggu listrik dan air, Pak? Berarti sekarang menunggu airport dulu, Pak?
Presiden RI:
(Menunggu) Airport.
Wartawan:
Pak, Pak Pram (Pramono Anung – Sekretaris Kabinet) kan lagi daftar DKI-1 Pak, tanggapannya gimana Pak?
Presiden RI:
Ya itu hak politik, hak politik dari Pak Pramono Anung dan PDI Perjuangan. Dan, semuanya pasti sudah ada kalkulasi politiknya, sudah ada hitung-hitungan politiknya. Saya kira memutuskan seperti itu bukan sesuatu yang gampang.
Wartawan:
Sudah izin, Pak? Sudah izin ke Bapak?
Presiden RI:
Dua hari yang lalu sudah. Begitu beliau di tunjuk, langsung minta izin ke saya.
Wartawan:
Pak, hitung-hitungan partai politik juga cukup menarik di Pilkada kali ini, bahkan ada banyak-banyak nama-nama baru yang di usung. Kalau misalnya dari arahan Bapak sendiri melihat Pilkada tahun ini seperti apa, Pak?
Presiden RI:
Ya sangat demokratis, dengan banyak pilihan semakin banyak partai yang koalisinya juga saling silang, tidak harus “ini” dengan “ini”, semuanya tergantung, saya kira tergantung kalkulasi dari masing-masing partai politik karena hitung-hitungannya mereka pasti punya. Mekanisme, proses, hitung-hitungan, semuanya pasti punya.
Wartawan:
Beliau mengundurkan diri, Pak? Pak Pram.
Presiden RI:
Baru daftar, nanti kalau, kalau sudah, kalau sudah selesai mestinya, akan ada proses selanjutnya ya.
Wartawan:
Terima kasih, Bapak.