Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Usai Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVIII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Tahun 2023
Presiden RI:
Saya ini kan HIPMI juga. Kategorinya mungkin HIPMI Senior. Pak Abdul Latief tadi menyampaikan, “Bapak kan masuk HIPMI Senior.” Kalau memberikan pengarahan kepada adik-adik saya, kan enggak apa-apa.
Wartawan:
Arahanya untuk rakernas kali ini apa, Pak?
Presiden RI:
Tadi kan sudah saya sampaikan, hilirisasi, industrialisasi. Produk-produk yang masih mentahan dihilirisasi menjadi dalam bentuk kemasan sehingga ada nilai tambah, sehingga memberikan harga yang lebih baik dalam berkompetisi.
Wartawan:
Tadi juga disebut harus dilanjutkan oleh Presiden selanjutnya ya, Pak.
Presiden RI:
Ya karena itu hitung-hitungannya jelas sekali. Sulit kita bantah bahwa hilirisasi, industrialisasi itu akan melompatkan kita menjadi negara maju. Hitung-hitungannya ada, kalkulasinya ada. Kalau (ada) yang mau membantah, juga silakan.
Wartawan:
Pak, arahannya nanti mengarahkan HIPMI juga untuk mendukung salah satu kandidat Presiden?
Presiden RI:
Ini urusannya urusan usaha kok, bukan urusan politik. HIPMI ini urusan dunia usaha.
Ya kalau nanti urusan politik, ya bisa juga.
Wartawan:
Masih terkait dengan politik, Pak, di 2024 kabarnya pemerintah, dalam hal ini Pak Presiden, akan menerbitkan (peraturan) percepatan pilkada.
Presiden RI:
Belum sampai ke situlah saya. Urgensinya apa, alasannya apa, semuanya perlu dipertimbangkan secara mendalam. Saya kira itu masih kajian di Mendagri dan saya belum tahu mengenai itu.
Wartawan:
Pak, soal pertalite yang rencananya akan dihapuskan oleh Pertamina dan subsidinya dipindahkan ke pertamax, dari Presiden sendiri bagaimana?
Presiden RI:
Belum tahu, belum dapat informasi.
Wartawan:
Pak, kemarin di Semarang blusukan bareng Pak Ganjar sama Pak Prabowo sambil nunjuk-nunjuk gitu, gimana, Pak?
Presiden RI:
Enggak apa-apa bareng-bareng.
Saya kan punya jempol, punya telunjuk, punya jari. Kasih jempol kan enggak apa-apa.
Wartawan:
Kode apa?
Presiden RI:
Kamu aja dikit-dikit kode.
Wartawan:
Pak, nama koalisinya Koalisi Indonesia Maju sama dengan nama Kabinet. Tanggapannya, Pak?
Presiden RI:
Ya terserah yang memiliki koalisi, terserah partailah.
Wartawan:
Tapi Pak Prabowo izin dulu enggak ke Bapak sebelumnya?
Presiden RI:
Kenapa harus izin?! Semua orang boleh. Kamu mau menggunakan (nama) TV-mu TV Indonesia Maju juga boleh. Enggak ada partainya kok.
Wartawan:
Soal LRT Jabodebek yang sempat gangguan, Pak?
Presiden RI:
Ya kan sudah saya sampaikan sejak awal bahwa ini adalah pertama kali kita memiliki LRT tanpa masinis. Semuanya dioperasikan lewat Operation Control Center di Bekasi.
Jadi, saya ulang lagi, kalau kita tidak berani menggunakan produk dalam negeri, dalam hal ini LRT, kapan kita akan mencoba?! Kapan kita akan berani memulai?! Bahwa ada kekurangan, ya itu koreksi. Bahwa ada kekurangan, itu akan kita evaluasi, evaluasi dari INKA, evaluasi dari KAI. Tapi kalau kita enggak berani, dipikir kayak TGV, Shinkansen itu langsung jadi, langsung bagus?! Wah itu bertahun-tahun, berpuluh tahun.
Jangan mem-bully produk kita sendiri. Siapa lagi yang mau bangga kalau bukan kita sebagai pemakai, ya ndak?! Bahwa kadang-kadang ada macetnya, ya perbaiki. Bahwa ada kekurangan desain, perbaiki. Memang harus seperti itu.
Di Jepang buat mobil apa langsung juga bagus seperti sekarang ini?! Berpuluh tahun. Shinkansen juga berpuluh tahun. TGV juga sama seperti itu. Saya ngerti karena saya datang ke mereka, mengetahui tahapan-tahapannya seperti apa.
Kalau kita enggak berani memulai dan setiap ada kekurangan kita langsung bully, orang kan (jadi) enggak berani mencoba membuat sesuatu, enggak akan.
Wartawan:
Soal (oknum) Paspampres gimana, Pak?
Presiden RI:
Ya itu sudah diserahkan ke proses hukumlah. Hormati proses hukum yang ada. Semuanya sama di mata hukum ya.
Wartawan:
Terima kasih, Pak.