Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Usai Peresmian Produksi Smelter PT Freeport Indonesia (PT FI)
Wartawan:
Sore, Pak.
Presiden RI:
Selamat sore.
Wartawan:
Pak, ada dua smelter yang hari ini diresmikan oleh Bapak. Ini menunjukan (audio tidak jelas).
Presiden RI:
Ini smelter yang sangat besar sekali dengan investasi juga yang sangat besar sekali. Tadi pagi di PT Amman di Sumbawa itu investasinya Rp21 triliun, dengan kapasitas produksi bisa sampai 900 ribu ton konsentrat. Yang di sini PT Freeport Indonesia investasinya Rp56 triliun, dengan kapasitas produksi bisa mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga.
Jadi, apa yang sering saya sampaikan, hilirisasi pembangunan smelter itu sekarang betul-betul ada dan memang sangat besar sekali. Bisa di lihat sendiri, ya.
Wartawan:
Pak, tadi di sebut kalau misalkan ada kelebihan dari dividen, pajak PPh Rp80 triliun dengan adanya smelter tembaga ini. Bisa dijelaskan lagi Pak, itu tadi hitung-hitungannya bagaimana itu Pak?
Presiden RI:
Ya di hitung saja, coba di cek. Pajak daerahnya berapa, yang ke Papua dan kabupaten-kabupaten yang ada di sana. Kemudian, dari dividen, dari royalti, dari PPh badan, dari PPh 21, dari pajak ekspor, bea keluar, itu semua di hitung saja, di hitung, tolong di hitung.
Wartawan:
Pak, terkait dengan penambahan saham 10 persen untuk Freeport itu kelanjutannya?
Presiden RI:
Masih dalam negosiasi. Dulu saat kita mengambil 51 persen itu juga negosiasi juga tidak sebulan, dua bulan, tiga bulan, (tetapi) tahunan. Alot, bukan hal yang gampang. Hal yang sangat, dan saat itu memang banyak yang sudah pesimis tetapi saya masih optimis bahwa akan kita dapatkan 51 persen saham mayoritas. Ini masih proses, nanti tanyakan prosesnya ke Pak Menteri ESDM. Tetapi, saya minta memang secepatnya harus di-clear-kan karena smelternya juga sudah jadi dan ini adalah milik Indonesia.
Wartawan:
Pak, tadi di sambutan juga Bapak bilang bahwa ini baru awal Pak. Artinya, harus ada smelter yang banyak gitu di Indonesia. Sudah dibicarakan dengan Pak Prabowo Pak hal ini hilirisasi?
Presiden RI:
Besok juga akan kita resmikan smelter untuk bauksit yang menghasilkan aluminium di Mempawah, Kalimantan Barat. Yang lain-lain nanti, pemerintah baru pasti akan. Timah, batu bara, semuanya ada smelternya. Tembaga, emas, nikel, semuanya. Dan, memang harus secepatnya diturunkan pada produksi-produksi turunan sehingga betul-betul kita bisa menjadi produsen kabel, produsen alat suntik, produsen aluminium, semuanya bisa kita produksi sendiri, mandiri.
Wartawan:
Pak, terkait perpanjangan IUPK Freeport gimana?
Presiden RI:
Masih dalam proses. Tadi juga ditanyakan oleh Freeport tetapi masih di proses di ESDM.
Wartawan:
Pak, terkait dengan kalau hilirisasi untuk pasir silika gimana Pak? Pasir silika, apakah nanti akan ada pelarangan ekspor raw material lagi?
Presiden RI:
Yang diperbolehkan itu adalah sedimen pasir yang berada di jalur laut untuk kapal-kapal, hati-hati. Tolong di lihat, kalau memang bukan itu, itu yang enggak benar. Karena kita butuh semuanya akan kita hilirisasikan. Pasir silika dan lain-lainnya termasuk yang ini tadi di singgung mengenai semikonduktor oleh Pak Erick Thohir, itu juga menjadi incaran kita agar karena seleniumnya ada sehingga itu menjadi bahan baku untuk memproduksi semikondukor juga siap. Sehingga, yang paling penting cari partner, cari investor agar bisa bekerja sama.
Wartawan:
Ngajak Pak Fahri Hamzah tadi, Pak?
Presiden RI:
Kenapa?
Wartawan:
Ngajak Pak Fahri Hamzah.
Presiden RI:
Pak Fahri Hamzah itu berasal dari Sumbawa.
Wartawan:
Kesini (Kabupaten Gresik) juga di ajak ya, Pak?
Presiden RI:
Karena daerahnya di Sumbawa saya ajak ke PT Amman tadi.
Wartawan:
Terima kasih, Pak.