Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Usai Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB dan Peninjauan Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Padalarang
Wartawan:
Selamat siang, Pak. Gimana Pak menjajal kereta pertama, Pak?
Presiden RI:
Saya empat kali datang ke proyeknya kereta cepat tetapi memang baru pertama kali tadi mencoba, nyaman dan pada kecepatan tadi 350 (km/jam) tidak terasa sama sekali baik saat duduk maupun saat saya berjalan sehingga ya inilah peradaban, kecepatan, kecepatan.
Jadi, ya kita harapkan masyarakat bisa menggunakan kereta cepat ini nanti mulai awal Oktober dan kita harapkan ada perpindahan dari penggunaan mobil pribadi ke kereta cepat, ke LRT, ke MRT, ke Transjakarta. Sehingga kemacetan di jalan bisa dikurangi, polusi bisa dikurangi, arahnya kesitu karena setiap tahun kita kehilangan karena macet di Jabodetabek dan Bandung itu sudah lebih dari 100 triliun.
Wartawan:
Berarti target peresmiannya tetap akan di Bulan Oktober ya, Pak?
Presiden RI:
Iya, awal Oktober. Tetapi, yang menentukan jangan di pikir sama nanti mengejar-ngejar yang menentukan tetap dari manajemen kereta cepat.
Wartawan:
Untuk tarif dan safety-nya seperti apa, Pak?
Presiden RI:
Nanti yang menentukan juga manajemen kereta cepat berdasarkan juga nanti tentu saja konsultasi dengan Kementerian Perhubungan.
Wartawan:
Untuk jaminan safety-nya seperti apa, Pak? Setelah uji coba, mungkin menurut Bapak ada yang masih belum disempurnakan?
Presiden RI:
Saya melihat tadi bagus.
Wartawan:
Akan ada PSO-nya tidak, Pak?
Presiden RI:
Tidak ada subsidi.
Wartawan:
Untuk sertifikat izin operasi KCJB ini kira-kira kapan keluar, Pak?
Presiden RI:
Sudah di jawab Menhub, satu minggu.
Wartawan:
Pak, tanpa subsidi tadi berarti akan mahal atau seperti apa, Pak?
Presiden RI:
Apanya? Iya nanti di lihat semuanya kan ada kalkulasinya, semuanya ada hitung-hitungannya mestinya, tetapi apapun yang paling penting kita ingin mendorong agar masyarakat berpindah dari mobil ke transportasi masal, baik itu kereta cepat, MRT, LRT, Bus.
Wartawan:
Sarana di stasiun bagaimana, Pak? Apakah ada evaluasi, sarana dan prasarana di stasiun karena belum 100 persen semuanya Pak?
Presiden RI:
Ya memang belum, baru tadi disampaikan ke saya 92 persen, memang belum tetapi kan keretanya sudah siap ya dimanfaatkan.
Wartawan:
Berarti tetap 1 Oktober untuk peresmiannya, Pak?
Presiden RI:
Yang menentukan manajemen kereta cepat.
Wartawan:
Paling tidak dari Pak Presiden ada masukan mungkin kapan?
Presiden RI:
Oktober tadi saya sampaikan di awal.
Wartawan:
Kira-kira sampai akhir tahun ini migrasi dari kereta Parahyangan Bandung ke kereta cepat, target Bapak berapa persen?
Presiden RI:
Ya wong belum di lihat, orang kan mesti merasakan dulu. Orang pasti mencoba dulu, baru menentukan sikap, belum ngerasain sudah mengomentari, rasain dulu 350 km/jam seperti apa. Dari Halim sampai ke Padalarang berapa menit tadi? 25 menit. Kalau sampai Tegalluar berapa menit? Hitung saja di coba.
Wartawan:
Pak, berarti uji coba gratis akan tetap dilakukan bagi masyarakat?
Presiden RI:
Tetap, tetap. Biar orang mencoba, masyarakat mencoba.
Wartawan:
Pak, karena canggih safety-nya gimana Pak? Karena canggih safety-nya seperti apa, Pak dengan 30 menit tadi?
Presiden RI:
Ini kan sudah di buat di RRT itu tidak hanya sekilo-2 kilo, sudah 48 ribu kilometer. Mereka kan expert di situ.
Wartawan:
Pak, izin pertanyaan lain Pak. Alokasi dana KPU yang hanya untuk Pilpres satu putaran Pak. Bagaimana Pak komentar pemerintah supaya Pemilu bisa berjalan lancar, Pak?
Presiden RI:
Ya, kalau satu putaran ya satu putaran, dua putaran ya dua putaran. Gimana sih?
Wartawan:
Tetapi dananya hanya satu putaran, Pak?
Presiden RI:
Ya tanya Menteri Keuangan, pasti disiapin lah cadangan seperti itu.
Wartawan:
(Audio tidak jelas).
Presiden RI:
Ini sebetulnya bisa (kecepatan kereta cepat) 385 (km/Jam) tetapi untuk kenyamanan di pasang di 350 km/jam. Kalau yang ke Surabaya masih dalam studi, masih dalam kalkulasi, juga penentuan trasenya di sebelah mana, baru dalam studi semuanya. Penentuan dan memutuskan seperti itu harus lewat kalkulasi dan perhitungan yang detail. Kalau belum selesai enggak mungkin saya bisa jawab, ya.
Wartawan:
Terima kasih, Pak