Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Usai Upacara Penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN
Presiden RI:
Alhamdulillah, KTT ke-43 ASEAN dan KTT lainnya telah terlaksana dengan baik dan lancar. Dan, walaupun di tengah situasi yang sulit Keketuaan Indonesia menghasilkan banyak hal sebagai upaya menjaga perdamaian, menjaga stabilitas dan menjaga kemakmuran kawasan.
Di forum, memang saya sampaikan bahwa setiap pemimpin yang hadir punya tanggung jawab yang sama-sama besar untuk tidak menciptakan konflik baru, untuk tidak menciptakan ketegangan baru. Dan, di saat yang sama kita juga punya tanggung jawab untuk menurunkan tensi yang panas, untuk mencairkan suasana yang beku, untuk menciptakan ruang dialog.
Saya pastikan dunia ini akan hancur jika konflik dan ketegangan di suatu tempat di bawa dan dijadikan tarik-menarik di tempat lain. Jika kita tidak mampu mengelola perbedaan kita akan hancur. Jika kita ikut-ikutan terbawa arus rivalitas kita akan hancur.
Dunia ini butuh jangkar, butuh penetral, butuh safe house, dan saya bisa pastikan bahwa sampai saat ini ASEAN telah berada pada track yang benar. Untuk bisa menjalankan peran tersebut menjadi kontributor stabilitas dan perdamaian serta menjadi epicentrum of growth.
Setelah melalui proses yang panjang dan sulit akhirnya kita berhasil menyepakati EAS (East Asian Summit) Leader’s Joint Statement mengenai epicentrum of growth. Sekali lagi, ini bukan proses yang mudah, tarik-menarik geopolitik yang sangat kental mengingatkan saya seperti saat G20 di Bali. Tetapi, alhamdulilah konsensus tercapai. Selain itu, ASEAN sebagai bagian dari kawasan Asia-Pasifik terus bekerja keras, berkolaborasi, dan mengajak seluruh pihak untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Indonesia dan ASEAN juga terus menyuarakan kepentingan negara-negara Pasifik, kepentingan negara berkembang termasuk hak untuk menyejahterakan rakyatnya melalui hilirisasi industri. Dan, kesepakatan di bidang ini alhamdulillah juga berhasil kita capai untuk pengembangan end-to-end ekosistem EV yang di dukung penuh oleh RRT, Jepang, dan Korea.
Terakhir, terkait Myanmar, ASEAN akan terus melanjutkan upaya Indonesia menjadi melalui Keketuaannya telah menyampaikan lima langkah ASEAN untuk membantu Myanmar, salah satunya melalui pembentukan mekanisme Troika.
In the forum, I did infected that every leader present event equaly big responsibility to not create new conflict, to not create new tension and in the same time we also have responsibility to lower heated tension to soften frozen situation, to creat space for dialog. I can guarantee you if we are not able to manage differences we will destroy. If we join the current of rivalry we will be destroy.
This world need a safe house and ASEAN is on the track to be able to perform those rules. And, after going true difficult process we finally agree the EAS Leader’s Join Statement on epicentrum of growth.
Indonesia and ASEAN also continue to voice the interest of Pasific countries the interest of the developing countries including right to bring prosperity to there people and undertake industrial down streaming.
Thank you.
Wartawan-1:
Baik. Pak, saya Nina dari Harian Kompas. Pertanyaan saya mengenai apakah saat ini kan kita menjadikan isu ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi sebagai fokus, sementara masih ada persoalan real lain yang belum terselesaikan seperti isu Myanmar dan Laut Cina Selatan. Apakah itu sudah tepat? Kemudian, apakah juga negara-negara mitra memahami kebutuhan ASEAN untuk memprioritaskan kerja sama ekonomi atau mereka tetap mendorong agenda masing-masing? Dan juga mengenai Bapak bilang bahwa “bagaimana kita mengharapkan para pemimpin ASEAN dan negara-negara mitra itu tidak menciptakan ketegangan baru dan menurunkan tensi”, bagaimana tanggapan dan bagaimana para pemimpin negara ASEAN ini dan negara-negara mitra ini bisa menerapkannya secara konkret? Terima kasih, Pak.
Wartawan-2:
Selamat sore, Pak. Saya Akbar Evandio dari Bisnis Indonesia. Mohon izin bertanya. Terkait dari komitmen yang dihasilkan dari KTT ASEAN kali ini kira-kira apa yang akan di bawa oleh Indonesia di KTT G20 (di) India mendatang? Serta sebenarnya apa sih manfaat yang konkret Pak yang bisa dirasakan oleh masyarakat terkait dengan penyelenggaraan KTT ini? Terima kasih.
Wartawan-3:
Selamat sore, Bapak Presiden. I’m Jessica Washington from Al Jazeera. A lot has been said about the Five Point of Consensus and the lack of progress in the implementation of that plan. Do you feel that the reflects on the effectiveness of ASEAN as a whole not only the it’s not only responsibility of the authorities in Myanmar but ASEAN as a blok and do you feel that perhaps is like as a progress reflects pourly on the relevance of ASEAN? Thank you.
Wartawan-4:
Selamat sore, Bapak Presiden. Saya Erwida dari Nikkei Asia. Yang ingin saya tanyakan, menurut pandangan Bapak pencapaian yang paling penting dari segi kerja sama ekonomi sepanjang perhelatan ASEAN SUMMIT dan East Asia Summit ini apa saja dan boleh dijelaskan alasannya, Pak? Terima kasih.
Presiden RI:
Ya, tadi pertanyaan yang pertama mengenai “Apakah epicentrum of growth itu sudah tepat mengingat masih ada urusan Myanmar?”. Tepat, sangat tepat karena di tengah rivalitas dan ketegangan geopolitik dunia ini butuh apa, butuh poros agar tetap berputar pada jalurnya dan ASEAN punya potensi besar untuk itu karena pertumbuhan kita growth di ASEAN di atas rata-rata dunia. Bonus demografi juga ada, stabilitas politik juga terjaga dan saya melihat menjadi tugas Indonesia bersama negara ASEAN lainnya memastikan bahwa seperti saya sampaikan kapal ASEAN harus terus berlayar.
Ya, besok siang saya berangkat ke G20 SUMMIT di India. Dan, komitmen apa yang akan kita bawa kesana? Menurut saya, stabilitas dan perdamaian adalah kunci kemakmuran bahwa dunia membutuhkan safe house, bahwa kolaborasi dan kerja sama itu harus diutamakan. Dan, Indonesia akan terus menyuarakan kepentingan negara berkembang terkait inklusifitas dan hak-hak untuk menyejahterakan rakyatnya termasuk didalamnya adalah industrial down streaming, hilirisasi industri.
Dan, terkait dengan Myanmar “Apakah efektivitas ASEAN itu ada?” karena ada yang menyampaikan tidak ada kemajuan. Perlu saya sampaikan bahwa ASEAN akan terus melanjutkan, sepakat untuk terus melanjutkan upayanya dan kita dalam keketuaan Indonesia telah dilakukan 145 engagement dengan 70 stakeholders. Dan, kita melihat sudah mulai muncul trust diantara para stakeholders, ini akan kita lanjutkan. Memang, untuk menciptakan perdamaian selalu butuh waktu yang panjang tetapi tidak apa, kita harus terus melakukan, kita harus terus berjuang.
Dan, ASEAN tidak akan tersandera oleh isu Myanmar, kapal ASEAN harus terus melaju untuk mewujudkan perdamaian, mewujudkan stabilitas, mewujudkan kemakmuran.
Tadi ada yang menyampaikan mengenai manfaat ekonomi. Ada banyak keputusan yang sudah dihasilkan termasuk tadi yang sudah saya sampaikan deklarasi EAS mengenai epicentrum of growth. Kemudian, pengembangan ekosistem EV battery. Kemudian, juga percepatan pelaksanaan Regional Cross-Border Payment dan Local Currency Transaction dan untuk pelaksanaan ASEAN Indo-Pasific Forum yang telah menghasilkan, ini konkret. Menghasilkan 93 project senilai USD38,2 miliar. Ini adalah, sekali lagi ini adalah kerja sama konkret yang bermanfaat untuk rakyat.
Terima kasih.