Keterangan Pers Sebelum Keberangkatan ke Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab
Presiden Joko Widodo:
Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Siang hari ini, saya dengan delegasi terbatas akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab.
Dalam sepuluh tahun terakhir, hubungan Indonesia dan Persatuan Emirat Arab meningkat dengan sangat pesat, terutama di bidang ekonomi dan investasi. Persatuan Emirat Arab merupakan salah satu mitra utama dan mitra strategis Indonesia di Timur Tengah, dan merupakan negara Timur Tengah pertama di mana Indonesia memiliki Perjanjian Kemitraan Komprehensif atau CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement).
Kemitraan kita antara lain dipusatkan pada kerja sama di bidang energi bersih, seperti kerja sama energi surya di Waduk Cirata. Dan dalam pertemuan dengan Presiden MBZ nanti, saya antara lain akan membahas mengenai berbagai upaya peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi yang strategis. Tentunya kerja sama-kerja sama ini akan dilanjutkan implementasinya oleh pemerintah baru nantinya.
Begitu selesai pertemuan dengan Presiden MBZ tanggal 17 Juli besok, saya akan langsung kembali ke tanah air.
Terima kasih.
Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Wartawan:
(Audio tidak jelas)
Presiden Joko Widodo:
Termasuk di dalamnya itu.
Wartawan:
(Audio tidak jelas)
Presiden Joko Widodo:
Ya beberapa nanti akan ada tanda tangan MOU B2B yang disaksikan oleh kedua pemerintah, Uni Emirat Arab dan Indonesia.
Wartawan:
(Audio tidak jelas)
Presiden Joko Widodo:
Ndak, ndak, ndak, belum ada. Belum ada pemikiran ke sana, belum.
Belum rapat juga.
Wartawan:
(Audio tidak jelas)
Presiden Joko Widodo:
Ya ditanyakan saja ke PBNU.
Sikap pemerintah itu jelas, sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, jelas sekali. Jadi, tolong ditanyakan ke PBNU.
Dan Indonesia akan selalu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Itu yang terus kita pegang.
Wartawan:
Ke IKN…. (Audio tidak jelas)
Presiden Joko Widodo:
Ya itu sesuai dengan Undang-Undang IKN yang ada.
Kita ingin memang OIKN (Otoritas IKN) itu betul-betul diberikan kewenangan untuk menarik investasi yang sebesar-besarnya, baik investasi dalam negeri maupun investasi luar negeri, karena yang dibangun dari APBN itu hanya kawasan inti, yaitu kawasan pemerintahan. Yang lainnya itu kita berharap pada investasi, kepada investor, baik dalam maupun luar negeri.
Wartawan:
Berarti…. (Audio tidak jelas)
Presiden Joko Widodo:
Termasuk di dalamnya.
Wartawan:
Polling Mas Kaesang di Jawa Tengah…. (Audio tidak jelas)
Presiden Joko Widodo:
Ya di Jawa Tengah bagus, di Jakarta juga bagus karena ini kan semuanya wilayah Indonesia.
Wartawan:
DPR…. (Audio tidak jelas)
Presiden Joko Widodo:
Ya itu hak yang dimiliki oleh DPR
Wartawan:
Terima kasih, Pak.
Presiden Joko Widodo:
Sudah?
Wartawan:
Pak, jadi berkantor di IKN Juli atau Agustus?
Presiden Joko Widodo:
Kan ini ruang tidurnya baru disiapin ya kan, kemudian juga airnya dalam proses disiapin. Listriknya juga sebentar lagi masuk. Listriknya sudah ada, tapi masuk ke ruang-ruang yang ada kan perlu waktu.
Wartawan:
Tapi Juli ini Bapak akan ke IKN?
Presiden Joko Widodo:
Ya melihat itu tadi, kesiapan itu. Kalau itu siap.…
Kemarin memang targetnya kan Juli, tetapi coba lihat ke IKN seminggu. Tiap hari hujan terus, hujan deras banget. Jadi, memang pekerjaan banyak yang diundur, dan itu biasa dalam proyek besar.
Dan IKN ini kan bukan dibangun dua tahun, tiga tahun. Ini sebuah mimpi besar jangka panjang, proyek jangka panjang, mungkin 15 tahun, mungkin 20 tahun. Jadi, jangan, jangan membayangkan kita Upacara 17 Agustus itu sudah jadi semuanya, ndak seperti itu.
Banyak, banyak yang keliru menurut saya. Ndak, paling nanti di 17 Agustus ini, kalau dihitung semuanya, secara keseluruhan mungkin 15 persen. Ini masih, masih memerlukan investasi, masih memerlukan investor dari dalam maupun luar. Itu yang sedang kita kejar.
Kalau pemerintahan kan memang kewajiban dari, untuk mendukung kepemerintahan, Istana Presiden, Wakil Presiden kan memang itu 100 persen dari APBN.
Wartawan:
Banyak pihak yang menginginkan Bapak untuk masuk DPA, tawaran-tawaran. Mau enggak, Pak? Atau jadi warga Solo saja, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Sampai saat ini, rencana saya masih belum berubah.
Wartawan:
Terima kasih, Pak.