Keterangan Pers Setelah Peninjauan Autonomous Rail Rapid Transit (ART) dan Training Center PSSI
Wartawan:
Sore, Pak.
Soal tadi, dua agenda, percobaan autonomous dan lapangan sepak bola, bisa disampaikan?
Presiden Joko Widodo:
Ya kita ingin transportasi massal di IKN itu berbasis energi hijau. Dan tadi ART/autonomous rapid transit-nya itu listrik. Itu yang saya harapkan nanti bisa digunakan di IKN. Selain murah, itu energinya energi hijau.
Wartawan:
Apa sudah bisa digunakan nanti tanggal 17 Agustus?
Presiden Joko Widodo:
Tadi sudah digunakan.
Kalau kita pakai ART ini, memang jalan itu harus lebar. Dan jalan di IKN memang sudah didesain lebar, memang cukup untuk itu. Kota-kota lain di Indonesia saya kira semuanya sekarang ini memerlukan transportasi massal yang berbasis energi hijau. Kota-kota seperti Surabaya, kemudian Makassar, Medan, Bandung saya kira sudah memerlukan transportasi massal seperti ini.
Ini kan harganya kira-kira Rp70-an miliar satu unit rangkaian, kira-kira Rp70-an miliar. Kalau kita mau membangun MRT, itu per kilometernya Rp2,3 triliun. Kalau kita mau membangun LRT, itu kurang lebih Rp700 miliar per kilometer. Bedanya di situ.
Ini tidak berbasis rel. Jadi, lebih murah. Enggak bangun infrastruktur, dasarnya ada, memakai jalan yang ada.
Problemnya sekarang ini memang hampir di semua kota jalannya kurang lebar. Ya itu masalahnya. Jadi, tidak semua kota bisa memakai ART ini ya.
Wartawan:
Training center ini akan digunakan tim mana? Kan sudah siap lapangan ini. Akan digunakan untuk timnas mungkin?
Presiden Joko Widodo:
Saya kemarin menanyakan kepada Ketua PSSI, September akan dipakai. Ini sudah jadi dua setengah lapangan: lapangan sintetis, lapangan rumput asli, dan juga setengah lapangan yang dipakai untuk teknik. Saya kira dua setengah lapangan ini lebih dari cukup meskipun nanti rencananya ada delapan lapangan.
Ini ada yang dari PSSI, dari FIFA, dari AFC. Jadi, banyak sumbangan, bagus.
Wartawan:
Artinya timnas siap pakai?
Presiden Joko Widodo:
September.
Untuk tempat nginapnya juga sudah siap.
Wartawan:
Terkait dengan Partai Golkar sebagai partai pengusung Bapak, apakah mundurnya Pak Airlangga ini sudah dibicarakan dengan Bapak?
Presiden Joko Widodo:
Urusan Pak Airlangga itu urusan internal partai. Di partai itu, ada proses, ada mekanisme.
Silakan ditanyakan ke Partai Golkar, kepada Pak Airlangga. Di sini juga ada Golkar: Pak Dito. Tanyakan.
Jangan saya (dianggap) mencampuri internal partai.
Wartawan:
Artinya, penilaian orang ketika mengaitkan Bapak misalnya mendesak Pak Airlangga untuk keluar, ada cawe-cawe, tanggapan Bapak seperti apa?
Presiden Joko Widodo:
Tidak ada.
Wartawan:
Beberapa masyarakat di IKN masih mengeluh tentang air, kebisingan, dan polusi. Bagaimana pembangunan IKN supaya inklusif, melibatkan masyarakat lokal?
Presiden Joko Widodo:
Ya kita ini kan selalu mengajak bicara, (mengajak) partisipasi masyarakat dalam setiap pembangunan. Tapi memang yang namanya membangun itu, kalau enggak ada suara tang-teng, tang-teng, enggak membangun ya.
Wartawan:
Isu reshuffle lagi?
Presiden Joko Widodo:
Ya kalau diperlukan, kalau diperlukan. Saya kan sudah ngomong dari dulu: kalau diperlukan.
Saya masih punya hak prerogatif itu.
Wartawan:
Saat ini diperlukan enggak, Pak?
Wartawan:
Bonus olimpiade, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Akan diberikan bonus, baik yang telah meraih medali emas maupun medali perunggu ya.
Wartawan:
Besarannya sudah ada, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Emasnya, kalau dulu kan, berapa ya? Rp5,5 miliar? Ya (sekarang) ini Rp6 miliar.
Wartawan:
Terkait Pak Menko Airlangga, apakah posisinya masih aman, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Kalau di bawah Kabinet Indonesia Maju, saya kira enggak ada masalah.
Wartawan:
Terima kasih, Pak.