Keterangan Pers Setelah Peninjauan ke Kawasan Istana Kepresidenan
Presiden Joko Widodo:
Ya kita datang ke sini untuk mengecek progres, perkembangan terakhir dari pembangunan IKN, khususnya pembangunan istana. Saya melihat semuanya masih dalam proses karena di sini ada ribuan yang bekerja. Saya enggak mau banyak mengganggu mereka biar progresnya enggak terhambat karena kedatangan saya.
Yang kedua, tadi malam saya tidur di sini.
Wartawan:
Bagaimana, Pak? Nyenyak, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Gimana?
Wartawan:
Tidurnya nyenyak enggak, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Enggak nyenyak. Saya ngomong apa adanya.
Wartawan:
Kenapa tuh, Pak? Alasannya apa?
Presiden Joko Widodo:
Ya mungkin (karena) pertama kali aja, mungkin.
Masih belum nyenyak.
Wartawan:
Sejauh ini Bapak melihat perkembangan Istana Kepresidenan seperti apa, Pak? Progresnya seperti apa?
Presiden Joko Widodo:
Ya semuanya masih, ini kan semuanya masih berjalan, semuanya masih berjalan.
Dan hari ini saya juga akan menerima untuk rapat-rapat di sini, di Ruang Kerja Presiden, tapi saya enggak bisa mengajak karena masih banyak yang bekerja, supaya semuanya yang bekerja enggak terganggu.
Masih ada yang pembersihan, masih ada yang finishing, masih. Semuanya masih dalam progres yang baik.
Wartawan:
Kira-kira, kalau dipersentase angka, sudah berapa persen, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Nanti tanya kepada Pak Menteri PUPR.
Wartawan:
Pak, airnya sendiri kan harusnya sudah bisa diminum. Sejauh ini Bapak sudah coba belum?
Presiden Joko Widodo:
Oh belum, belum. Nanti keliru gimana?
Wartawan:
Tapi air, listrik aman ya, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Enggak ada masalah. Air melimpah. Listrik oke.
Wartawan:
Internet lancar, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Internet bagus. Bagus semuanya bagus.
Wartawan:
Semalam Bapak juga meninjau Sumbu Kebangsaan ya, Pak, sama ibu?
Presiden Joko Widodo:
Iya, iya.
Wartawan:
Itu bagaimana, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Ya kan saya ke sana sudah bukan yang pertama ya.
Bagus ya, tambah bagus. Tambah malam, tambah cantik dan indah.
Wartawan:
Berarti optimistis dong, Pak, buat sidang kabinet di sini nanti?
Presiden Joko Widodo:
Ya nanti, enggak tahu harinya Pak Mensesneg mau tentukan kapan. Jadi, masih belum (tahu) apakah dalam waktu dekat ini atau Agustus, belum. Nanti Pak Mensesneg (tentukan), karena menteri-menteri kan juga masih banyak di luar negeri.
Wartawan:
Kalau ratas, Pak, apakah sudah ada agendanya untuk ratas? Atau hari ini?
Presiden Joko Widodo:
Hari ini saya rapat mungkin dengan OIKN, gubernur dan bupati di sekitar IKN. Saya undang, pemanasan.
Wartawan:
Menjelang Perayaan Hari Kemerdekaan atau progres IKN, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Gimana?
Wartawan:
Persiapan 17 Agustus, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Iya, kalau 17 Agustus, ya enggak ada masalah.
Ini sudah bersih-bersih, tapi memang masih perlu pekerjaan besar. Meskipun bersih-bersih, meskipun finishing–finishing akhir, tapi pekerjaan besarnya masih.
Wartawan:
Jadi, cukup puas dengan progres pembangunan IKN sejauh ini?
Presiden Joko Widodo:
Ya sampai sejauh ini masih baik, sangat baik.
Wartawan:
Bisa kita tulis hari ini bahwa Bapak berkantor pertama kali atau enggak, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Ya, kalau berkantor, ya soft ngantor kok. (Presiden bergurau)
Wartawan:
Boleh dong, Pak, di-quote nanti?
Wartawan:
Karena lewat ini juga, lewat kerja itu.
Wartawan:
Sampai kapan berarti, Pak, berkantor di sini? Tiga hari? Empat hari? Lima hari?
Presiden Joko Widodo:
Ya melihat situasi, ya.
Wartawan:
Terima kasih, Bapak. Terima kasih, Bapak.
Presiden Joko Widodo:
Nah itu bekerja semua, itu bekerja semuanya.
Wartawan:
Kalau istana, progresnya mungkin tinggal sedikit?
Presiden Joko Widodo:
Ya banyak yang tinggal pembersihan sama finishing akhir, tapi juga banyak, pekerjanya kan masih banyak. Jadi, saya enggak bisa membawa ke tempat-tempat yang orang bekerja agar tidak terganggu yang kerja.
Wartawan:
Berarti, kalau untuk 17 Agustus, yang akan dipersiapkan prioritas adalah kantor, Pak?
Presiden Joko Widodo:
Enggak, ya sini sama istana. Di sana juga ribuan orang masih bekerja.
Wartawan:
Warga kan fokusnya, karena kan ini pembangunan besar-besaran, jadinya buat mereka, jadi banyak mengganggu di warga setempat, Pak.
Presiden Joko Widodo:
Ya ini memang masih dalam, pertama, masih dalam proses pekerjaan ya. Dan kondisi kalau pas enggak hujan, panas ya.
Mensesneg:
Gerakan ekonomi luar biasa.
Presiden Joko Widodo:
Tetapi coba dicek di BI, di Kalimantan Timur growth, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama berapa persen tahun ini, kuartal kedua berapa persen. Artinya pembangunan ini juga berdampak pada wilayah sekitar IKN.
Terakhir, setahu saya, sudah di atas 7-lebih dikit, kan tinggi sekali.
Wartawan:
Mungkin enggak sih, Pak, diberi kompensasi? Atau mungkin ada layanan kesehatan yang lebih intensif untuk warga yang misalnya?
Presiden Joko Widodo:
Nanti Pak Menteri (Sekretaris Negara).
Sudah? Sudah?
Wartawan:
Pak, sebelumnya juga pipa transmisi air minum IKN kan sempat mengalami kebocoran saat diuji coba, Pak.
Presiden Joko Widodo:
Ya teknis lapangan seperti itu pasti banyak kejadian-lah, bukan hanya satu itu, banyak karena ini pekerjaan besar, menyangkut rentang waktu yang bisa sepuluh tahun, 15 tahun, 20 tahun, ini bukan pekerjaan hanya setahun-dua tahun.
Banyak (orang) berpikir kita ini ngejar-ngejar. Enggak, kita ini enggak ngejar-ngejar pekerjaan, (tapi) sesuai dengan progres yang ada, sesuai dengan rencana-rencana yang ada. Tahapan satu apa, nanti tahapan dua apa, sudah sesuai dengan itu. Bahwa kita ingin 17-an di sini, saya kira untuk memberikan semangat agar IKN ini bisa selesai sesuai dengan tahapan-tahapan itu.
Ini pekerjaan bisa sepuluh tahun, 15 tahun, 20 tahun, bukan hanya setahun, dua tahun, tiga tahun.
Wartawan:
Pak, ini kan jalannya agak terjal. Nanti kan 17 Agustus banyak tamu yang diundang juga. Nah apakah itu akan diutamakan juga untuk diaspal karena kan khawatirnya kan mobil enggak (kuat nanjak)?
Presiden Joko Widodo:
Ya yang nyupir aja sih. (Presiden bergurau)
Memang di sini kan hilly banget kan, bukit-bukit. Ya itu memang begitu. Seorang arsitek justru senang dengan keadaan seperti itu, tidak datar monoton gitu. Arsitek lo yang ngomong
Wartawan:
Terima kasih, Pak.