Keterangan Pers Setelah Silaturahmi Dengan Nasabah Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) Binaan Permodalan Nasional Madani (PNM)

Sabtu, 3 Februari 2024
Gedung Bale Rame, Kab Bandung, Jawa Barat

Wartawan:
Pak, gimana acaranya hari ini, acara Program PNM Mekaar ini?

Presiden Joko Widodo:
Ya ini, yang pertama, perputaran dari yang dulu Rp800 miliar, dalam delapan tahun sudah melompat menjadi Rp244 triliun. Dan ini yang baik adalah kita memberikan kail, bukan memberikan bantuan, ndak. Ini kail yang disiapkan dengan sistem gandeng renteng.

Kalau di dunia ada Grameen Bank yang nasabahnya dulu 6,5 juta dan Muhammad Yunus bisa mendapatkan Nobel, di sini kita sudah 15,2 juta nasabah. Saya kira Pak Arief Mulyadi bisa dapat Nobel kalau diajukan. 15,2 juta nasabah dan triliunnya Rp244 triliun. Ini sebuah jumlah yang tidak kecil ya.

Wartawan:
Target anggaran tahun ini berapa yang mau disalurkan buat PNM, Pak?

Presiden Joko Widodo:
Ini, yang jelas, permintaannya berapa dari PNM, selalu siap. Kalau memang kurang kayak dulu 2020 ya, kita suntik 2,5 triliun, (tapi ini kan) “gelindingan” ini yang akan menjadi semakin membesar ya.

Wartawan:
Isu lain, Pak.

Terkait Keppres Pak Menkopolhukam, Bapak menunjuk Pak Tito sebagai Plt. Menkopolhukam.

Presiden Joko Widodo:
Ya karena Pak Tito juga punya pengalaman dulu di BNPT, dulu sebagai Kapolri, sekarang sebagai Mendagri.

Saya kira untuk memegang di Menkopolhukam juga enggak ada masalah.

Wartawan:
Bakal ada yang definitif enggak Menkopolhukamnya?

Presiden Joko Widodo:
Ya nanti dilihat-lah.

Kita ini yang penting organisasi berjalan dengan baik. Yang paling penting itu.

Wartawan:
Sudah menyiapkan sosok definitif?

Presiden Joko Widodo:
Secepatnya, secepatnya

Wartawan:
Dari parpol atau nonparpol?

Presiden Joko Widodo:
Dari non(parpol).

Wartawan:
Kampus semakin banyak mengkritisi, Pak.

Presiden Joko Widodo:
Ya itu hak demokrasi yang harus kita hargai ya.

Wartawan:
Pak, besok debat terakhir. Ada hal-hal yang ditekankan?

Presiden Joko Widodo:
Ya semua calon bisa menyampaikan visi-misi yang substansial, tidak terjebak pada debat yang terlalu personal. Saya kira akan baik kalau debatnya itu mendebatkan mengenai visi yang substansial, visi yang berguna bagi negara, berguna bagi bangsa, berguna bagi rakyat kita ya.

Wartawan:
Pak Presiden, nanti mencoblos di mana?

Presiden Joko Widodo:
Gambir.

Wartawan:
Terima kasih, Pak.