Keterangan Presiden Republik Indonesia Seusai Meresmikan Ruas Tol Balikpapan – Samarinda, Seksi Samboja – Samarinda

Selasa, 17 Desember 2019
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

Presiden RI:
Ya, tadi sudah saya sampaikan bahwa untuk untuk seksi I dan seksi V akan diselesaikan nanti bulan April, tinggal sedikit kok, tinggal sedikit. Empat bulan lagi.

Wartawan:
Kendalanya masih di bagian apanya, Pak, ini?

Presiden RI:
Ndak, ini sudah rampung semuanya, sudah rampung. Hanya tanahnya tanah lunak, ini bergerak terus ini. Jadi saya kira sudah diputuskan akan pakai pancang karena ini memang tanah lunak dan tanahnya bergerak.

Oh, iya tadi dengan para tokoh-tokoh di Kalimantan Timur saya menyampaikan permisi, ketuk pintu begitu, kulo nuwun bahwa telah (ada) keputusan ibu kota, kita ingin masuk ke Kukar dan ke PPU (Penajam Paser Utara) saya kira itu dan para tokoh menyampaikan selamat datang dan mempersilakan kita untuk segera dimulai. Hanya tadi ada beberapa usulan mengenai pembangunan universitas, perguruan tinggi. Saya kira itu memang sudah menjadi bagian dari rencana kita, artinya enggak ada masalah.

Wartawan:
Pak, pertanyaan lain Pak, soal ekspor benur/benih lobster. Kan ada kritik dari Bu Susi Pak?

Presiden RI:
Ya ditanyakan ke Menteri KKP, Pak Edhy Prabowo. Yang paling penting, menurut saya negara mendapatkan manfaat, nelayan mendapatkan manfaat, lingkungan tidak rusak, ya yang paling penting itu. Nilai tambah ada di dalam negeri. Apalagi? Dan ekspor dan tidak ekspor itu hitungannya dari situ.

Jangan, begini…kita tidak hanya melihat lingkungan saja tetapi nilai ekonominya juga dilihat. Tapi juga jangan melihat nilai ekonominya saja tapi lingkungan juga harus tetap kita pelihara. Keseimbangan antara itu yang penting, bukan hanya bilang jangan. Ndak. Mestinya keseimbangan itu yang diperlukan, jangan juga awur-awuran. Misalnya semuanya ditangkepin, semuanya diekspor, itu juga enggak benar.

Saya kira pakar-pakarnya tahu lah, mengenai bagaimana tetap menjaga lingkungan agar benih lobster tidak diselundupkan, tidak diekspor secara awur-awuran tetapi juga nelayan mendapatkan manfaat dari sana. Nilai tambah ada di negara kita.

Wartawan:
Pak, tadi disebutkan tol yang menyambungkan IKN (ibu kota negara), seperti apa? Kapan dimulai, Pak?

Presiden RI:
Tahun depan. Studi (kemudian) langsung dikerjakan.

Wartawan:
Pasokan air sama listriknya di IKN nanti bagaimana, Pak?

Presiden RI:
Sudah ada semuanya. Perencanaan itu sudah ada semuanya. Jadi kita membangun sebuah gagasan besar ini tidak mungkin kita (tidak) berhitung, sudah hitung airnya, sudah hitung listriknya berapa, sudah. Semuanya sudah dihitung. Yang paling penting begini…, bahwa kita membangun ibu kota yang baru ini tetap memperhatikan lingkungan, memperbaiki lingkungan yang ada. Oleh sebab itu, nanti yang dibangun pertama kali adalah kebun bibit, nursery, seluas kurang lebih 100 hektare yang memuat nanti jutaan bibit di situ. Artinya, kita ingin memperbaiki lingkungan yang ada di sekitar ibu kota negara. Ya.

Terima kasih.