Launching Pembangunan Gedung Ansor dan Inaugurasi Menuju Ansor Masa Depan

Senin, 27 Mei 2024
Istora Senayan, Komplek Gelora Bung Karno, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, washalatu wasalamu ‘ala asrafil ambiya’i wal mursalin, sayyidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammadin, wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in. Amma ba’du.

Yang saya hormati, Yang Mulia Rais ‘Aam PBNU Romo Kiai Haji Miftachul Akhyar;
Yang saya hormati, Yang Mulia Katib ‘Aam PBNU Romo Kiai Haji Ahmad Said Asrori;
Yang saya hormati, para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara, para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI dan Kapolri;
Yang saya hormati, Ketua Umum PBNU beserta seluruh jajaran;
Yang saya hormati, Ketua Umum GP Ansor, sahabat Gus Addin Jauharudin beserta seluruh jajaran pengurus baru, para Ketua Umum Partai, Ketua Umum Organisasi-Organisasi Kepemudaan;
Bapak-Ibu dan Saudara-saudara sekalian seluruh anggota GP Ansor dari seluruh tanah air yang hadir pada sore hari ini.

Salam satu komando.
Siapa kita? NKRI! Pancasila! Aswaja! Nusantara! Ansor Masa Depan!

Biar enggak sendirian, saya juga minta dikawal Banser dua.

Masa tadi Pak Ketua Umum PBNU dikawal, Pak Ketua GP Ansor dikawal, saya ndak? Nah, gini kan, gini kan kalau di lihat cakap.

Tadi saya mendengar Mars GP Ansor, betul-betul saya merinding. “Ansor maju satu barisan, seribu rintangan patah semuanya”. Semangat ini yang terus harus dipegang oleh GP Ansor, semangat persatuan dan semangat pantang menyerah dalam menjaga simpul kebangsaan dan dalam menjaga hubbul wathon minal iman.

Saya juga senang tadi pas Ketua Umum GP Ansor beserta seluruh jajaran pengurus baru di lantik, di layar kan muncul profil-profilnya. Ada yang gini, ada yang hormat. Tapi saya kaget ada yang gini juga, ada yang juga gini, saya enggak tahu ini apa artinya begini. Artinya, GP Ansor ini memang kreatif-kreatif. Ada saja.

Dan, kita patut bersyukur sungguh anugerah dari Allah Swt. yang luar biasa kita telah mampu menghadapi berbagai krisis-krisis yang ada di dunia, di saat banyak sekali negara yang menjadi pasien IMF (International Monetary Fund). Lebih dari 96 negara menjadi pasien sekarang ini.

Dan, kalau kita melihat di jajaran negara besar G20, selalu pertumbuhan ekonomi kita masuk ke tiga besar atau lima besar.

Apa yang ditakuti oleh negara-negara di seluruh dunia saat ini ada tiga. Yang pertama, yang berkaitan dengan kurs. Kalau di Indonesia ya Rupiah dengan Dolar, kuat mana, kuat Rupiah atau kuat Dolar. Begitu kuat Dolar, hati-hati, ada harga-harga yang akan naik. Tetapi kalau kuat Rupiah, nah harga barang-barang terutama yang impor itu menjadi jauh lebih murah. Inilah yang ditakuti oleh negara-negara, semua negara, kurs.

Kemarin kita agak ngeri juga waktu kurs Rupiah ke Dolar melompat di atas Rp16.000-Rp16.200, kita sudah mulai ketir-ketir karena negara lain juga melompat lebih dari itu. Yang pertama, kurs.

Yang kedua, harga minyak. Hati-hati, perang di Palestina yang mengikutsertakan Iran dalam kancah perang itu juga mengkhawatirkan dunia, sehingga harga minyak sempat naik. Apa yang terjadi kalau minyak naik? Jangan dianggap remeh. Perang yang jauh dari kita bisa berpengaruh kepada Indonesia. Kalau harga minyak naik karena produksi Iran turun, artinya apa? Semua barang-barang akan ikut naik. Kelihatannya enggak ada hubungannya perang yang ada di Palestina dengan Indonesia yang jauh. Ada. Kalau harga minyak naik, artinya semua barang-barang akan ikut naik.

Sama seperti perang di Ukraina. Perangnya jauh dari kita di Ukraina, tapi harga gandum melompat saat itu hampir ada yang sampai 50 persen karena gandum itu berasal dari Ukraina dan dari Rusia yang banyak. Karena perang, mereka setop enggak bisa impor. Kayak Ukraina waktu saya ke sana, saya ketemu Presiden Zelensky, ada stok di Ukraina 77 juta ton berhenti. Di Rusia, ada berhenti gandum 130 juta ton berhenti sehingga di sini harga mi naik, harga roti naik. Kelihatannya jauh banget tetapi pengaruhnya bisa ke mana-mana. Itulah geopolitik, kalau enggak kita cermati bisa menyebabkan harga-harga yang juga naik.

Kemudian yang ketiga, yang ditakuti oleh semua negara, yang namanya bunga pinjaman, karena semua negara itu memiliki pinjaman. Ada yang sampai 220 persen, enggak usah saya sebut negaranya, Bapak-Ibu saya kira sudah tahu. Ada yang 130 persen yang dekat kita, saya kira Bapak-Ibu juga sudah tahu. Dan, kita pada tataran kalau dibandingkan negara-negara lain, kita berada di angka 39 persen, itu sebetulnya masih jauh dari undang-undang yang diperbolehkan dan juga jauh dari negara-negara lain yang tadi juga saya sampaikan. Ini sekali lagi patut kita syukuri bersama.

Dan, momentum baik ini harus terus kita pertahankan bahkan terus harus kita tingkatkan untuk mencapai Indonesia Emas 2045, 20 tahun yang akan datang. Yang paling penting menurut saya, bagaimana kita bisa menjaga agar tidak terjadi turbulensi politik. Kita menjaga semuanya agar ada stabilitas politik, karena itu menjadi kunci pembangunan di negara manapun. Kalau ini tidak bisa kita pertahankan, yang terjadi adalah kerusakan ekonomi kembali.

Oleh sebab itu, di sini hadir ketua-ketua partai. Ke depan, sekali lagi, stabilitas politik itu sangat penting sekali.

Oleh sebab itu, pembangunan merata perlu keberlanjutan, hilirisasi industri perlu keberlanjutan, program-program kerakyatan itu perlu keberlanjutan, transformasi menuju ekonomi hijau juga perlu keberlanjutan. Pengembalian aset, seperti Freeport, Newmont, Rokan itu juga perlu keberlanjutan.

Saya cerita sedikit mengenai Freeport, karena dalam pengambilalihan Freeport menuju sekarang 51 persen dari semula 9 persen itu memerlukan waktu 3,5 tahun dan kita bekerja diam-diam. Enggak ada yang tahu, tahu-tahu kita ambil alih.

Dan sebentar lagi, insyaallah dalam bulan-bulan depan ini kita akan tambah lagi menjadi 10 persen menjadi 61 persen. Dan, kalau sudah 61 persen, perkiraan keuntungan yang ada di Freeport itu 70-80 persen itu akan masuk ke kas negara kita. Baik dalam bentuk royalti, PPh badan, PPh karyawan, dalam bentuk bea ekspor, bea keluar, semuanya kalau kita kumpulkan akan berada pada jumlah yang sangat besar.

Dan sekali lagi, kalau kita berbicara Freeport, itu bukan milik Amerika lagi, tapi sudah menjadi milik negara kita Indonesia. Sudah menjadi milik kita. Dan itu pengambilalihannya, saya buka sedikit, pakai uang. Tidak pakai kekuatan, tapi pakai uang. Uangnya ngambilnya dari Amerika, kita bayar ke Freeport, dalam empat tahun pasti akan sudah lunas. Insyaallah, tahun ini sudah lunas.

Dan, harganya sekarang sudah empat kali lipat dari harga waktu kita beli, karena harga tembaga dunia sekarang ini naik begitu sangat drastis, artinya kita untung dan untung. Untungnya saat itu, pemiliknya mau melepas karena kondisi goncangan ekonomi saat itu. Meskipun juga saya banyak ditakut-takuti saat itu waktu proses pengambilalihan, “Pak, hati-hati, Papua bisa bergolak”. Besoknya ada lagi, “Pak, hati-hati, Papua bisa lepas dari Indonesia”. Besoknya lagi memberitahu, “Pak, hati-hati, Indonesia akan bergejolak kalau Freeport diambil oleh negara”. Tapi pengambilalihan itu tidak dengan kekuatan power negara kok, dengan cara-cara bisnis. Tapi dapat, tapi dapat.

Begitu juga dengan Rokan. Rokan minggu ini saya akan cek lagi setelah kita ambil alih dari Chevron, Amerika. Sudah kita ambil alih 100 persen saya mau cek. Apakah kita kelola sendiri itu lebih baik daripada dikelola oleh asing? Karena ada dua kemungkinan. Bisa lebih baik, bisa tidak lebih baik. Dan, saya harapkan nanti minggu depan saya ke Rokan, moga-moga hasilnya lebih baik dari sebelumnya.

Ada yang hafal Pancasila? Karena nanti 1 Juni, sebentar lagi akan menjadi Hari Lahir Pancasila. Ada yang hafal Pancasila, tunjuk jari. Ya, boleh. Iya, iya silakan.

Ternyata putri, mohon maaf. Silakan, silakan. Dekat saya enggak apa-apa.

Presiden RI:
Dikenalkan nama.

Anggota GP Ansor -1:
Suherlina dari Depok. Suherlina dari Depok Basada. Suherlina, Pak.

Presiden RI:
Mbak Suherlina. Dari?

Anggota GP Ansor -1:
Dari Depok, asal Gresik.

Presiden RI:
Langsung, Pancasila, satu.

Anggota GP Ansor -1:
Bismillahirrahmanirrahim.

Pancasila.
Satu: Ketuhanan Yang Maha Esa;
Dua: Kemanusiaan yang adil dan beradab;
Tiga: Persatuan Indonesia;
Empat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan;
Lima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Terima kasih sahabat semua.

Presiden RI:
Karena, karena penyampaiannya, penyampaiannya jelas dengan suara yang lantang saya beri sepeda.

Enggak tahu. Oh, bawa-bawa (sepeda). Silakan, silakan.

Anggota GP Ansor -1:
Terima kasih, Bapak Presiden.

Presiden RI:
Terakhir, saya mengucapkan selamat bertugas, selamat bekerja kepada seluruh kepengurusan GP Ansor yang baru.

Saya percaya kepemimpinan baru di GP Ansor akan terus menjadi simpul perekat bangsa menuju Indonesia Emas yang kita cita-citakan.

Dan, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada sore hari ini saya luncurkan pembangunan Gedung Ansor Masa Depan.

Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.