Pelepasan Ekspor Ke Pasar Global Tahun 2020 Secara Virtual

Jumat, 4 Desember 2020
Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat

Bismillahirahmanirrahiim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati, Menteri Perdagangan beserta para Menteri Kabinet Indonesia Maju yang hadir;
Yang saya hormati, para Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wali Kota;
Yang saya hormati, Gubernur Bank Indonesia, Ketua OJK, beserta seluruh Pimpinan Lembaga-lembaga Negara;
Yang saya hormati, para pelaku usaha, para eksportir;
Hadirin dan Undangan yang berbahagia.

Salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian nasional adalah peningkatan ekspor. Bukan hanya membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja, tetapi juga untuk menghasilkan devisa dan menguragi defisit transaksi berjalan kita. Memang di situasi pandemi dan perekonomian global yang sedang lesu saat ini berdampak pada pasar ekspor yang juga pasti menurun. Namun kita tidak boleh menyerah. Kita harus melihat lebih jeli, melihat peluang pasar ekspor yang masih terbuka lebar di negara-negara yang juga sekarang ini sedang mengalami pandemi. Potensi kita masih sangat besar. Dari sisi keragaman produk commodity, dari sisi kreatifitas dan kualitas, dari sisi volume dan tujuan negara ekspor, kuncinya proaktif dan jangan pasif.

Bapak, Ibu, hadirin yang saya hormati,
Saya senang membaca laporan bahwa ekspor Indonesia periode Januari sampai Oktober 2020 memang surplus 17,07 miliar USD, dari kopi, dari garmen, home décor, furnitur, perikanan, dan makanan-minuman. Tapi kita tidak boleh cepat puas pada capaian saat ini karena potensi pasar ekspor yang belum tergarap masih banyak, masih sangat besar. Kita juga masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain dalam menangkap peluang ekspor.

Saya ambil contoh dalam ekspor kopi, tahun 2019 Indonesia merupakan produsen kopi terbesar nomor empat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia, namun Indonesia tercatat sebagai eksportir terbesar kopi yang kesembilan di dunia kalah dengan Brasil, Swiss, Kolombia, bahkan oleh Vietnam. Jadi, potret kinerja ekspor kopi Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan Vietnam yang pada tahun 2019 mencapai 2,22 miliar USD, sedangkan kinerja ekspor kopi Indonesia pada tahun 2019 berada di angka 883,12 juta USD.

Begitu pula dengan commodity ekspor yang lain, kita masih tertinggal. Kita menjadi produsen garmen terbesar ke delapan dunia. Tapi kenyataannya kita menjadi eksportir garmen yang ke-22 terbesar dunia. Kita menjadi produsen kayu ringan terbesar di dunia termasuk jenis kayu sengon dan jabon, tapi menjadi eksportir home décor ke-19 di dunia, bahkan kita kalah dengan Vietnam. Dan kita hanya di peringkat ke-21 terbesar dunia dalam ekspor produk furnitur. Kita dikenal sebagai negara produsen produk perikanan terbesar kedua dunia, namun potret ekspornya juga masih di peringkat ke-13 dunia. Inilah fakta-fakta yang perlu saya sampaikan.

Hadirin yang saya hormati,
Saya melihat ketertinggalan tidak harus membuat kita pesimis, tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan, langkah-langkah pembenahan. Diperlukan reformasi besar-besaran pada ekosistem berusaha bagi eksportir kita. Satu-persatu persoalan yang menghambat kinerja ekspor kita cermati, kita carikan solusinya. Regulasi yang rumit, saya sudah sampaikan bolak-balik, segera kita sederhanakan. Prosedur birokrasi yang menghambat, juga saya sampaikan berkali-kali, segera dipangkas. Saya ingatkan lagi untuk dilakukan percepatan negoisasi perjanjian-perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif, CEPA (comprehensive economic partnership agreement), terutama dengan negara-negara yang potensial yang menjadi pasar produk-produk ekspor kita. Dan berbagai perjanjian perdagangan yang sudah ada dan segera dioptimalkan sambil terus mencari pasar-pasar baru di negara-negara nontradisional sehingga pasar ekspor kita semakin luas.

Atase Perdagangan dan Indonesia Promotion Center/IPC harus mampu menjadi market agent, melakukan market intelligence. Daya saing eksportir khususnya usaha kecil dan menengah (UKM) harus terus ditingkatkan. Gandeng UKM di sleuruh Indonesia menjadi satu kesatuan yang kuat untuk memenuhi order clients. Perkuat kerja sama dengan perbankan dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI untuk trade financing bagi UKM ekspor. Perbanyak program seperti export coaching program dan sebagainya. Kita harus penuhi apa yang menjadi standar pasar global dengan brand yang kuat dan dengan packaging yang semakin baik, ini yang akan meningkatkan ekspor kita.

Terakhir, saya ingatkan agar kegiatan pelepasan ekspor seperti ini tidak hanya seremonial semata, tetapi menjadi momentum yang berkelanjutan, menghasilkan nilai ekspor yang terus meningkat.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, dan dengan mengucap bismillahirahmanirrahiim saya resmikan kegiatan pelepasan ekspor dari negara kita, Indonesia, yang bernilai tambah dan berdaya saing ke pasar global pada hari ini.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya.