Pemberian Bantuan Modal Kerja (BMK)
Sesi Pertama
Presiden RI:
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang saya hormati, Bapak Kepala Staf Kepresidenan Pak Moeldoko, Pak Kasetpres Pak Heru, serta Bapak/Ibu sekalian para pedagang kaki lima, ada yang pedagang keliling, ada yang pedagang rumahan, terus apa lagi? Pedagang asongan, yang (pedagang) asongan mana? (Pedagang) Asongan? Ya. Yang (pedagang) rumahan? Oh, banyak juga. Yang (pedagang) keliling? (Pedagang) Keliling satu. Terus yang (pedagang) kaki lima? Oh, banyak…,nggih.
Saya tahu, kondisi di lapangan seperti apa, yang biasanya mungkin sehari bisa berjualan sampai Rp500 ribu atau Rp800 ribu, sekarang mungkin hanya Rp200 ribu, benar? Separuhnya atau sepertiganya, benar Bu, ya? Atau sekarang sudah mulai kembali agak baik? Belum? Itulah memang kondisi yang kita alami. Ini yang mengalami tidak hanya yang kecil saja. Yang tengah juga mengalami hal yang sama, yang gede juga mengalami hal yang sama karena pandemi virus korona. Yang mengalami juga tidak hanya negara kita, Indonesia, tetapi 215 negara mengalami hal yang sama persis dengan negara kita.
Tapi saya minta kita semuanya tidak patah semangat, semuanya harus tetap semangat bekerja keras agar nanti pada saat kondisi sudah normal itu semuanya berjalan lebih baik, yang kita harapkan itu. Jadi, saya berharap Bapak/Ibu tetap bekerja keras. Sanggup ya? Nggih.
Dan untuk menuju ke sebuah keadaan yang normal kembali, kita memang masih butuh waktu. Oleh sebab itu, sekali lagi, kita semuanya harus tetap bekerja keras, bertahan agar usaha kita tetap berjalan dengan baik. Kalau yang PKL (pedagang kaki lima) tadi mana? Kalau PKL, biasanya omzet berapa, sekarang berapa? Jadi berapa? Biasanya Rp500 (ribu) sekarang Rp200 (ribu)? Oh, nggih, nggih. Kalau yang (pedagang) keliling, biasanya (omzetnya) berapa? Biasanya Rp300 (ribu)?
Pedagang Keliling:
Rp300 (ribu), sekarang paling ya Rp100 (ribu).
Presiden RI:
Biasanya Rp300 (ribu) sekarang Rp100 (ribu).
Pedagang Keliling:
Itu omzetnya itu.
Presiden RI:
Iya, omzetnya, tahu.
Pedagang Keliling:
Bukan untungnya.
Presiden RI:
Iya, betul, saya tahu. Semuanya mengalami hal yang sama. Saya tahu. Saya ini kan ke lapangan, enggak pagi, enggak tengah malam, jadi saya ngerti lah keadaan-keadaan itu. Oleh sebab itu, Bapak/Ibu semuanya kita undang ke Istana untuk kita berikan bantuan modal kerja (BMK) darurat ini. Semuanya sudah terima?
Para Pedagang Penerima BMK:
Sudah, Pak.
Presiden RI:
Ya, semuanya sudah terima, alhamdulillah. Ini tolong, Bapak/Ibu sekalian, dipakai untuk tambahan modal kerja agar kita semuanya nanti pada saat normal, usaha kita sudah bisa terdongkrak dengan baik. Isinya…mohon maaf, Rp2,4 juta, Rp2,4 juta isinya. Jangan sampai ada yang kurang serupiah pun, tolong nanti dihitung. Tadi sudah diberi tahu isinya?
Para Pedagang Penerima BMK:
Belum.
Presiden RI:
Oh, belum? Saya kira sudah diberi tahu. Nggih, saya rasa ini nanti, agar digunakan untuk tambahan modal kerja dan ini memang mau kita bagikan ke 12 juta pedagang-pedagang kecil yang ada di seluruh Tanah Air dan Bapak/Ibu sangat beruntung, termasuk yang pertama mendapatkan, nggih.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Terima kasih sekali lagi atas kehadirannya. Selamat bekerja, selamat berusaha, semoga kita semuanya selalu diberikan perlindungan dari Allah Swt. Saya tutup.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sesi Kedua
Presiden RI:
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Yang saya hormati, Bapak Kepala Staf Kepresidenan Pak Moeldoko, Pak Kasetpres Pak Heru, Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati,
Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu semuanya di Istana ini. Sudah ada yang pernah masuk Istana? Belum pernah? Saya tahu, Bapak/Ibu yang hadir di sini ada yang pedagang rumahan, ada? Mana? Oh, yang banyak ibu-ibu ya, yang (pedagang) rumahan. Ada yang pedagang kaki lima (PKL)? Ada. Yang (pedagang) asongan? Oh, (pedagang) asongan juga banyak. Yang pedagang keliling? Ada juga, ya.
Saya tahu, usaha pada saat pandemi Covid ini tidak mudah, betul? Yang dulu berjualan mungkin sehari bisa Rp600 (ribu), bisa Rp800 (ribu), sekarang mungkin tinggal Rp200 (ribu) atau tinggal Rp150 (ribu) atau tinggal Rp300 (ribu), separuhnya? Benar? Memang ini dialami oleh semuanya. Yang kecil mengalami, yang tengah mengalami, yang gede juga mengalami. Semuanya mengalami dan ini juga tidak dialami oleh negara kita, Indonesia saja. Tetapi 215 negara juga mengalami hal yang sama persis dengan yang kita alami. Ada masalah krisis kesehatan, pandemi Covid, kemudian berimbas lari ke urusan ekonomi, menjadi krisis ekonomi. Semua negara mengalami hal yang sama.
Oleh sebab itu, pada sore hari ini, kita mengundang Bapak/Ibu sekalian untuk hadir di Istana ini, ingin menambah semangat, semangat kerja Bapak/Ibu sekalian, agar kita tidak patah semangat. Keadaan ini memang sangat sulit sekali. Oleh sebab itu, perlu kerja lebih keras, perlu usaha lebih keras lagi dari kita semuanya. Agar nanti ekonominya kembali kepada posisi yang normal, omzet dan usaha Bapak/Ibu semuanya juga berada pada posisi yang normal kembali. Saya rasa harapan kita itu, semuanya ya? Nggih.
Oleh sebab itu, sore hari ini, Bapak/Ibu sekalian, pemerintah membantu bantuan modal kerja (BMK) ini. Sudah diterima semuanya?
Para Pedagang Penerima BMK:
Sudah.
Presiden RI:
Ya. Tadi di sana sudah diberi tahu isinya berapa?
Para Pedagang Penerima BMK:
Belum.
Presiden RI:
Belum? Jadi, Bapak/Ibu dibantu oleh pemerintah, di dalam amplop (sejumlah) Rp2,4 juta. Di dalamnya ada Rp2,4 juta yang bisa Bapak/Ibu sekalian pakai untuk tambahan modal kerja. Agar kita bisa, usaha kita bisa kembali sehat dan normal kembali. Senang?
Para Pedagang Penerima BMK:
Senang.
Presiden RI:
Ini? Nggih, sudah. Rp2,4 juta. Dan kita harapkan nantinya, kerja keras Bapak/Ibu semuanya, semangat yang tinggi dari Bapak/Ibu semuanya bisa mengembalikan omzet usaha menjadi pada posisi normal lagi, nggih, saya rasa itu. Dan…, Bapak usahanya apa? Apa jualannya?
Pedagang Kaki Lima:
Kopi sama rokok.
Presiden RI:
Kopi sama rokok? Kopi apa itu ya?
Pedagang Kaki Lima:
Kopi seduh, Pak.
Presiden RI:
Oh, kopi yang diseduh?
Pedagang Kaki Lima:
Iya.
Presiden RI:
Hanya muter atau….
Pedagang Kaki Lima:
Mangkal, Pak.
Presiden RI:
Mangkal? Oke.
Pedagang Kaki Lima:
Iya.
Presiden RI:
Sehari, biasanya kalau normal yang lalu, dapat berapa?
Pedagang Kaki Lima:
Yah, sehari kalau normal, dapat semuanya Rp400 (ribu). Sekarang boro-boro Rp100 (ribu), Rp50 ribu aja susah. Banyak Pak, yang minta-minta, mohon maaf nih, saya Pak, masyarakat Bapak, masyarakat Indonesia! Tolong, Pak. Tolong PKL ini, Pak. Tolong PKL ini, tolong, tolong kasihani PKL, Pak, kawan-kawan kita semua. Ya Allah, ya rabbi, itu saja, Pak. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Presiden RI:
Terima kasih, Pak, terima kasih. Ada yang pedagang rumahan tadi? Siapa, ya? Gimana, Bu? Silakan, Bu. Biasanya sehari bisa omzet berapa, sekarang berapa?
Pedagang Rumahan:
Cuma paling Rp150 (ribu), dapet Rp200 (ribu) susah.
Presiden RI:
Sekarang ini?
Pedagang Rumahan:
Iya.
Presiden RI:
Biasanya?
Pedagang Rumahan:
Biasanya Rp300 (ribu)….
Presiden RI:
Rp400 (ribu)….
Pedagang Rumahan:
Cuma segitu aja. Dari tahun kemarin, enggak bisa nyampe Rp300 (ribu) sekarang. Iya, paling cuma Rp150 (ribu).
Presiden RI:
Iya itulah memang. Sekali lagi, keadaan ini dialami 215 negara, semuanya. Keadaannya sama. Jadi sekali lagi, jangan patah semangat, jangan kita karena kondisi ini, usaha keras kita menjadi turun. Ndak, kita harus bekerja keras. Ini adalah sebuah situasi, cobaan dari Allah Swt. yang harus memang kita hadapi dengan kerja keras, ya.
Pedagang Rumahan:
Terima kasih, Pak.
Presiden RI:
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu atas kehadiran di Istana Bogor ini.
Saya tutup. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.