Pengantar Sidang Kabinet Paripurna
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Rahayu, rahayu.
Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden,
Saudara-saudara sekalian para Anggota Kabinet Merah Putih, para Menteri Koordinator, para Menteri, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Kepala BIN, dan para Kepala Badan yang hadir.
Sore hari ini saya selenggarakan sidang kabinet paripurna berkenaan dengan rencana saya untuk melakukan kunjungan kenegaraan dan kunjungan kerja ke beberapa negara, antara lain menghadiri KTT APEC di Peru dan G20 di Brazil. Juga ada undangan kunjungan kenegaraan ke Pemerintah Tiongkok, kunjungan kehormatan ke Amerika Serikat, dan juga kunjungan kerja ke Inggris untuk menjumpai Perdana Menteri Inggris.
Dan juga ada kemungkinan—saya sedang mempelajari—katanya ada undangan juga untuk KTT G7. Kita diundang juga karena, ini berarti suatu kehormatan, Indonesia dianggap juga pantas diundang ke KTT G7.
Jadi, hal-hal ini tidak bisa saya hindari karena semua punya nilai strategis, juga berhubungan dengan keadaan ekonomi kita, karena kita harus berunding, harus juga menggali potensi-potensi yang ada, dan menyelesaikan masalah-masalah yang krusial dan yang strategis dengan kelompok-kelompok negara tersebut, yang bisa dikatakan merupakan blok-blok ekonomi yang sangat penting, sangat krusial untuk kelangsungan hidup ekonomi kita.
Karena itu, saya merasa perlu untuk mengumpulkan Saudara-saudara, menyampaikan beberapa pengarahan selama saya sedang berada di luar negeri. Tetapi saya kira dengan teknologi sekarang, ada vicon dan sebagainya. Jadi, hal-hal yang saya anggap penting, kita bisa melaksanakan suatu pertemuan melalui video conferencing.
Dan saya juga menyampaikan ke Saudara-saudara, jangan ragu-ragu kalau ada masalah apa pun. Kalau Saudara sudah menyampaikan ke menko, tapi Saudara masih ingin suatu kejelasan dari saya, jangan ragu-ragu untuk menghadap, menghubungi saya.
Juga jangan juga ragu-ragu untuk menelepon saya. Saya terbuka. Saudara-saudara boleh telepon langsung.
Kita tinggalkan sekarang hal-hal yang terlalu protokoler, terlalu feodal. Kita ini adalah kolega, kita mengabdi sama-sama kepada rakyat.
Saya menduduki posisi mungkin bisa dianggap ya pemimpin dari tim kita. Memang saya mandataris, saya menerima mandat dari rakyat, bersama Saudara Wakil Presiden, tapi kita adalah sama dalam kewajiban dan tanggung jawab kita kepada rakyat.
Jadi, silakan gunakan teknologi ya. Tetapi tentunya hal-hal yang rawan tidak perlu lewat telepon, ya kan. Ini zaman modern. Ini banyak telinga yang ingin dengar.
Jadi, tadi kalau Saudara ingin menyampaikan hal-hal yang penting, silakan ya. Saya membuka pintu.
Kira-kira pembukaan saya cukup ya.
(Sidang kabinet paripurna dilanjutkan bersama para peserta sidang)