Pengarahan Presiden Republik Indonesia Kepada Peserta Rapat Koordinasi Kepala Daerah Tahun 2021

Rabu, 14 April 2021
Istana Negara, Jakarta

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Maju, dan seluruh Kepala Lembaga yang hadir;
Yang saya hormati, Kepala Daerah hasil pilkada serentak tahun 2021 beserta seluruh forkopimda;
Hadirin, Undangan yang berbahagia.

Pertama-tama saya ingin menyampaikan selamat kepada Bapak/Ibu dan Saudara-saudara yang telah dilantik sebagai Gubernur, Wakil Gubernur. Sebagai Bupati, Wakil Bupati. Serta sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Tadi saya mendapatkan laporan dari Mendagri, bahwa hari ini ada petahana (sejumlah) 114 dan yang baru (sebanyak) 255.

Bapak/Ibu dan Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Jabatan yang diberikan kepada Saudara-saudara adalah kehormatan, tetapi sekaligus juga sebuah tanggung jawab yang besar, tanggung jawab yang berat. Oleh sebab itu, jangan sampai Saudara-saudara ini hanya mengikuti prosedur yang ada. Harus goal oriented. Harus result oriented. Orientasinya adalah hasil. Harus berani berinovasi, bukan sekedar mengikuti rutinitas, hati-hati ini. Harus bekerja dengan kecepatan tinggi karena Saudara-saudara hanya diberi kesempatan lima tahun untuk yang pertama. Kalau baik, akan dilanjutkan ke periode yang kedua, lima tahun lagi. Oleh sebab itu, dalam bekerja jangan hanya puas membaca. Cek di lapangan, lihat di lapangan, kontrol di lapangan. Inovasi, kecepatan, ketepatan kebijakan sangat dibutuhkan sekarang ini.

Dan, Bapak/Ibu dan Saudara-saudara sekalian harus membuat kebijakan yang fokus dengan skala prioritas yang jelas. Fokus dan skala prioritas yang jelas, sehingga nanti alokasi anggarannya juga lebih fokus dan lebih terkonsentrasi. Saya melihat satu provinsi ada yang mata anggarannya sampai 40.000 mata anggaran kegiatan. Menurut saya, makin sedikit kegiatan, akan semakin secara manajemen, semakin gampang mengontrolnya, semakin gampang mengeceknya, dan hasilnya akan semakin kelihatan.

Oleh sebab itu, saya titip, buat satu-dua atau tiga saja kegiatan besar yang anggarannya dikonsentrasikan ke sana, sehingga hasilnya bisa dilihat, dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sebagai contoh, ada anggaran di sebuah kabupaten Rp2 triliun, misalnya. Hati-hati, saya titip, yang namanya belanja aparatur dan belanja pembangunan, belanja aparatur dan belanja modal, dilihat. Gedean yang mana? Usahakan agar belanja pembangunan, belanja modal itu lebih besar dari belanja aparatur.

Kalau sudah ketemu belanja pembangunan, belanja modal, jangan sampai yang namanya anggaran itu dibagi rata ke masing-masing unit, ke masing-masing dinas. Hati-hati, sekali lagi, yang Bapak/Ibu dan Saudara-saudara prioritaskan yang mana? Berikan dua prioritas atau maksimal tiga prioritas, sudah, anggaran itu konsentrasikan ke sana 60 persen, sisanya baru diberikan ke unit-unit yang lain, sehingga menjadi jelas. “Saya mau, jalan di kabupaten saya sampai di desa-desa mulus,” ya sudah, anggaran konsentrasikan ke sana selama…mungkin setahun atau dua tahun, selesai, ganti lagi. “Saya mau, konsentrasi ke pembangunan pasar yang ada di seluruh kabupaten, misalnya 60 pasar,” selesaikan dalam setahun atau dua tahun rampung, sehingga rakyat melihat.

Atau ingin membangun sekolah, “Sekolah di kabupaten saya harus bagus semuanya”. Sehingga kelihatan mana prioritas, mana yang menjadi unggulan. Jangan sampai, sekali lagi, yang namanya itu diecer-ecer di setiap dinas, di setiap unit, sehingga setiap tahun itu anggaran ya terbelanjakan, tetapi tidak ada baunya sama sekali, tidak dirasakan kemanfaatannya oleh rakyat. Hati-hati dengan ini, karena anggaran APBD itu bisa mentrigger pertumbuhan ekonomi di daerah Bapak/Ibu semuanya.

Karena Bapak/ibu dan Saudara-saudara semuanya adalah pemimpin baik di provinsi, di kabupaten dan di kota, Bapak/ibu harus berani menentukan ini. Kalau tidak, saya perlu mengingatkan. Kalau Bapak/ibu tidak bisa mengonsolidasikan ini, manajemennya tidak seperti tadi yang saya sampaikan, kemudian anggaran diecer-ecer di dinas-dinas, di unit-unit yang ada, karena masalahnya selalu pasti ada, karena enggak dirasakan oleh masyarakat, hasil kepemimpinan Bapak/Ibu dan Saudara-saudara sekalian, ya tidak terpilih lagi karena anggarannya hilang setiap tahun, realisasi setiap tahun tapi tidak kelihatan manfaatnya oleh rakyat.

Yang kedua, saat ini kita masih fokus dalam mempercepat recovery kesehatan dan recovery ekonomi, pemulihan kesehatan dan pemulihan ekonomi kita. Tugas Bapak/Ibu dan Saudara-saudara semuanya adalah dua-duanya harus terkelola dengan baik. Gas dan remnya harus dilakukan secara tepat, karena yang namanya Covid-19 ini barangnya tidak kelihatan. Jangan sampai terlalu mendahulukan ekonomi, kemudian tidak memperhatikan penyebaran Covid-19 yang terjadi, kenaikan kasus Covid-19 meningkat, ekonominya justru menjadi pertumbuhannya tertekan turun.

Oleh sebab itu, sekali lagi, pencegahan penyebaran Covid-19 harus menjadi prioritas penanganan pasien yang terkena kasus Covid-19 harus terus dilakukan secara konsisten. Hati-hati, karena Covid-19 ini barangnya enggak kelihatan.

Bulan Januari yang lalu, misalnya. Saya enggak usah sebutkan negaranya, (kasus Covid-19) turun anjlok. Begitu dibuka-dibuka-dibuka, bulan Maret lompatannya naik tinggi sekali, hati-hati dengan itu. Jangan sampai karena kasusnya sudah turun kemudian tergesa-gesa untuk membuka sektor-sektor yang ada. Lakukan itu, tetapi per sektor hati-hati, per sektor hati-hati, per sektor hati-hati. Caranya harus tepat agar dampak ekonominya bisa kita kendalikan dengan baik.

Kita ingat, di bulan Januari yang lalu, kasus aktif harian kita berada di angka 14 ribu, bahkan sampai di 15 ribu. Hari ini, ini sudah dua minggu, angkanya dua minggu-tiga minggu, angkanya di angka enam ribu-lima ribu-empat ribu kasus harian nasional.

Oleh sebab itu, pertama: Lakukan PPKM mikro, ini agar menemukan kasus-kasus baru yang ada. Kemudian mengisolasi lingkungan terkecil sebelum kasus itu menyebar lebih luas lagi. Jadi jangan sampai kita ini me-lockdown kota, atau me-lockdown kabupaten. Karena di suatu kabupaten, mungkin yang kasusnya hanya terjadi di sebuah desa atau dua desa, ya desa itu yang diisolasi, sehingga tidak menyebar lebih luas lagi.

Kemudian juga sosialisasi dan penegakan protokol kesehatan, terus disampaikan, terus dilakukan. Ini akan dibantu oleh TNI dan Polri, dibantu oleh forkopimda. Demikian pula dengan penanganan bagi yang membutuhkan pengobatan. Cek obatnya masih atau tidak. Kontrol obatnya tersedia atau tidak, untuk beberapa minggu ke depan, atau untuk beberapa bulan ke depan. Semuanya harus di-cek. Ini kita harus kerja detail, enggak bisa lagi kita kerja sambil lalu untuk urusan Covid-19 dan ekonomi ini.

Kemudian, dukung penuh program vaksinasi. Karena kalau PPKM mikro berjalan, protokol kesehatan dilakukan secara ketat, kemudian program vaksinasinya berjalan dengan baik, dengan sasaran yang jelas, sasarannya adalah yang pertama, saya kira kita sudah berulang-ulang, tenaga kesehatan, pelayan publik, kemudian para lansia, kemudian lokasi-lokasi yang interaksi antarmasyarakatnya tinggi dan mobilitasnya tinggi, itu yang diberikan prioritas terlebih dahulu. Dengan cara ini kita harapkan pemulihan kesehatan bisa kita segera capai. Kita ingin nanti di bulan Juli, target kita paling tidak 70 juta penduduk kita harus sudah divaksinasi, nanti kurvanya akan kelihatan turunnya di bulan Juli, kalau vaksinasinya bisa mencapai 70 juta orang.

Yang kedua, di bidang ekonomi. Banyak PHK karena banyak pabrik yang berhenti produksi dalam masa pandemi. Oleh sebab itu, saya minta juga APBD ini bisa memberikan pekerjaan kepada masyarakat di lapis bawah. Dengan cara, perbanyak program-program padat karya untuk penciptaan lapangan pekerjaan sambil menunggu ekonomi kembali pulih sepenuhnya. Memperbaiki jalan, padat karya. Membangun irigasi, padat karya. Membangun sekolah, padat karya. Ini akan menggerakkan ekonomi daerah dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat kita.

Kemudian juga segera eksekusi yang namanya belanja sosial, bantuan sosial, karena rakyat menunggu, rakyat membutuhkan. Dari pusat ada bantuan sosial, dari daerah…yang kira-kira titik-titik yang belum tersentuh oleh bantuan sosial dari pusat, diberikan oleh daerah. Bantu juga usaha mikro, kecil, dan menengah, baik itu permodalan produksi maupun pemasarannya karena ini akan menggerakkan ekonomi daerah. Utamakan mereka, usaha mikro-usaha kecil.

Yang ketiga, yang berkaitan dengan investasi. Berikan dukungan penuh, pelayanan penuh kepada investasi baru. hampir semua negara sekarang konsentrasinya kepada investasi. Kita sudah memiliki yang namanya Undang-Undang Cipta Kerja. Implementasi pelaksanaan dari Undang-Undang Cipta Kerja ini di daerah harus didukung penuh karena akan membuka  investasi. Karena yang namanya memperlambat izin investasi…kalau di BKPM sekarang sangat cepat sekali, yang namanya izin-izin sangat cepat sekali. Saudara-saudara bisa sekali-sekali melihat ke BKPM, betapa kecepatan perizinan itu betul-betul kelihatan.

Oleh sebab itu, daerah juga sama, baik provinsi, kabupaten, maupun kota, jangan memperlambat yag namanya izin investasi. Karena investasi itu menciptakan lapangan pekerjaan. Artinya, kalau memperlambat izin, juga memperlambat penciptaan lapangan kerja yang ada di provinsi, kebupaten, maupun kota yang ada, yang dipimpin oleh Saudara-saudara sekalian.

Yang kedua, kalau memperlambat izin investasi artinya apa?, memperlambat pertumbuhan ekonomi daerah. Yang artinya juga memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional. Hati-hati, kunci pertumbuhan ekonomi nasional ini kan dari agregat pertumbuhan ekonomi di daerah. Kalau ekonomi daerah tidak naik, tidak meningkat, artinya ekonomi nasional juga tidak akan meningkat..Hati-hati mengenai ini, karena yang namanya APBN-APBD itu enggak mungkin naik secara signifikan. Oleh sebab itu, yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi (adalah) investasi dan ekspor. Oleh sebab itu saya betul-betul ingin menekankan mengenai investasi ini.

Yang ketiga, investasi ini juga memberikan income kepada negara, memberikan income kepada daerah, karena dari situlah kita bisa menarik pajak. Dari situlah kita bisa menarik yang namanya retribusi. Hati-hati, 76 persen pendapatan negara itu diperoleh dari pajak, 76 persen pendapatan negara itu diperoleh dari pajak, gede sekali. Kalau ada investasi baru, mendirikan perusahaan, mendirikan pabrik, mendirikan industri, artinya ada yang kita pungut pajaknya, ada tambahan lagi. Dan yang paling besar memang pajak dari badan usaha, yaitu perusahaan atau PT.

Oleh sebab itu, berikan dukungan penuh kepada dunia usaha yang ingin investasi, atau yang sudah ada untuk bisa segera bangkit, ini penting sekali untuk saya sampaikan. Hati-hati di kuartal kedua tahun ini, berarti bulan April-Mei-Juni, ini sangat menentukan sekali, pertumbuhan ekonomi kita bisa melompat naik atau tidak. Kalau tidak, kuartal berikutanya kita akan betul-betul sangat-sangat berat.

Kita harus bisa meningkatkan, menaikkan paling tidak di atas tujuh persen, di kuartal kedua. Bukan barang yang mudah, bukan sesuatu yang mudah. Tetapi kalau dukungan dari daerah, dukungan dari provinsi, dukungan dari kota, dukungan dari kabupaten, semuanya bergerak bersama-sama, saya yakin ini menjadi sesuatu yang mudah. Karena begitu di kuartal kedua bisa mencapai angka yang tadi saya sampaikan, kuartal berikutnya akan menjadi lebih mudah.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan sekali lagi apa yang tadi saya sampaikan, tolong betul-betul kita bersama-sama lakukan sehingga pandemi Covid-19 ini bisa segera kita lalui dengan baik, dan ekonomi kita bisa bangkit kembali pada posisi normal dan lebih baik.

Terima kasih.

Saya tutup.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.