Pengenalan Para Staf Khusus Presiden
Assalamualaikum Warahmatulah Wabarakatuh.
Sore hari ini, saya ingin mengenalkan Staf Khusus Presiden yang baru, yang tugas khususnya nanti adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang. Di sini segera kita lihat, anak-anak muda semuanya.
Yang pertama, langsung saja saya perkenalkan. Sdr. Adamas Belva Syah Devara, berdiri Mas Belva. Umur 29 tahun, S2-nya ganda, lulusan Harvard University dan Stanford University di Amerika Serikat. Kita kenal Mas Belva adalah pendiri dan juga CEO Ruang Guru. Masuk ke Forbes 30 di umur di bawah 30 tahun. Juga mendapatkan medali emas dari Lee Kuan Yew saat lulus sarjana di NTU (Nanyang Technological University) di Singapura.
Kemudian yang kedua, Putri Indahsari Tanjung. Umur masih sangat muda 23 tahun, saya juga kaget, masih 23 tahun. Ini jebolan sarjana Academy of Art di San Fransisco. Kita sering dengar kipahnya sebagai Founder dan CEO di Creativepreneur dan juga menjadi Chief Business Officer (CBO) of Kreavi, betul? Ya.
Kemudian yang ketiga, Saudara Andi Taufan Garuda Putra, umur 32 tahun. Ini lulusan Harvard Kennedy School, bergerak di dunia entrepreneur. Banyak meraih penghargaan atas inovasinya termasuk atas kepeduliannya terhadap sektor-sektor UMKM. Menjadi CEO di PT Amartha Mikro Fintek. Saya kenal beliau saat urusan fintech (financial technology).
Yang keempat, Ayu Kartika Dewi, 36 tahun tapi kelihatannya masih 25 tahun. Adalah salah satu anak muda yang memiliki misi mulia untuk merekatkan persatuan di tengah kebinekaan. Menjadi pendiri dan mentor lembaga Sabang Merauke (Seribu Anak Bangsa Merantau untuk Kembali). Meraih Gelar MBA di Duke University di Amerika Serikat.
Yang kelima, Gracia Billy Mambrasar umur 31. Ini putra tanah Papua, lulusan ANU (Australian National University) Australia S2 dan juga sekarang masih menempuh sebentar lagi juga selesai di Oxford University dan nanti juga, Oktober juga akan masuk ke Harvard University untuk S3-nya. Billy adalah talenta hebat tanah Papua yang kita harapkan banyak berkontribusi dengan gagasan-gagasan inovatif dalam membangun tanah Papua, menjadi CEO Kitong Bisa.
Dan yang keenam, Angkie Yudistia, umur juga masih muda, 32 tahun. Angkie adalah anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur melalui ThisAble Enterprise yang didirikannya. Aktif sebagai anggota Asia-Pacific Federation of the Hard of Hearing and Deafened dan anggota International Federation of Hard of Hearing Young People. Saya juga minta nanti Angkie untuk menjadi Juru Bicara Presiden di bidang sosial.
Kemudian yang ketujuh, ini santri, anak muda tapi santri, Aminuddin Ma’ruf. Umurnya 33 tahun, pernah menjadi Ketua Umum PB-PMII (Pengurus Besar-Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Mas Aminuddin saya minta keliling nanti ke santri, ke pesantren, untuk menebar gagasan-gagasan inovasi-inovasi baru. Karena saya yakin, pesantren akan bisa melahirkan talenta-talenta yang hebat untuk memajukan bangsa ini.
Ketujuh anak muda ini akan menjadi teman diskusi saya harian, mingguan, bulanan, memberikan gagasan-gagasan segar yang inovatif sehingga kita bisa mencari cara-cara baru, cara-cara yang out of the box, yang melompat untuk mengejar kemajuan negara kita.
Saya juga minta mereka untuk menjadi jembatan saya dengan anak-anak muda, para santri muda, para diaspora yang tersebar di berbagai tempat dan saya yakin dengan gagasan-gagasan segar, dengan gagasan-gagasan yang kreatif untuk membangun negara ini, kita akan lihat nanti gagasan-gagasan itu apakah bisa diterapkan dalam pemerintahan.
Saya rasa itu yang bisa sedikit saya sampaikan.
Terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatulah Wabarakatuh.