Peninjauan Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung
Wartawan:
Tol Manado-Bitung ini?
Presiden RI:
Jadi tol Manado-Bitung, lapangannya masih kurang 13 kilo yang belum pembebasan tapi proses berjalan.
Wartawan:
Yang menghambat apa, Pak? Pembebasan lahan belum selesai?
Presiden RI:
Enggak ada tapi hanya ini memang apa nanti, tadi saya sudah perintah Jasa Marga, Bu Dirut untuk secepatnya itu bisa diselesaikan, ya.
Wartawan:
Nanti akan, harapannya seperti apa kalau sudah tersambung?
Presiden RI:
Ya maunya saya, apa, kemarin kan, sudah disampaikan akhir tahun lah, gitu. Tapi ternyata Bu Dirut kelihatannya minta mundur. Karena ada yang 13 kilo tadi, ya. Mungkin, maksimal-maksimal mungkin Maret-April lah, insyaAllah Maret-April.
Wartawan:
Pak, sebenarnya tol Bitung, Manado-Bitung ini hanya untuk ke KEK saja tidak sih Pak, targetnya?
Presiden RI:
Ndak…ya ke Manado, ke Bitungnya. Nanti belok ke kanan, ke KEK-nya. Beda lagi, beda.
Wartawan:
Ya, jadi ini, untuk, apa, memperlancar industri. Tapi kan tidak terlalu banyak, Pak?
Presiden RI:
Dua-duanya. Bisa nanti larinya ke pariwisata, bisa larinya ke industri. Karena pariwisata nanti yang di apa? Pulau Lembeh. Nah, itu nanti menjadi titik pariwisata baru di Bitung meskipun dukungan industri terutama industri perikanan akan dan juga KEK yang nanti juga berhubungan dengan pelabuhan. Ini adalah, apa, men-trigger agar pertumbuhan ekonomi yang ada di Bitung, itu industri yang ada di Bitung, KEK yang ada di Bitung berkembang. Tanpa ini, sulit.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR):
Ini jalan tolnya, ini Pulau Lembeh. Ini Pulau Lembehnya di sini, jadi kita mau bikin jembatan. Jadi tidak hanya KEK tapi untuk pariwisata di Pulau Lembeh.
Wartawan:
Yang waktu itu dikhawatirkan harganya mahal itu?
Presiden RI:
Apanya?
Wartawan:
Yang jembatannya?
Presiden RI:
Ndak, ndak, ndak, ndak, ndak.
Wartawan:
Jembatannya sudah dihitung belum sih, Pak?
Presiden RI:
Sudah.
Wartawan:
Dan berapa biayanya? Terus kapan?
Menteri PUPR:
Sudah, 2020 ini sudah ada anggarannya untuk itu.
Presiden RI:
Sudah, sudah.
Wartawan:
Mulai dibangun ya, Pak?
Presiden RI:
Sudah, sudah dianggarkan di 2020. Saya kemarin kan, sudah ngomong 2020 dimulai, kok masih ditanyakan lagi, anggarannya ada ndak.
Wartawan:
Berapa Pak, biayanya Pak? Yang sudah dihitung, kalau untuk jembatan.
Presiden RI:
Apanya?
Wartawan:
Jembatan ke Pulau Lembeh.
Presiden RI:
Pak Menteri PU?
Menteri PUPR:
2020 ada 500 miliar.
Wartawan:
500 miliar.
Presiden RI:
Hmm, udah mulai.
Wartawan:
Berarti satu tahun selesai ya, Pak pembangunan jembatan?
Menteri PUPR:
Enggak.
Presiden RI:
Ndak, masih panjang.
Wartawan:
Pak Presiden, ada harapan masyarakat, tarif tol disesuaikan supaya semua masyarakat bisa menikmati tol.
Presiden RI:
Hmm, apanya?
Wartawan:
Ada harapan masyarakat Sulawesi Utara, tarif tolnya disesuaikan supaya bisa dinikmati semua.
Presiden RI:
Ya tarif tol, tarif tol itu dihitung dari pengeluaran investasi yang dikeluarkan, baik oleh BUMN, baik oleh swasta. Beberapa lokasi, misalnya kayak di Sumatra, itu masih didukung dari pemerintah, baik lewat PMN, karena apa, IRR-nya rendah sehingga harus didukung dari PMN pemerintah. Ya, hitung-hitungannya seperti itu, ada hitung-hitungannya.
Wartawan:
Nah kalau untuk tol ini sendiri, berapa lama Pak, apa namanya, akan balik modal?
Presiden RI:
Hmm?
Wartawan:
Kalau untuk tol ini?
Presiden RI:
Tanya ke Jasa Marga.
Wartawan:
Pak, satu lagi. Tadi kan….
Presiden RI:
Kalau pemerintah enggak boleh ngehitung kembaliannya kapan. Jasa Marga pasti ngehitung return on investment-nya berapa, pasti dihitung semuanya. Internal rate of return-nya berapa pasti dihitung semuanya, ya.
Wartawan:
Pak, tadi ada yang meneriakkan harapan supaya ada akses air bersih dan listrik?
Presiden RI:
Ya, ya, udah nanti langsung dimulai. Tahun ini dimulai di…yang di…mana….
Menteri PUPR:
Bunaken.
Presiden RI:
Bunaken, kan? Udah, listrik dan nanti air bersih akan dikerjakan oleh Menteri PU, ya.
Wartawan:
Nanti akan dicek dulu masalahnya di mana gitu, Pak?
Presiden RI:
Udah, udah, udah. Udah dicek, tinggal ngerjain. Kita udah tahu bahwa di situ ada masalah air bersih, ya.
Wartawan:
Makasih banyak, Pak.