Peninjauan Rencana Perluasan Bandara Sam Ratulangi

Kamis, 4 Juli 2019
Bandara Sam Ratulangi, Kota Manado

Presiden RI:
Udah? Ya jadi gini, jadi ini dimulai dari permintaan dari travel agent, dari travel biro yang banyak sekali, turis ingin datang ke Manado, khususnya dari Tiongkok dan juga dari negara-negara lain, banyak. Terminal di sini kita lihat memang sudah tidak mencukupi lagi apabila yang ingin datang itu kita terima semuanya, pertama. Yang kedua juga runway-nya juga masih kurang panjang sedikit apabila yang badan lebar ingin turun di Manado.

Nah, oleh sebab itu sudah kita perintahkan agar ini segera dibangun terminal yang baru dan akan dimulai nanti bulan September, betul Pak, ya? September ini dimulai, akan diselesaikan Agustus 2020, rampung.

Paralel dengan itu, ya paralel dengan itu, kita juga akan masuk ke produknya. Pembangunan-pembangunan yang berada pada kawasan-kawasan wisata yang ada di sini, ini juga paralel harus segera selesai. Oleh sebab itu, saya ke sini untuk ngecek satu-satu itu, biar terintegrasi, semua kementerian ikut, Angkasa Pura ikut, gubernur ikut, nanti bupati dan wali kota juga ikut bersama-sama. Ini kalau enggak diintegrasikan enggak akan selesai-selesai padahal turisnya sudah ingin berbondong-bondong ke sini, ya.

Wartawan:
Direncanakan akan sebesar apa, Pak, bandara baru nanti? Luas bangunan seluas apa?

Presiden RI:
Luasnya total berapa, Pak? 56.000 meter persegi, bisa mengangkut kurang lebih 6 juta penumpang. Gede banget. 6 juta penumpang kurang lebih.

Wartawan:
Sudah ada maskapai asing, Pak, yang misalnya ingin ke sini atau bagaimana?

Presiden RI:
Banyak, bukan ada, banyak. Yang sekarang sudah masuk ke sini kan banyak. Dari mana tadi, Pak? Silk Air (Singapura), Sriwijaya, Lion Group. Itu yang dari, apa? Dari mana, Pak? Dari Singapura, enggak tapi terbangnya dari? Yang banyak dari Tiongkok, 7 provinsi yang ada di Tiongkok.

Wartawan:
Yang sedang penjajakan? Yang sedang penjajakan mana saja, Pak?

Presiden RI:
Bukan penjajakan, yang datang itu saja minta kapasitas ditambah, gitu lo. Di sini masih hotelnya kurang. Kenapa hotel kurang? Karena ada masalah tata ruang, itu yang mau kita lihat. Misalnya seperti itu. Investornya sudah ada tapi tata ruangnya belum memungkinkan, nah ini selesaikan. Kita selesaikan di lapangan hal-hal seperti itu. Ini, oleh sebab itu, Pak Kepala BPN ada, Pak Menteri BPN ada, Pak Menteri PU yang berkaitan dengan itu ada, tinggal ketemu gubernur, wali kota sudah, sudah rampung.

Wartawan:
Pak, targetnya memang spesifik untuk wisman Tiongkok?

Presiden RI:
Apanya? Ya segmentasi di setiap, di setiap provinsi itu beda-beda. Di sini kita melihat karena kedekatan. Ini kan paling utara, hanya berapa? Empat jam ke sana. Itu yang apa, ada target-target pasar yang memang setiap daerah berbeda-beda, setiap provinsi berbeda-beda.

Wartawan:
Dengan bandara yang luas, pertumbuhan wisatawan asing bisa berapa persen?

Presiden RI:
Ya bisa berlipat lah nanti, kita harapkan juga bisa berlipat. Di sini kan juga berlipat apanya, kapasitas bandara, mestinya itu. Tetapi juga, tetapi juga sama, hotelnya ini juga harus segera siap, gitu ya. Itu yang mau kita semuanya kita integrasikan secara baik.

Wartawan:
Pak, di Manado mau makan apa, Pak? Mau makan apa Pak, nanti Pak kalau di Manado? Kan sering datang ke Manado, Pak. Rica-rica masuk enggak itu, Pak?

Presiden RI:
….

Wartawan:
Pak, artinya ini masuk PSN ya Pak ya, semua?

Presiden RI:
Hmm?

Wartawan:
Masuk PSN kan, Pak?

Presiden RI:
Apanya?

Wartawan:
Untuk terminal, perluasan terminal ini masuk PSN kan, Pak?

Presiden RI:
Terminal dibangun oleh, oleh, oleh, oleh Angkasa Pura. Perpanjangan runway oleh Menteri Perhubungan, beda-beda. Ini yang mau kita ketemukan, ya. Nanti misalnya jalan lingkar oleh Menteri PU, kawasan wisatanya nanti bisa oleh Menteri PU, ya? Udah cukup, cukup, cukup, cukup, ya.

Wartawan:
Pak, perbatasan Miangas-Marore Pak, bagaimana itu Pak, daerah itu kan dijaga terdepan?

Presiden RI:
Ya, kan sudah dibangun airport kan, udah 4 tahun yang lalu, jalan lingkarnya juga sudah.