Penyerahan Sertifikat Tanah Untuk Rakyat Se-Indonesia

Selasa, 5 Januari 2021
Istana Negara, Jakarta

Bismillahirahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati, Menteri ATR (Agraria dan Tata Ruang)/Kepala BPN (Badan Pertanahan Nasional);
Yang saya hormati, Kepala Staf Kepresidenan;
Yang saya hormati para Gubernur, Bupati dan Wali Kota yang hadir secara virtual;
Yang saya hormati para Kakanwil (Kepala Kantor Wilayah) dan Kepala Kantor Pertanahan di provinsi, kabupaten, dan kota;
Bapak/Ibu penerima sertifikat, Hadirin yang saya hormati.

Hari ini saya akan menyerahkan 584.407 sertifikat tanah di 26 provinsi dan 273 kabupaten/kota. Dan betul-betul sertifikat itu saya ingin agar sudah dipegang semuanya. Sudah dipegang semuanya? Coba tunjukkan. Yang di layar juga ditunjukkan, betul-betul sudah diterima? Ya, meskipun kecil-kecil saya lihat sertifikatnya sudah dipegang semuanya, di layar, di sini kelihatan semuanya.

Penyerahan sertifikat tanah ini adalah komitmen yang sudah berulang kali saya sampaikan, komitmen pemerintah untuk terus mempercepat penyertifikatan tanah seluruh Tanah Air, di seluruh Indonesia. Tadi Pak Menteri (ATR/BPN) menyampaikan bahwa target di (tahun) 2020 sebetulnya 1 juta (sertifikat), tapi karena adanya pandemi realisasinya bisa 6,8 juta sertifikat. Alhamdulillah, masih 6,8 juta (sertifikat). Biasanya, yang dulu-dulu setahun itu hanya 500 ribu (sertifikat). Ini sudah 12 kali lipat.

Memang target yang saya berikan, memang banyak orang menyampaikan, “Ah, enggak mungkin Pak. Masa bisa 11 juta (sertifikat)?” Saya yakin kalau keadaannya normal bisa kita lakukan. Karena yang sebelum-sebelumnya, kita beri target 5 juta (sertifikat) bisa lebih,  (terealisasi) 6 juta (sertifikat). Ditarget 7 juta (sertifikat), (terealisasi) 8 juta (sertifikat). Karena memang target yang saya berikan memang target yang tinggi, agar apa, jangan sampai…karena hitung-hitungan saya di (tahun) 2015 itu ada 126 juta sertifikat yang harus dipegang masyarakat. Tetapi saat itu baru ada 46 juta (tanah yang sudah bersertifikat), artinya masih 80 juta (sertifikat) yang belum dipegang oleh masyarakat. Delapan puluh juta (sertifikat), saya hitung, kalau setahun hanya 500 ribu (sertifikat) berarti Bapak/Ibu harus menunggu 160 tahun untuk pegang sertifikat. Bisa bayangin? Ya, kan. Kalau setahun hanya 500 ribu (sertifikat), masih 80 juta (sertifikat yang belum diberikan), berarti butuh 160 tahun untuk selesai ini sertifikat dan dipegang oleh Bapak/Ibu semuanya.

Ada yang mau nunggu 160 tahun? Kalau ada yang mau, silakan tunjuk jari. Yang di layar tunjuk jari juga enggak apa-apa, saya beri sepeda. Enggak akan ada yang mau, penginnya pasti sertifikat ini cepat dipegang, karena ini adalah kepastian hukum, hak atas tanah yang kita miliki. Kita enggak bisa bekerja seperti yang lalu-lalu, hanya 500 ribu (sertifikat) seluruh Indonesia, enggak. Dan nyatanya BPN sekarang bisa melakukan dengan jumlah yang sangat banyak, seperti yang tadi saya sampaikan.

Coba dilihat, (tahun) 2017 kita mampu menyertifikatkan 5,4 juta (sertifikat), target saya waktu itu 5 (juta sertifikat). Kemudian (tahun) 2018 menjadi 9,3 juta (sertifikat). (Tahun) 2019, 11,2 juta (sertifikat), dan (tahun) 2020 6,8 juta (sertifikat). Artinya, memang jumlah itu, target yang saya berikan itu selalu terlampaui.

Dan saya sudah menyampaikan kepada Pak Menteri (ATR/BPN), “Pak Menteri, coba dihitung seluruh tanah ini akan selesai kapan? Sehingga seluruh masyarakat itu merasa memiliki tanah, memiliki tanah-air.” Tanahnya pegang sertifikat ini, “Wah, memiliki tanah.” Jawab Pak Menteri, “Tahun 2025, insyaallah, sudah sertifikat semuanya dipegang oleh masyarakat,” hitung-hitungan. Karena, sekali lagi, ini adalah bukti kepastian hukum atas kepemilikan tanah. Karena yang namanya sengketa tanah, konflik tanah itu setiap saya ke daerah itu selalu masuk ke telinga saya dan memang masih banyak sekali. Ada yang sudah sampai ke pengadilan, belum selesai. Artinya, Bapak/Ibu sekarang sudah memiliki hak atas kepemilikan tanah, lahan yang kita punya.

Pesan saya, simpan baik-baik ini yang namanya sertifikat tanah. Fotokopi…taruh di lemari satu, yang asli. Yang fotokopi taruh di lemari yang lainnya. Kalau hilang masih bisa diurus dengan cepat lewat fotokopi yang ada tadi.

Yag kedua, dengan sertifikat ini Bapak/Ibu semuanya bisa memakainya untuk kolateral, untuk jaminan ke bank kalau ingin meminjam uang dari bank untuk usaha. Silakan. Tapi sebelum meminjam ke bank, tolong dikalkulasi, tolong dihitung, hati-hati, bisa mengembalikan enggak? bisa menyicil enggak? bisa mengangsur enggak? Karena kalau enggak, justru sertifikat akan hilang, jadi hati-hati. Kalau sudah hitungannya masuk, “ Oh, keuntungan bisa menyicil, bisa mengangsur,” silakan ambil. Karena memang ini adalah bisa dipakai untuk kolateral atau jaminan ke perbankan atau lembaga-lembaga keuangan yang ada.

Terakhir, dalam kesempatan yang baik ini saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran Kementerian ATR/BPN, kantor wilayah, kantor pertanahan yang ada di provinsi, kabupaten, kota atas kerja keras…saya tahu bekerja pagi, siang, sore menyelesaikan… malam, target-target yang telah saya berikan. Jadi Bapak/Ibu bisa melihat tadi di layar, ke daerah, masuk ke tempat-tempat yang tidak ada jalannya, ya memang tugasnya itu. Mengusung, membawa theodolite untuk mengukur lahan-lahan yang ada. Memang kerja yang sangat berat karena negara kita ini memang negara besar, negara yang sangat besar.

Yang kedua, saya ingin menginformasikan bahwa dua hari yang lalu, kemarin juga, telah kita kirim dalam rangka untuk menangani Covid-19 ini, vaksin, ke 34 provinsi ini sudah dikirim. Tahapan pertama memang baru dikirim 700 ribu (dosis vaksin) ke daerah-daerah, sudah. Tapi stok kita kan ada 3 juta (dosis vaksin), baru dikirim ke daerah 700 ribu (dosis vaksin). Nanti akan dikirim lagi berikutnya, dikirim lagi berikutnya.

Insyaallah, minggu depan akan datang lagi 15 juta (dosis) vaksin dalam bentuk bahan baku, bulk, yang nanti akan diproduksi oleh Bio Farma sehingga juga langsung nanti jadi kirim ke daerah lagi. Untuk vaksinasi yang pertama memang prioritasnya di tenaga kesehatan, dokter, perawat yang ada di rumah sakit. Kedua, nanti TNI-Polri dan juga guru. Dan langsung juga berbarengan dengan itu juga (dengan) masyarakat.

Kita berharap dengan dimulainya vaksinasi ini kita akan bisa menangani dan mengendalikan Covid-19. Tetapi saya tetap titip kepada kita semuanya, untuk menyampaikan juga ke saudara dan tetangga-tetangga kita, rekan-rekan kita, kawan-kawan kita. Meskipun vaksinasi minggu depan sudah dimulai, saya minta untuk tetap kita waspada. Tidak lengah. Disiplin terhadap protokol kesehatan (pakai masker, cuci tangan, tidak ke tempat-tempat kerumunan/jaga jarak), karena kuncinya ada di situ sampai nanti vaksinasi ini selesai.

Karena kalau di seluruh dunia, perkiraan di seluruh dunia ini vaksinasi akan selesai (dalam) 3,5 tahun. Tapi di negara kita, inyaallah, kemarin saya mendapatkan informasi, hitung-hitungan dari Pak Menteri (Kesehatan), 15 bulan, tapi masih saya tawar kurang dari setahun harus selesai. Ini kita memang harus bekerja keras agar pandemi ini segera bisa kita atasi dan selesai, kita pulih normal kembali, beraktivitas normal seperti biasanya. Saya kira harapan kita semuanya itu.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya.