Peresmian Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas Se-Indonesia
Bismillahirahmanirahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang saya hormati Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadllu Bapak K. H. Dimyati Rois beserta Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fadllu 2 Bapak K. H. Alamuddin Dimyati Rois;
Yang saya hormati Wakil Ketua DPRI RI Bapak Muhaimin Iskandar yang hadir pada siang hari ini;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, hadir Bu Menteri Tenaga Kerja, Pak Menteri Sekretaris Negara, Bapak Menteri Agama, Bapak Menteri Pariwisata, Bapak Menteri Desa;
Coba menterinya berdiri biar para kiai dan santrinya tahu. Yang ini Pak Mensesneg. Bu Menaker sudah tahu semuanya. Pak Menteri Agama, Pak Menteri Pariwisata, Pak Menteri Desa.
Silakan duduk.
Yang saya hormati Bapak Gubernur Jawa Tengah, perlu berdiri? Kenal semua? Nggih;
Yang saya hormati Ibu Bupati Kabupaten Kendal, Para Pimpinan Balai Latihan Kerja Komunitas yang hadir, Para santri, hadirin dan undangan yang berbahagia.
Sekarang ini yang namanya persaingan, yang namanya kompetisi antar negara itu begitu sangat ketatnya. Adu ekonomi, adu pinter-pinteran antarmanusia-manusia yang ada di negara itu. Semuanya berkompetisi. Begitu sebuah negara kalah ekonominya, kalah SDM-nya, sumber daya manusianya, ya sudah. Ditinggal oleh negara lain. Dan kita tidak mau Indonesia ditinggal oleh negara lain.
Dan di tengah ekonomi dunia sekarang ini yang bergejolak, tidak pasti, banyak negara yang sudah masuk ke krisis, menuju ke krisis, ke resesi. Alhamdulillah berkat doa dan dukungan Bapak/Ibu sekalian, utamanya dari para ulama, ekonomi Indonesia tetap baik dan stabil, dan pertumbuhan masih di atas 5 persen. Ini alhamdulillah, patut kita syukuri, karena ada negara yang pertumbuhan ekonominya 7 (persen) anjlok jadi minus 1,5 (persen). Ada yang 4 (persen )anjlok jadi 0,5 (persen). Ada yang 10 (persen) anjlok jadi 6 (persen). Sehingga, sekali lagi, patut kita syukuri. Jangan kita kufur nikmat.
Yang kedua, tadi saya sampaikan, masalah sumber daya manusia. Semua negara sekarang ini memang persaingannya ada di situ. Bukan ijazahmu apa, bukan adu ijazah sekarang ini, bukan. Adu keterampilan, adu skill, adu kompetensi. Ini lah sekarang yang hampir semua negara mengasah skill, mengasah keterampilan, kejuruan diangkat. Tapi kadang-kadang di negara kita, misalnya di negara kita, ini banyak yang enggak sambung. Bank, lembaga keuangan perlu yang namanya teknisi coding, perlu yang namanya teknisi programming tapi suplainya enggak ada, karena pelatihan di situ memang sangat minim sekali.
Tanya bank, berapa yang butuh teknisi coding? Enggak ada yang menyiapkan ke sana. Tanya teknisi programming, banyak yang butuh tapi enggak ada yang menyiapkan. Oleh sebab itu yang namanya BLK Komunitas ini semoga nanti bisa menyambungkan, nggih.
Misalnya Bank Mandiri Syariah butuh teknisi programming, pondok pesantren di sini menyiapkan itu. Tek-tek-tek-tek. Oh, itu hanya paling diajari 3 bulan – 4 bulan rampung, bisa itu. Apa lagi santri-santri pinter-pinter, tekun-tekun, siapa yang enggak senang Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah BNI, Bank Syariah BRI menerima SDM yang sudah dididik, dilatih dalam (menjadi) teknisi programming maupun teknisi coding. Gampang banget masuknya.
Ini dari Bank Mandiri, Bank BNI ada semua? Butuh berapa sih sekarang teknisi coding, teknisi programming? Banyak? Cukup banyak? Iya, yang saya tanya kan pasti itu, tapi siapa yang menyiapkan ini kalau ada santrinya banyak, “Pak, kami siap Pak. jadi teknisi coding, jadi teknisi programming, siap!” Ya siap-siap, tapi yang ngajari, yang mentoringnya siapa? Ini kan perlu juga mentoring yang banyak, karena juga sulit mencari pengajar, pelatih yang menyiapkan seperti itu. Tidak mudah. Ini barang baru, sesuatu yang baru yang memang harus disiapkan.
Belum di bidang-bidang yang lainnya, seperti tadi yang sudah disampaikan oleh Bu Menteri Tenaga Kerja. Ini santri di sini yang sudah dilatih di BLK Komunitas ada ndak? Belum? Kan kita sudah mulai BLK Komunitas itu kan sudah kita coba, 50 BLK itu di 2017, 75 BLK itu di 2018. (Tahun) 2019 kurang lebih 1000, meskipun yang jadi 980-an. Nanti tahun depan 2020 lipat 2 kali, 2000.
Pertanyaan saya sekarang, pelatihnya siap enggak? Mentor-mentor siap tidak? “Siap, siap.” Coba maju siapa yang jadi mentor di sini. Mentor? Mentor? Maju, sini. Senang saya kalau mentornya yang muda-muda gini. Senang, senang, senang. Alhamdulillah. Ya, baik.
Sekarang yang santri, yang ingin dilatih keterampilannya. Tunjuk jari yang IT, atau yang apa? Ya boleh. Maju. Siapa lagi? siapa tadi yang teriak tadi? Sini. Silakan. Sudah, 3 cukup.
Ini pada kalau enggak ditanya langsung kita enggak ngerti, enggak kebuka sebetulnya tujuannya, goal-nya nanti apa. Nanti ketemu kalau sudah ditanya. Silakan dikenalkan.
Zaki:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nama saya Niam Al-Muzzaki dari Cirebon, Pesantren Assalafi, Babakan.
Presiden RI:
Siapa tadi, nama pendeknya?
Zaki:
Zaki, Pak.
Presiden RI:
Gus Zaki, ya. Gus Zaki. Jadi apa yang dilatihkan di sana? Apakah bahasa asing, atau TIK (teknologi informasi komunikasi), atau industri kreatif, atau teknik otomotif, apa?
Zaki:
Baik, di BLK Pondok Pesantren Assalafi itu tentang TIK dan program pelatihan yang pertama tentang office dasar Pak.
Presiden RI:
Office data?
Zaki:
Office dasar.
Presiden RI:
Office dasar, apa itu?
Zaki:
Jadi tentang, pelatihan tentang seperti Microsoft Word, Excel, kemudian presentasi, kemudian juga tentang bagaimana awal untuk menghidupkan komputer, karena memang pesantren itu kadang ada yang belum paham sama sekali gitu, Pak. Jadi butuh yang namanya dari para sekretaris dari tiap institusi di pesantren untuk mengenal lebih gitu Pak. biasanya kan masih tulis tangan, sekarang sudah mulai menggunakan komputer. Seperti itu.
Presiden RI:
Oke. Terus, berarti sebentar…pelatihannya berapa bulan?
Zaki:
Satu bulan, Pak.
Presiden RI:
Satu bulan? Sudah pada bisa?
Zaki:
Karena kita intensif sih Pak.
Presiden RI:
Bisa?
Zaki:
Intensif bisa, alhamdulillah Pak.
Presiden RI:
Oh, cepat banget 1 bulan. Ya misalnya dilatih 1 tahun bisa pinter banget dong? Lo, 1 bulan sudah bisa. Jadi 1 bulan ini sudah bisa apa saja?
Zaki:
Ya tentang itu, Pak. Misalnya mengetik, terus kemudian cara menghitung keuangan dengan excel begitu lo Pak. Seperti itu.
Presiden RI:
Kalau yang untuk ini belum dilakukan? Misalnya teknisi coding, teknisi programming belum masuk ke sana?
Zaki:
Kita baru 1 paket, mungkin di 2020 kita sudah akan ke sana Pak.
Presiden RI:
Mau ke sana. Ya. Begini, sebelum melatih itu tanya penggunanya. Penggunanya siapa? Tanya Bank BNI, tanya butuhnya apa. Teknisi coding jangan diajarkan yang excel, misalnya, gitu lo. Tanya, yang dibutuhkan apa BRI? Oh, teknisi programming, itu yang disiapkan. Jadi sesuai dengan, sambung dengan dari lembaga yang ingin, institusi yang ingin menggunakan. Jangan diajari semuanya, misalnya urusan teknik las. Wah, setiap bulan keluar lulusan teknik las-teknik las. Apa mau ngelas semuanya? Yang dilas itu siapa? Ditanyakan dulu industri membutuhkan apa, perbankan syariah membutuhkan apa, baru itu dimulai pelatihannya. Tapi saya kira tadi, saya senang, sebulan sudah bisa ini, ini, ini. Sudah bagus sekali, bagus sekali. Saya kira tinggal dilanjutkan, sarannya apa Gus Zaki?
Zaki:
Untuk saran, memang perlu ditingkatkan tentang bagaimana materi-materi itu bisa dikuatkan, Pak. Kadang kan kita materi itu belum secara lengkap, misalnya materi kita baru excel, kemudian kemarin itu pelatihan tentang desain, dan itu belum cukup banyak gitu Pak. Jadi apa yang saya dapatkan ya itu yang saya ajarkan, seperti itu Pak.
Presiden RI:
Nggih, nangkep-nangkep-nangkep. Memang ini banyak barang-barang baru, sekarang ini. Kita tahu yang ini memang harus disiapkan. Biar kita tahu apa itu AI (artificial intelligence). Tahu bagaimana big data dan mengolahnya, analisis data itu seperti apa. Bagaimana internet of things. Ya memang harus mulai kesana apabila kita harus mengejar, bisa berkompetisi dengan negara-negara lain.
Kemudian yang bahasa, saya juga titip, kita harus bisa men-forecast kira-kira yang dibutuhkan bahasa yang mana, kalau bahasa Arab saya kira semua santri jago-jago, enggak ada yang ngalahin. Yang lain, tadi saya disampaikan oleh Gus Salam, “Pak kalau di Al-Fadllu ada juga bahasa mandarin yang pengin dikerjakan secara masif. Kemudian bahasa inggris, dikerjakan secara masif.” Hal-hal seperti itu disesuaikan dan dihitung dengan kira-kira apa yang dibutuhkan di dunia industri, di dunia usaha maupun kalau pengin mandiri dalam dunia usaha.
Silakan dikenalkan dulu.
Farkhan:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nama saya Ahmad Farkhan Ramadhan dari Pondok Pesantren Khas Kempek, Cirebon.
Presiden RI:
Cirebon. Panggilannya tadi?
Farkhan:
Panggilannya Farkhan.
Presiden RI :
Mas Farkhan tadi sudah diajari apa di BLK Komunitas?
Farkhan:
Diajari desain grafis.
Presiden RI :
Desain grafis, Desain grafis itu apa? Ceritain. “Pak saya diajari desain grafis ini-ini-ini, sekarang saya bisa ini,” Gitu. Siapa tahu nanti ada perusahaan-perusahaan besar yang pengin desain grafis dari pondok pesantren.
Farkhan:
Ya, awalnya santri itu masih minimal, masih sedikit yang bisa desain grafis. Ya kayak Photoshop, kemudian CorelDraw, dan Adobe Illustrator itu minim sekali yang bisa. Setelah saya ikut pelatihan BLK itu ya alhamdulillah bisa walaupun itu setengah-setengah.
Presiden RI:
Lo, kok setengah-setengah? Bisa kok setengah-setengah, belum bisa namanya itu! Bisa setengah-setengah? Bisa 100 persen gitu dong. Bisa (kok) setengah-setengah? Gimana panjenengan niku?
Farkhan:
Seratus persennya kita bisa pelajari lagi sendiri, ada (video) Youtube kan banyak.
Presiden RI:
Oh, belajar sendiri. Artinya itu basic dasarnya sudah.
Tadi diceritain desain grafis itu apa, kayak apa? Nanti saya bisa ini, bisa ini, biar santri-santri yang lain tahu.
Farkhan:
Ya desain grafis itu adalah mendesain suatu yang grafis.
Presiden RI:
Desain grafis itu mendesain yang grafis… Oke.
Farkhan:
Seperti kita mendesain background.
Presiden RI:
Mendesain background. Oke, terus?
Farkhan:
Kemasan, leaflet, brosur, kemudian kita bikin logo. Dan kita pertama belajar itu bikin logo Kemenaker…
Presiden RI:
Desain grafis itu banyak sekali, tadi sudah di sampaikan mendesain logo, mendesain background. Apa lagi? Mendesain kemasan, kalau punya barang kemasannya enggak baik dibuat kemasan yang baik. Tapi didesain, bukan langsung dimasukkan ke plastik, didesain. Ini sekarang jadi desainernya ada di sini. Kira-kira itu. Berarti sudah…., misalnya saya minta tolong didesainkan kemasan produk, ya kan, saya punya barang, dikemas, kemudian didesainkan mereknya, namanya, itu sudah bisa? Warnanya bisa?
Farkhan:
Iya bisa. Pertama kita harus kesepakatan lewat design brief dulu. Kesepakatan antara desainer dengan client itu…
Presiden RI:
Wah, ini mulai kelihatan pinter banget sekarang. Terus-terus…
Farkhan:
Ya setelah itu, design brief. Ketika sudah sepakat maka MoU (memorandum of understanding) dan kita…
Presiden RI:
Ini sudah…, ini yang benar gini ini. Praktek dan kelihatan ini yang sebenarnya yang kita butuhkan, ini kayak gini tadi. Nggih, sudah.
Ya meskipun yang namanya mendesain itu memang melatih itu melatih keterampilan. Warna, harus punya feeling, warnanya apa. Hurufnya besar atau kecil. Lurus atau belok, atau melengkung, sudah kelihatan? Sudah? Oke. Dapat satu lah, dapat satu ini, sudah.
Silakan Mbak, kenalkan dulu.
Lisa Maulida:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Presiden RI:
Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
Lisa Maulida:
Nama saya Lisa Maulida
Presiden RI:
Panggilannya?
Lisa Maulida:
Panggilannya Lisa.
Presiden RI:
Lisa, Mbak Lisa. Ya.
Lisa Maulida:
Dari Pondok Pesantren Al-Hidayat, Magelang.
Presiden RI:
Al-Hidayat di Magelang. Ya. Sudah diajari apa saja di BLK Komunitas?
Lisa Maulida:
Sebenarnya BLK Komunitas di tempat kami belum dimulai.
Presiden RI:
Lha tadi maju ngapain? Masa saya suruh cerita gitu? Oke, enggak apa-apa. Belum dimulai ya sudah. Terus, kalau gitu penginnya seperti apa, sudah? Enggak apa-apa.
Lisa Maulida:
Tapi sebulan ini itu sudah dimulai sendiri.
Presiden RI:
Bangunan BLK nya sudah ada? yang di dalamnya ada apanya?
Lisa Maulida:
Dalamnya sudah komplet,
Presiden RI:
Komplet, apa itu?
Lisa Maulida:
Mesin, jadi kita BLK Komunitas menjahit.
Presiden RI:
Mesin apa itu? Menjahit, berarti di situ ada mesin-mesin jahit. Oke, terus?
Lisa Maulida:
Mesin jahit, terus meja…
Presiden RI:
Sudah diajari apa belum, belum dimulai? Oke.
Lisa Maulida:
Tapi dari pelatih kita itu sudah memulai sendiri. Dan kami para santri…
Presiden RI:
Mulai sendiri? Menjahit sendiri-sendiri? Benar?
Lisa Maulida:
Dari santri sendiri sudah mempunyai semangat untuk memulai.
Presiden RI:
Oke, baik. Yang penting memang semangatnya ada. Tapi nanti memang lebih baik, Bu Menteri (Menaker), kalau ini disambungkan dengan desainer, disambungkan dengan industri garmen, disambungkan dengan industri TPT (tekstil dan produk tekstil) biar sambung. Artinya kalau sudah belajar di situ itu benar-benar yang pengin jadi desainer artinya bisa. Yang pengin masuk ke industri garmen juga bisa. Jangan sampai belajar sendiri, nanti jahit-jahit…, ya sudah.
Saya kira saya nangkep, saya nangkep. Semangatnya ada, yang sudah jadi ada, mentornya juga ada, saya kira komplet, terima kasih.
Oh, sebentar itu ke sana dulu. Ke sana dulu. Ini ke sana dulu. Gimana? Oh, ini-ini-ini. Kembali lagi. Ini Pak Zaki. Ini, ya. Ini foto yang di sini tadi kan baru 5 menit kan, fotonya sudah jadi ini. Ini yang saya sering bilang yang namanya kecepatan. Ke depan itu bukan negara besar mengalahkan negara kecil, bukan negara gede mengalahkan negara kecil, bukan. Tapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Sehingga kecepatan dalam setiap bekerja sekarang ini diperlukan. Ini contoh kecepatannya itu. Baru di sini 5 menit, fotonya sudah jadi, silakan.
Sebentar, sebentar, sebentar. Saya tambahi sepeda, sudah. Sepedanya di sana, di sana diambil dulu, sepedanya di sana, diambil.
Saya melihat ini adalah awal, memang ini baru awal. Dan saya sampaikan bahwa tahun 2019 yang dibangun kurang lebih 1000. Tahun depan, 2020, akan dibangun 2000 lagi BLK Komunitas. Dan yang paling penting secara riil, nyata itu BLK ini betul-betul harus hidup dan menghasilkan SDM-SDM yang baik dari pondok pesantren yang kita miliki, goal-nya harus ke sana.
Kalau nanti 2000 ini benar-benar kita lihat berjalan semuanya, nanti akan kita lipat lagi menjadi 4000, insyaallah tahun depannya lagi. Karena kita memiliki 29 ribu pondok pesantren di seluruh Tanah Air, banyak sekali.
Saya rasa itu yang saya bisa sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Saya yakin kalau training oleh BLK Komunitas ini baik, berjalan baik, akan bisa bersinergi, bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan, dengan perbankan syariah, dengan perbankan lembaga keuangan. Dan dengan cara itu kita berharap BLK Komunitas bisa menjadi tempat dimana pembangunan sumber daya manusia Indonesia itu dimulai.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan, terima kasih.
Saya tutup.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.